Bayern Munchen mengempaskan PSG dari perdelapan final Liga Champion. Bayern menambah dua gol lagi dari leg 2 di kandang pada Rabu (8/3) untuk menunjukkan dominasi.
Babak pertama yang berakhir tanpa gol mungkin mengisyaratkan perimbangan kekuatan. Akan tetapi, Bayern memperlihatkan perbedaan perihal ketajaman di babak kedua.
Secara keseluruhan Bayern tampil efektif. Jamal Musiala tampil sebagai motor permainan Bayern petang itu. Leon Goretzka tampil tangguh hingga tidak segan melakukan kontak bahu untuk menghentikan Lionel Messi. Pemain gaek, Thomas Muller, juga tampil mengesankan setelah dianggap mulai habis.
Berikut ini tujuh bahan buat diperbincangkan dari leg 2 di Munchen, plus sebuah dari London Utara.
Perbaikan paruh kedua
Skor kacamata di babak pertama bisa menghidupkan asa PSG. Namun, Die Roten akhirnya bisa mencetak dua gol pada paruh kedua untuk menunjukkan peningkatan krusial pada leg 2 ini.
Dua gol tercipta, masing-masing melalui Eric Choupo-Moting pada menit ke-61 meneruskan assist Goretzka dan Serge Gnabry dari operan Joao Cancelo.
“Di babak pertama, kami tidak melakukan apa yang telah dibicarakan sebelumnya. Terlalu banyak ruang untuk lawan. Pertahanan kami lebih baik di babak kedua dan berbahaya saat menguasai bola. Pada akhirnya, kami layak menang,” ucap Nagelsmann dikutip ESPN.
Mana Mbappe?
Sebelum pertandingan, Kylian Mbappe berusaha meyakinkan bahwa PSG masih merupakan favorit dan masih berpeluang besar lolos walau tertinggal akibat kekalahan 0-1 di kandang pada leg 1. Akan tetapi, keyakinannya tidak terbukti di atas lapangan.
Penyerang Prancis yang tajam di Piala Dunia 2022 ini nyaris tidak pernah mengancam pertahanan Bayern. Repot buat PSG karena Mbappe adalah pemain tertajam mereka.
Messi minim
Kejayaan Argentina di Qatar 2022 baru beberapa bulan berlalu. Kendati tidak bisa begitu saja menyamakan, para fan PSG mungkin berharap Lionel Messi bisa mengangkat tim pada saat menentukan. Bisa dibilang Messi direkrut untuk memperbesar kans PSG menjuarai LC ini. Sang juara dunia gagal melakukannya dan bahkan nyaris tidak berkutik di dua laga perdelapan final ini.
Boleh jadi Messi melewatkan kesempatan terakhir meraih trofi LC kelimanya. Seturut kontribusi minimnya, Messi mungkin tidak akan mendapat perpanjangan kontrak dari PSG.
Mantan garang
Gol Eric Choupo-Moting petang ini merupakan gol ketiga si pemain dalam lima kesempatan bertemu dengan PSG. Seperti sudah diketahui, PSG adalah klub Choupo-Moting pada 2018-20 sebelum pindah ke Bavaria.
Choupo-Moting bukan satu-satunya mantan pemain yang tampak termotivasi saat menghadapi PSG. Kingsley Coman, pemain Parisiens pada 2013-14, sudah dua kali menjebol gawang eks klubnya itu.
Bukan materi fase gugur
Sudah menjadi rahasia umum bahwa ambisi terbesar PSG adalah mengangkat Si Kuping Lebar. Sekian banyak pemain sudah didatangkan, tapi hasilnya masih jauh dari harapan. PSG belum bisa tampil sebagai kekuatan baru di ajang ini.
PSG tidak bisa keluar dari tekanan pada saat menentukan. Nir-gol pada partai Rabu ini menjadi yang ke-10 yang dicatat PSG sepanjang partisipasi mereka di fase gugur Liga Champion.
PSG butuh Neymar
Les Parisiens boleh jadi sangat kehilangan kreativitas Neymar yang cedera pada akhir pekan lalu. Pelatih Les Rouge-et-Bleu, Christophe Galtier, secara tersirat mengakui kelesuan timnya tanpa Neymar.
“Perbedaan antara PSG dan Bayern terletak pada daya gedor. Banyak pemain penting kami yang absen di laga pertama dan kedua. Hasil ini mengecewakan. Saya yang pertama kecewa. Kami memiliki harapan tinggi di laga kedua ini,” ucap Galtier.
Denda ulah suporter
Bayern didenda 44.750 euro karena ulah suporter mereka. Yang pertama adalah karena menggelar spanduk dengan tulisan bernada ofensif. Salah satu spanduk menyerang langsung pemilik PSG dari Qatar. Kira-kira bunyinya begini setelah diterjemahkan bebas secara harfiah: “Tukang jagal kami akan memotong tangan panjang Qatar”.
Denda juga dikenakan karena gangguan suporter tuan rumah. Beberapa suporter bertopeng bersitegang dengan polisi saat memasang suar.
Ekstra dari White Hart Lane
Di laga lainnya pada Rabu (8/3), Milan melangkah ke perempat final untuk pertama kali dalam 11 tahun. Kepastian tiket ke delapan besar didapat Rossoneri setelah menahan imbang tuan rumah Tottenham tanpa gol. Agregat tetap 1-0 buat Milan.
Spurs mendapatkan peluang dari tembakan Pierre-Emile Hojbjerg pada babak kedua dan sundulan Harry Kane yang melebar. Namun, secara keseluruhan klub London Utara ini kesulitan dan akhirnya gagal mengoyak pertahanan Milan dengan penampilan tangguh terutama dari Fikayo Tomori. Kepahitan Tottenham dilengkapi dengan kartu merah Cristian Romero setelah gasakan keras terhadap Theo Hernandez.
Tottenham tinggal menyisakan peringkat keempat Premier League sebagai sasaran musim ini. Kalau gagal, mereka mesti bersiap-siap kehilangan Kane.