Sepanjang bulan April ini, AC Milan dan Napoli bersua tiga kali. Milan sudah memenangi laga pertama. Akan tetapi, yang lebih menentukan justru dua laga berikutnya.
Laga trilogi, demikianlah tajuk yang disematkan media-media Italia untuk tiga kali pertemuan AC Milan versus Napoli di sepanjang bulan April ini.
Rossoneri sudah lebih dulu menyentak lewat kemenangan di pertemuan pertama, tepatnya kala menang besar 4-0 dalam kunjungan ke Diego Armando Maradona Stadium di pekan 28, Senin (3/4).
Mengacu pada peringkat di klasemen, kekalahan Napoli itu terbilang tak terlalu krusial karena mereka tetap kokoh di puncak klasemen. Hingga tulisan ini dibuat, I Partenopei masih unggul 16 poin dari tim peringkat dua, Lazio. Dalam salah satu artikelnya, Opta bahkan mengulas soal mengapa Napoli terkesan “membiarkan” laga tersebut.
Di sisi lain bagi Milan, kemenangan itu hanya sekedar menjaga posisi mereka di peringkat empat besar karena laga Serie A musim ini masih menyisakan sembilan laga.
Itu pula mengapa dua laga lanjutan trilogi Milan versus Napoli berikutnya akan jauh lebih dirasa penting lantaran kedua tim berebut tiket ke semifinal Liga Champions. Milan akan lebih dulu menjamu Napoli di San Siro pada leg pertama perempat final, Kamis (13/4).
Modal kemenangan pekan lalu setidaknya mengangkat kepercayaan diri Rafael Leao dkk. Apalagi, Napoli merupakan salah satu lawan yang sulit ditaklukkan Milan sebelum-sebelumnya.
Sebelum kemenangan empat gol tanpa balas tersebut, Milan selalu kalah di empat pertemuan sebelumnya, termasuk dua kekalahan di kandang sendiri pada 2021/22 (0-1) dan 2022/23 (1-2).
Usai menang 4-0 di kandang Napoli, pelatih Milan, Stefano Pioli, bahkan sudah langsung mengingatkan para pemainnya untuk tidak terlalu terbuai dengan kemenangan tersebut.
“Yang kami harus lakukan justru mengulangi pola bermain dan semangat bertanding seperti di Naples. Para pemain sudah membuktikan mereka bisa di sana,” ujar Pioli dilansir Football Italia.
Mengacu pada performa Milan yang masih naik turun di beberapa laga terakhir, sekedar untuk bisa menang dari Napoli meski tanpa penampilan serba meyakinkan seperti di Naples rasanya sudah lebih dari cukup. Apalagi, jika bisa kembali pesta gol. Euforia di San Siro dijamin bakal pecah.
Ini merupakan kesempatan pertama Milan bisa menatap peluang lolos ke semifinal Liga Champions setelah terakhir kali di musim 2006/07, musim di mana mereka keluar sebagai juara usai menaklukkan Liverpool 2-1.
*Kvaradona di posisi false nine.
Di sisi lain, Napoli datang ke San Siro dengan kondisi yang tak begitu baik khususnya terkait komposisi dan kesiapan pemain. Dalam sesi fatihan Senin pagi waktu Italia, trio amunisi lini serang mereka, Victor Osimhen, Giovanni Simeone, dan Giacomo Raspadori, tetap berlatih terpisah lantaran masih dalam proses pemulihan cedera.
Hasil pengamatan La Repubblica dari liputan di sesi latihan tersebut, pelatih Luciano Spalletti, bahkan sampai harus mencoba Khvicha “Kvaradona” Kvaratskhelia bermain di posisi false-nine.
Jika kondisi Osimhen-Simeone-Raspadori tak kunjung bugar 100% di hari laga, serta strategi menempatkan Kvaradona di posisi false-nine juga tak berjalan sesuai rencana, maka yang diuntungkan jelas Milan.
Napoli kurang sangar apa musim ini. Di Serie A, mereka pemuncak klasemen dengan jumlah gol terbanyak (64 gol) dan agregat gol terbaik (+45).
Di Liga Champions juga demikian. Setelah sukses sebagai juara Grup A di atas Liverpool, Ajax, dan Rangers, Napoli sejauh ini merupakan tim dengan produktivitas tertinggi berkat 25 gol. Selain itu, mereka juga tercatat sebagai tim dengan jumlah kemenangan kedua terbanyak (7 kemenangan), setelah Bayern (8 kemenangan).
Artinya, Spalletti harus memutar otak. Dalam artian, bukan lantaran karena trio penyerangnya belum fit 100% lantas catatan-catatan impresif di atas menjadi sia-sia.
Bisa mencuri hasil imbang dari San Siro rasanya sudah cukup bagi Napoli, sambil berharap pilar-pilar mereka sudah sepenuhnya bugar saat ganti menjamu Milan pada Rabu, 19 April mendatang. Bukan tidak mungkin pula klimaks dari trilogi ini bakal tersaji di sana.