Saat menjamu PSG di leg kedua 16 Besar Liga Champion, Bayern Munchen tidak akan menyia-nyiakan keuntungan besar dari duel sebelumnya. Lawan juga tengah limbung.
Pada leg 2 nanti, Bayern dan PSG akan bertemu untuk ke-13 kalinya di Liga Champion. Bayern pun menjadi lawan tersering yang dihadapi PSG di kompetisi akbar Eropa ini.
Bayern berkesempatan besar memaksimalkan keuntungan saat menjamu lawannya itu. Pasukan Julian Nagelsmann bisa membawa pulang kemenangan dari leg pertama di Paris.
Dari 22 kesempatan, hanya dua kali raksasa Jerman itu tersingkir setelah mendapatkan keuntungan berupa kemenangan tandang leg pertama. Nasib buruk itu sudah terjadi lama, yakni saat Bayern disingkirkan oleh Madrid di perempat final 2001/02 dan oleh Inter di 16 Besar 2010/11.
Seperti halnya tim-tim asal Jerman, Bayern semakin konsisten dari hari ke hari. Mereka masih memuncaki klasemen Bundesliga kendati ditempel ketat oleh Dortmund. Di Liga Champion, performa mapan Die Roten di fase grup bisa berlanjut dengan keuntungan dari kandang klub bertabur bintang, PSG.
Skuad yang sebenarnya tak kalah dalam bila dibandingkan dengan lawan juga menjadi kelebihan Munchen. Si Merah memiliki tenaga-tenaga mumpuni yang bisa merepotkan hingga menaklukkan tim mana pun.
Jamal Musiala telah bersinar saat usianya baru menginjak 20 tahun. Musim ini di semua kompetisi, ia telah terlibat dalam 26 gol Munchen, 15 di antaranya berupa gol. Masih ada Serge Gnabry yang berpartisipasi pada 21 gol klubnya, diikuti Eric Choupo-Moting (20) dan Leroy Sane (17). Bayern juga menyambut pulihnya Sadio Mane dari cedera untuk menambah pilihan ofensif.
Di sisi lain, PSG jelas akan berupaya untuk membalikkan ketertertinggalan satu gol. Sayangnya bagi PSG, sebuah gol lawan itu tercipta di Parc des Princes, stadion kebanggaan di Paris. Meski demikian, PSG tidak punya pilihan selain menyerang.
“Mereka membutuhkan setidaknya satu gol untuk menyeimbangkan keadaan. Mereka akan menekan sejak start,” ucap Nagelsmann seperti dikutip dari situs klub.
Sebuah tanda kepayahan PSG bisa dimanfaatkan Bayern. Bila pada 2022 hanya kalah empat kali, pada 2023 yang bulan ketiganya baru berjalan beberapa hari ini sudah diwarnai lima kekalahan Les Parisiens.
Selain kekalahan di leg 1, tiga dari lima kekalahan itu terjadi di Ligue 1. PSG memang masih memuncaki klasemen liga, tapi dominasi mereka tampak terus tergerus.
Ambisi terbesar klub dengan pemilik kaya raya itu tak lain terletak di Liga Champion. Kans pasukan besutan Christophe Galtier itu untuk melaju ke perempat final tampak mungil karena kekalahan laga pertama di rumah tersebut.
Bila Bayern jarang terpeleset di kandang usai menang di leg 1, PSG sebaliknya kurang didukung sejarah dari posisi tidak menguntungkan saat melawat di leg 2. Dari enam kekalahan di leg 1 fase gugur Liga Champion selama 19 musim partisipasi, hanya sekali Les Rouge-et-Bleu bisa lolos, yakni dari 16 Besar LC 2019/20.
Dalam laga, PSG akan mengincar gol penting yang bisa menyamakan agregat. Amunisi Si Merah Biru cukup besar dengan nama-nama besar.
Bisa jadi Lionel Messi akan kembali menunjukkan magisnya saat dibutuhkan. Gol krusial itu bisa dibuat Messi sambil menorehkan catatan hiburan pribadi.
Kapten Argentina itu tinggal sedikit lagi untuk menjadi pencetak 50 gol fase gugur. Saat ini, Messi sudah mengukir 49 gol dari 76 penampilan di fase knock-out. Catatannya hanya kalah dari Cristiano Ronaldo dengan koleksi 67 gol dari 85 pertandingan.
Peluang Messi mencetak gol bisa disokong rekor bagus menghadapi klub Jerman di Liga Champion. Torehan 19 gol eks bintang Barcelona itu ke gawang wakil Jerman hanya kalah dari 28 gol milik Ronaldo. Khusus di PSG menghadapi Bayern, Messi sudah empat kali menjebol gawang klub Bavaria itu, terbanyak bersama Neymar.
Seorang lagi yang akan perlu diwaspadai Bayern adalah Kylian Mbappe. Penyerang Prancis itu mengincar predikat pemain pertama yang mencetak gol di Allianz Arena tiga partai berturut-turut.
Mbappe dicadangkan di laga pertama. Permainan PSG, menurut Nagelsmann, segera berubah setelah bintang Prancis itu masuk. Pelatih Bayern itu mengatakan timnya akan mencoba meredam Mbappe.
“Kami akan menghadapi lawan saat mereka menguasai bola dan berkonsentrasi sejak awal laga. Yang kami perlukan di leg kedua adalah mencegah mereka memanfaatkan kecepatan,” tutur Nagelsmann.
Trisula Messi-Neymar-Mbappe memang merupakan andalan PSG. Sayang, trio itu tidak bisa tampil bersama karena Neymar mesti absen sampai akhir musim karena cedera engkel yang mendera pada akhir minggu lalu.
Padahal, ketiga pemain menampilkan kerja sama apik sepanjang musim. Mbappe terlibat dalam 37 gol PSG, dengan koleksi 30 gol. Neymar dan Messi terlibat di 34 gol PSG dan sama-sama mengukir 18 gol.
Daya gedor PSG tanpa Neymar sangat mungkin akan menurun. Momen cedera yang tidak tepat membuat kans lolos Les Parisiens semakin kecil.