Mohamed Salah belum mau berhenti membobol gawang Liverpool. Golnya lahir sebagai pembuka laga. Manchester City sempat tersentak sebelum akhirnya balik mengurung Liverpool dan menang besar.
Laga Manchester City versus Liverpool di Etihad Stadium, Sabtu (1/4) menyajikan sedikit drama, khususnya di babak pertama. Ada lima gol yang tercipta. Empat untuk tuan rumah, satu untuk tim tamu.
Diawali dengan aksi Mohamed Salah yang berhasil melahirkan gol pembuka laga. Gol tersebut sekaligus melanjutkan hobi Salah dalam membobol gawang City musim ini. Pasalnya, City dan Liverpool sudah bersua empat kali musim ini dan nama Salah selalu masuk dalam score sheet.
Menurut Opta, Salah menjadi pemain Liverpool pertama yang berhasil mencetak gol di empat pertemuan melawan satu tim dalam semusim setelah pendahulunya, Ian Rush, yang selalu berhasil membobol gawang Everton di lima pertemuan pada musim 1986/87.
Alih-alih menguasai laga karena berhasil unggul lebih dulu, The Reds justru tertekan karena City balik menyentak. Tak sampai 10 menit dari gol Salah, tuan rumah berhasil menyamakan kedudukan lewat Julian Alvarez.
Striker Argentina itu dipasang sejak menit awal guna menggantikan bomber utama, Erling Haaland, yang absen karena cedera. Alvarez membayar kepercayaan penuh pelatih Pep Guardiola berkat kecerdikannya menyambut umpan silang Jack Grealish. Skor 1-1 dan Haaland – yang berada di tribun – sempat tersorot kamera sedang kegirangan merayakan gol rekannya tersebut.
Niat pelatih Juergen Klopp dan anak-anak asuhnya untuk bisa lebih mengimbangi permainan City di babak kedua juga pupus prematur. Pasalnya, kurang dari satu menit usai turun minum, Kevin De Bruyne sukses membalikkan keadaan menjadi 2-1 untuk tuan rumah.
Gol De Bruyne tersebut lahir saat babak kedua baru berjalan 53 detik. Menurut Opta, gol itu merupakan gol kebobolan tercepat Liverpool di babak kedua setelah mereka dibobol Sylvain Distin (Everton) pada musim 2011.
Unggul 2-1 tak membuat City mengendorkan serangan. Anak-anak asuh Guardiola malah terus mengepung Liverpool. Sebaliknya, Salah dkk. sulit keluar dari tekanan.
Sempat ada beberapa peluang Liverpool yang lahir lewat serangan balik. Akan tetapi, tak satu pun yang berujung gol. Selebihnya, Virgil van Dijk cs. lebih banyak bertahan dan menunggu diserang.
Perspektif itu sejalan dengan data statisik. Menurut Flashscore, persentase penguasaan bola City di babak kedua mencapai 77% (berbanding 23% milik Arsenal). Dominasi itu pula yang menghadirkan dua gol tambahan City lewat Ilkay Gündoğan (menit 53’) dan Grealish (74’).
Kemenangan ini sekaligus menjadi kemenangan kandang ke-100 City era Guardiola di ajang Premier League. Milestone itu dicapai Guardiola hanya dalam 128 laga di Etihad Stadium. (28 laga lainnya berakhir dengan 16 kemenangan dan 12 hasil imbang).
Pelatih asal Spanyol itu juga didaulat sebagai pelatih tercepat yang mampu menorehkan 100 kemenangan kandang di Premier League. Guardiola berhasil menyisihkan Wenger.
Sebelumnya, Wenger butuh 139 laga untuk mencapai milestone 100 kemenangan kandang tersebut. Dengan kata lain, Wenger lebih lambat 11 laga ketimbang Guardiola.
*Pengakuan senada kedua pelatih.
Dalam sesi jumpa pers usai laga, Guardiola mengaku puas dengan penampilan anak-anak asuhnya, termasuk meski sempat kebobolan lebih dulu.
“Kami tampil sempurna dari menit pertama hingga menit terakhir. Ini bahkan salah satu penampilan terbaik dalam tujuh tahun. Kami memang sempat kebobolan lebih dulu. Akan tetapi, para pemain menyadari bahwa permainan kami cukup baik sebelum dan sesudah kebobolan,“ ujar Guardiola dilansir Sky Sports.
“Tentu saja, selalu ada ancaman saat transisi permainan. Kami sedikit melakukan penyesuaian setelah turun minum. Hasilnya, kami bisa berbalik unggul dan tampil sangat stabil hingga akhir laga,” tutup Guardiola.
Di sisi lain, Klopp mengakui apa yang diutarakan Guardiola terkait dominasi City di sepanjang laga. Ia juga menyebut bahan evaluasi yang wajib diperbaiki para pemainnya.
“City memang lebih menguasai laga dan hal itu sudah sering terjadi bukan? Justru kami yang terlalu pasif, terlalu terbuka, dan banyak hal lainnya. Jika ingin meraih sesuatu di kandang City, Anda harus punya 14-15 pemain yang sedang berada dalam top form-nya,” ujar Klopp.
“Semua berjalan baik di babak pertama. Kami berhasil mencetak gol indah dan sempat bisa menambah gol lewat serangan balik yang indah. Ada pula beberapa peluang emas lain tapi kami gagal memanfaatkan. Kami beruntung City tak menambah gol lagi,” tutup Klopp.