Manchester City bisa menorehkan kemenangan penting di Premier League pada Sabtu (15/4) untuk memelihara tekanan buat Arsenal. Jika tidak mengalami nasib buruk, The Cityzens akan menang atas Leicester yang tengah menurun.
Perbedaan posisi kedua kubu di klasemen memperlihatkan perbedaan besar mengenai kemampuan musim ini. Man. City berada di peringkat kedua dari atas. The Foxes peringkat kedua dari bawah.
Niat Leicester jelas, yakni bertahan di Premier League. Peluang Si Rubah untuk menghindari turun divisi sebenarnya masih besar. Jarak mereka hanya dua poin dari peringkat ke-17, Everton. Wolverhampton yang berada di peringkat ke-13 pun unggul “hanya” lima poin dari Leicester.
Akan tetapi, perubahan manajemen ternyata belum memberikan pengaruh signifikan buat juara Premier League 2015/16 itu.
Setelah kalah 1-2 dari tuan rumah Crystal Palace, Leicester memutuskan untuk memberhentikan Brendan Rodgers. Adam Sadler yang menangani sementara gagal memberikan poin buat Si Rubah. Leicester kalah di kandang dari Aston Villa
Laga berikutnya juga berakhir buruk. Bournemouth, yang juga tengah berjuang keluar dari ancaman degradasi, bisa menang di King Power Stadium, kandang Leicester. Bournemouth menjauh dari zona relegasi, Si Rubah berada di peringkat ke-19.
Dean Smith ditunjuk sebagai pelatih sampai akhir musim. Langkah pertamanya mengajak Craig Shakespeare dan John Terry ke dalam staf kepelatihan tampak menjanjikan. Terry merupakan legenda Prem. Shakespeare pernah menjadi pelatih interim Leicester setelah pemecatan pelatih yang memberikan gelar, Claudio Ranieri. Dalam tugasnya ketika itu, Shakespeare menjadi pelatih Prem pertama yang bisa membawa tim menghasilkan tiga gol per laga di tiga pertandingan pertamanya. Ia juga menjadi manajer pertama yang memenangi empat pertandingan pertamanya.
“Tantangan di depan kami jelas. Namun, saya dan tim pelatih saya memiliki pengalaman, dan dengan kualitas skuad dan jumlah pertandingan tersisa, niat menghindari degradasi sangat terbuka,” ucap Smith seperti diansir ESPN.
Akan tetapi, tugas pertama Smith dan para stafnya untuk mengangkat The Foxes sangat berat. Manchester City dapat dikatakan jauh lebih superior daripada Leicester.
Dalam rangka menjaga tekanan buat Arsenal yang berada di puncak klasemen, Cityzens tidak akan ingin kehilangan poin. Tujuh kemenangan dan sekali imbang di delapan pertandingan terakhir di liga membuktikan ambisi mereka mempertahankan gelar.
Smith dan Leicester menghadapi tugas berat pada akhir pekan. Man. City jarang kehilangan poin di Etihad Stadium musim ini. Mereka baru sekali kalah dan sekali imbang di rumahnya dari 14 laga.
Peluang terbesar Leicester untuk membawa pulang poin dari Etihad Stadium bisa dibilang karena Cityzens sendiri. Fokus ke Liga Champion bisa membuat Pep Guardiola menurunkan pelapis meladeni The Foxes. Apalagi, mereka sudah unggul tiga gol dari lawan di perempat final LC, Bayern Munchen.
Hanya, para pelapis Cityzens boleh jadi tidak jauh berbeda dengan pemain utama. Pemain yang dicadangkan saat melawan Bayern seperti Riyad Mahrez, Kyle Walker, Julian Alvarez, Aymeric Laporte, dan Kalvin Phillips bukan pemain kacangan. Boleh jadi kualitas mereka lebih baik daripada penghuni tim inti Leicester.
Kabar baik buat Leicester adalah pulihnya andalan di lini tengah, Youri Tielemans. Tanpa pemain Belgia itu sejak akhir Februari karena cedera engkel, Si Rubah hanya mendulang satu poin enam laga liga plus disingkirkan Blackburn di Piala FA.
Namun, dengan Tielemans sekalipun, Leicester masih belum mampu meraih angka di Etihad Stadium. Dalam kondisi lemah seperti sekarang, Si Rubah sulit berharap bisa memperbaiki torehan tandang mereka ke sana. Leicester kalah lima kali dari enam lawatan terakhir mereka ke sana. Sebelumnya catatan buruk itu, Leicester bisa mengukir empat kemenangan dari lima laga di Etihad.
Di luar catatan jelek itu, Man. City secara keseluruhan mendominasi Leicester. Dari 126 pertemuan, Manchester Biru menang 65 kali, sementara Leicester hanya 32 kali.
Kiprah aktual dengan kehendak kuat di belakangnya akan menjadi patokan penting bagi yang menjagokan Cityzens. Skuad Pep Guardiola berpeluang meraih tiga gelar semusim, dan sangat berambisi melakukannya.
“Saya menikmatinya. Seperti pergi bekerja. Menang atas Leicester, peluang kami tetap hidup. Menang atas Arsenal, peluang kami tetap hidup,” ucap Guardiola seperti dikutip Leicestershire Live.