Begitu harus tampil dengan 10 pemain, Setan Merah tak hanya kesulitan membongkar pertahanan lawan, tapi juga beruntung tak kebobolan.
Laga kandang menjamu Southampton, Minggu (12/3), harusnya menjadi momentum tepat bagi Manchester United untuk mengembalikan kepercayaan para penggemar, terutama setelah dibantai 0-7 dari Liverpool pekan lalu.
Luka itu sebenarnya sudah sedikit terobati lewat kemenangan 4-1 Setan Merah kontra Real Betis di ajang Liga Europa tengah pekan silam. Alih-alih kembali mendapat obat pelipur lara, luka para fan justru kembali menganga karena tim kesayangan mereka hanya mampu bermain imbang 0-0 kontra Soton.
Jika mengacu pada jalannya laga, Casemiro layak disebut sebagai biang keladi. Kakinya terangkat terlalu tinggi kala berupaya menekel Carlos Alcaraz di menit 33.
Awalnya, wasit Anthony Taylor, hanya melayangkan kartu kuning untuk Casemiro. Namun, setelah meninjau kembali pelanggaran tersebut via VAR, sang wasit berubah pikiran dan mengeluarkan kartu merah.
Hukuman itu bak mengulang kejadian serupa pada awal Februari silam. Tepatnya kala gelandang asal Brasil tersebut juga harus mandi lebih awal akibat kartu merah yang diterimanya saat United menjamu Crystal Palace.
Yang sedikit membedakan, kartu merah Casemiro di laga kontra Palace tersebut baru lahir di menit 70 dan saat itu United sudah unggul 2-0. Enam menit setelah hukuman itu, Palace sempat memperkecil keadaan dan United beruntung karena masih mampu mempertahankan keunggulan 2-1 hingga laga berakhir.
Sedangkan di laga kontra Soton, kartu merah Casemiro lahir saat skor masih kacamata. Dibebankan target menang, pasukan Erik ten Haag jadi malah sulit mengembangkan permainan, khususnya setelah turun minum.
Hal itu tergambar lewat data statistik. Berdasarkan situs Flashscore, United kalah penguasaan bola dari Soton di babak kedua (39% berbanding 61%).
Selain itu, tim tamu juga mampu melepaskan tembakan lebih banyak (11 kali) dibanding United (5 kali) atau lebih dari dua kali lipat. United juga kalah di beberapa aspek lain seperti jumlah umpan sukses (115 berbanding 213) dan jumlah serangan (16 berbanding 35).
*Kredit Untuk Martinez
Dalam salah satu unggahannya di Twitter, situs lain penyuplai data statistik, Squawka, bahkan memberi kredit khusus kepada bek United, Lisandro Martinez, lantaran dianggap punya peran besar dalam meredam serangan-serangan Soton.
Bek Argentina itu menorehkan sejumlah catatan impresif semisal 100% memenangi duel udara, enam kali memenangi duel perebutan bola dengan pemain lawan, serta melakukan empat sapuan dan dua tekel krusial.
“Earn that clean sheet,” Demikianlah caption yang menyertai unggahan soal penampilan Martinez tersebut.
Contoh lain, situs Whoscored, juga memberikan nilai rating penampilan 7,1 untuk Martinez. Nilai itu merupakan yang tertinggi ketiga dibanding rekan-rekan setimnya. Rating serupa juga dialamatkan kepada dua sumber serangan United di laga tersebut, Bruno Fernandes dan Jadon Sancho.
*Catatan Hitam Casemiro
Kembali ke soal hukuman kartu merah Casemiro. Ia kini menjadi pemain pertama United yang menerima dua kartu merah dalam satu musim setelah catatan buruk serupa yang dibuat Nemanja Vidic pada musim 2013/14.
Koleksi dua kartu merah Casemiro itu juga mengantarkannya kepada hukuman skorsing empat laga ke depan di kancah domestik. Yang terdekat adalah laga perempat final Piala FA kontra Fulham (19/3). Setelah itu, ia juga akan absen di tiga laga lanjutan Premier League kontra Newcastle, Brentford, dan Everton. Dengan demikian, Casemiro berarti baru akan kembali tampil saat bertandang ke Nottingham Forest pada 15 April mendatang.
Daily Mail melansir bahwa hukuman dua kartu merah Casemiro selama berseragam United, sudah setara dengen jumlah hukuman serupa yang diterimanya selama sembilan musim membela Real Madrid.
Dalam wawancaranya dengan Sky Sports usai laga, kiper United, David De Gea, menuturkan bahwa rekannya tersebut sebenarnya tak memiliki niat untuk menjegal Alcaraz secara berlebihan.
“Casemiro hanya kurang beruntung. Ia berupaya untuk menghalau bola, hanya memang kakinya mengangkat terlalu tinggi. Wasit harus lebih konsisten karena terkandang mereka hanya memberikan kartu kuning untuk pelanggaran seperti itu,” ujar De Gea.