Chelsea menang tipis 1-0 atas Leeds United. Sebagian suporter menyambut gembira. Akan tetapi, tak sedikit pula yang menyayangkan.
Ada yang sedikit janggal didengar ketika para pemain Chelsea baru saja merayakan gol Wesley Fofana di laga kontra Leeds United, Sabtu (4/3). Gol sundulan yang berawal dari sepak pojok tersebut mengakhiri periode paceklik gol yang sempat melanda Chelsea hingga 396 menit lamanya.
Tak heran begitu bola sundulan Fofana menembus gawang Leeds, publik Stamford Bridge bersorak kegirangan. Namun, kurang dari semenit kemudian – saat hingar bingar mulai sedikit mereda – mulailah terdengar sesuatu yang agak janggal di telinga.
Sebagian pendukung tuan rumah kompak melantunkan chant yang berbunyi: “We’ve scored a goal, we’ve scored a goal,”
Media-media Inggris menulis bahwa chant tersebut merupakan salah satu bentuk sindiran dari para suporter akan buruknya performa tim di bawah komando Graham Potter.
Pada akhirnya, Chelsea memang sukses meraih tiga poin dari Leeds. Kemenangan yang begitu dirindukan Potter karena sebelumnya, ia cuma bisa menyumbang satu kemenangan dari 10 laga yang dijalani Chelsea sejak pergantian tahun. Akan tetapi, para fan seakan masih tetap kurang puas, terutama jika mengacu pada produktivitas tim.
Kemenangan tipis satu gol kurang dianggap sebagai obat pelipur lara yang manjur. Catat pula bahwa gol Fofana tersebut juga merupakan gol pertama Chelsea di empat laga terakhir atau gol kelima dari 12 laga yang telah dilangsungkan di sepanjang tahun 2023.
Situs BBC bahkan mengulas bahwa jika dihitung sejak November 2022 silam, Chelsea menjadi tim dengan koleksi gol terendah kedua (setelah Everton) karena hanya mampu mengoleksi tujuh gol.
“Masalah Chelsea belum tuntas hanya karena menang dari Leeds. Tak ada yang meyakinkan dari permainan mereka. Chelsea bakal terus menderita di beberapa laga ke depan karena nampak jelas bahwa mereka masih bermasalah dalam hal produktivitas tim,” ujar eks gelandang Liverpool yang kini menjadi salah satu pundit di BBC, Danny Murphy.
Dalam salah satu liputannya usai laga, BBC bahkan menggambarkan bagaimana fan Chelsea agak terbelah soal kemenangan atas Leeds.
Salah satu buktinya, chant “We’ve scored a goal, we’ve scored a goal,” masih menggema saat para suporter keluar dari stadion. Mereka seakan menyoroti strategi Potter yang terkesan lebih mencari aman dengan menerapkan strategi lebih defensif saat sudah unggul 1-0.
“Kami memiliki banyak pemain bagus dan mereka hanya butuh ditaruh di posisi yang tepat. Masalahnya, strategi Potter sangat negatif dan itu terlihat di laga tadi, terutama dari pergantian pemain yang ia lakukan,” ujar salah satu fan yang diwawancari BBC, Jo O’Gorman.
“Ia menarik keluar Sterling dan Felix untuk kemudian memasukkan dua gelandang tengah. Kami paham bahwa ia harus mempertahankan keunggulan, tapi banyak cara lain yang bisa dilakukan ketimbang hanya berupaya untuk tampil lebih defensif,” timpal fan Chelsea lainnya, Paul Stephens.
Sebagian fan yang sudah terlanjur kecewa dengan hasil kerja Potter memang menyayangkan kemenangan dari Leeds tersebut. Pasalnya, mereka sudah kandung berharap agar Potter didepak dari tim.
Gambaran serupa juga begitu kentara di media sosial. Dari sejumlah unggahan terkait kemenangan atas Leeds di akun resmi Instagram Chelsea, tak sedikit komentar miring yang muncul.
“Kemenangan rasa kekalahan #PotterOut,” tulis salah satu fan.
“Bagi kami yang ingin agar Potter keluar, ini bukanlah hasil yang kami harapkan,” tulis akun lainnya.
Media-media Inggris mengulas bahwa posisi Potter memang tak sepenuhnya langsung aman kendati menang dari Leeds.
Ujian berikutnya bagi sang pelatih sudah menanti di depan mata, yakni memperpanjang langkah Chelsea di ajang Liga Champions (leg kedua babak 16 besar) tengah pekan ini. Pasalnya, Chelsea takluk 0-1 dari Borussia Dortmund di leg pertama.
Jika Potter mampu membalikkan keadaan, mungkin saja kariernya di Chelsea akan diperpanjang. Namun, jika Chelsea gagal melangkah ke delapan besar, Potter harus kembali siap menjadi sasaran tembak.
Sejumlah nama calon pengganti Potter bahkan sudah beredar di media-media Inggris sejak beberapa pekan terakhir, mulai dari Mauricio Pochenttino, Zinedine Zidane, hingga isu soal bakal kembalinya Jose Mourinho ke Stamford Bridge.