Saat bersua sesama tim unggulan, Belanda kalah agresif dibanding lawan. Ketika sudah agresif kala bersua tim non-unggulan, masalah baru lainnya justru muncul, yakni soal efektivitas peluang.
Belanda termasuk salah satu tim yang penampilannya tak terlalu menjanjikan di fase awal Kualifikasi Piala Eropa 2024. Dari dua laga yang telah dijalani, mereka takluk 0-4 dari Prancis di laga pembuka.
Setelah kekalahan tersebut, Belanda “hanya” menang 3-0 dari tim kecil, Gibraltar. Padahal, di dua pertemuan sebelumnya kontra Gibraltar, De Oranje selalu berpesta gol lewat kemenangan 7-0 dan 6-0.
Lantas, apa yang sebenarnya tengah menimpa Belanda? Mengapa produktivitas mereka tampak semenjana? Mari kita bedah per laga.
Saat takluk dari Prancis, penampilan Belanda sebenarnya tak terlalu buruk. Mengacu pada data statistik, skuat asuhan Ronald Koeman masih lebih sedikit unggul dalam persentase penguasaan bola (55% berbanding 45%).
Hanya saja, persentase penguasaan bola itu tak lantas membuat De Oranje bisa leluasa menekan Les Blues. Sebaliknya, Kylian Mbappe dkk. justru lebih banyak mengancam gawang lewat 12 tembakan. Sebanyak delapan di antaranya on target dan empat yang akhirnya bersarang ke gawang Belanda. Bandingkan dengan Belanda yang hanya melepas 11 tembakan, lima yang on-target, tapi tak satupun yang berbuah gol.
Salah satu masalah Belanda di laga kontra Prancis adalah minimnya agresivitas lini serang mereka. Selain kalah jumlah peluang, ternyata hanya Memphis Depay yang paling aktif mengancam gawang lawan. Dilansir dari situs Whoscored, Depay melepaskan enam tembakan ke gawang Prancis, sudah termasuk eksekusinya yang gagal dari titik putih.
Di laga itu, setidaknya ada empat personil lini ofensif Belanda selain Depay yang diturunkan Koeman, yakni Donyell Malen, Cody Gakpo, Steven Berghuis, dan Wout Weghorst. Akan tetapi, tak satu pun dari mereka yang berhasil melepaskan lebih dari satu tembakan ke gawang Prancis. (*lihat boks data)
Maju ke laga berikutnya kontra Gibraltar. Kekalahan telak 0-4 dari Prancis, membuat Belanda dituntut menang besar sebagai obat pelipur lara. Pada akhirnya, Depay dkk. memang menang 3-0. Namun, skor itu belum menggambarkan dominasi Belanda atas sang lawan.
Berkaca dari rekor pertemuan, Belanda sebelumya, sudah dua kali bersua Gibraltar dan selalu pesta gol 7-0 dan 6-0. Belum lagi di laga ini, Gibraltar sempat tampil hanya dengan 10 pemain di sekitar 30 menit terakhir. Keuntungan itu hanya berbuah satu gol tambahan. Alhasil, kemenangan tiga gol dirasa masih jauh dari harapan publik Negeri Kincir Angin.
Dari tiga gol tersebut, lini serang Belanda juga tak banyak berkontribusi. Hanya nama Depay yang mewakili di scoresheet, sedangkan dua gol lainnya lahir lewat pemain bertahan, Nathan Ake. Bek Manchester City itu bahkan tercatat sebagai pemain yang paling banyak mengkreasi peluang di laga tersebut versi Squawka.
Koeman sebenarnya tetap menurunkan komposisi lini serang terbaiknya di laga ini. Dari lima bintang yang tampil kontra Prancis, yakni Depay, Berghuis, Weghorst, Malen, dan Gakpo, seluruhnya kembali mendapat menit tampil kontra Gibraltar. Termasuk pula rising star asal PSV Eindhoven yang dipercaya tampil sejak menit awal, Xavi Simons.
Stok lini serang tersebut bukannya tidak berkontribusi, melainkan tumpul dalam memaksimalkan peluang. Belanda padahal melepas 51 tembakan ke gawang Gibraltar. Jumlah itu termasuk yang terbanyak sepanjang sejarah. Dari 51 kesempatan itu, hanya 11 yang on target dan tiga yang menjadi gol. Jika dikalkulasi, efektivitas tembakan Belanda berarti tak sampai 1%.
Weghorst menjadi salah satu pemain yang paling dikritik habis. Pasalnya, ia menorehkan jumlah tembakan terbanyak (9 kali) namun tetap gagal membobol gawang Gibraltar. Tertuduh berikutnya adalah Depay. Ia melepaskan total sembilan tembakan di dua laga kontra Prancis dan Gibraltar. Akan tetapi, hanya satu gol yang ia sumbangkan di laga tersebut.
Selain Depay dan Weghorst, Berghuis juga layak dipertanyakan. Jangankan mencetak gol, untuk mengkreasi peluang saja ia jarang. Striker kawanan asal Ajax itu cuma dua kali menembak ke gawang Gibraltar dan sama sekali tak menembak ke gawang Prancis. Padahal, Berghuis selalu tampil sejak menit awal.
Dari penjabaran di atas, berarti ada yang salah di lini serang Belanda dan Koeman wajib menemukan solusinya sesegera mungkin.
===
BOKS DATA
STATISTIK SERANGAN BELANDA KE GIBRALTAR
Tembakan: 51
On target: 11
Gol: 3
*Jumlah tembakan lini serang Belanda vs Gibraltar
Weghorst: 9 kali, 0 gol
Simons: 6 kali, 0 gol
Malen: 5 kali, 0 gol
Depay: 3 kali, 1 gol
Berghuis: 2 kali, 0 gol
====
STATISTIK SERANGAN BELADA KE PRANCIS
Tembakan: 11
On target: 5
Gol: 0
*Jumlah tembakan lini serang Belanda
Depay : 6 kali
Simons: 1 kali
Weghorst: 1 kali
Malen: 0 (tidak melepaskan tembakan)
Berghuis: 0 (tidak melepaskan tembakan)