Untuk kedua kalinya dalam rentang sepekan, Arsenal gagal mempertahankan keunggulan dua gol. Akibatnya, posisi mereka di puncak klasemen makin rentan untuk digoyang.
Ada masalah baru yang harus segera dibenahi pelatih Arsenal, Mikel Arteta, dari hasil imbang 2-2 yang diraih timnya kala bertandang ke West Ham, Minggu (17/4).
Masalahnya? Hasil imbang tersebut merupakan hasil imbang kedua dalam sepekan meski sempat unggul dua gol terlebih dahulu dari lawan.
Gabriel Jesus mencetak gol pembuka saat laga versus West Ham baru berjalan tujuh menit. Gol itu menjadi gol ke sembilan Jesus di ajang Premier League musim ini. Dengan kata lain, ia sudah melampaui jumlah koleksi golnya di ajang serupa bersama Manchester City musim lalu (8 gol).
Tiga menit berselang, Arsenal menambah keunggulan berkat gol Martin Odegaard, hasil assist Gabriel Martinelli. Menurut Opta, gol tersebut merupakan gol tandang ke delapan Odegaard di ajang Premier League musim ini, sekaligus menjadi jumlah gol terbanyak yang pernah dikoleksi gelandang Arsenal dalam satu musim kompetisi.
Sedangkan bagi Martinelli selaku pemberi assist, gol tersebut membuatnya terlibat langsung dalam 10 gol Arsenal di sembilan penampilan terakhirnya lewat catatan tujuh gol dan tiga assist.
West Ham sempat memperkecil kedudukan lewat gol penalti Said Benrahma di menit 33. Skor 1-2 untuk tim tamu bertahan hingga turun minum.
Niatan membawa pulang tiga poin dari London Stadium makin kentara kala The Gunners mendapat hadiah tendangan penalti di menit 52. Namun, di situlah justru awal momen keterpurukan Arsenal.
Bukayo Saka gagal menunaikan tugas sebagai algojo. Dua menit kemudian, Jared Bowen, berhasil menyamakan kedudukan lewat gol tendangan volinya.
Arteta bahkan sampai harus melakukan lima pergantian pemain guna mengembalikan keunggulan. Akan tetapi, skor 2-2 bertahan hingga akhir laga.
Bicara soal kegagalan dalam mempertahankan keunggulan dua gol, apa yang diperlihatkan Arsenal sepekan lalu kala menghadapi Liverpool di Anfield, juga hampir sama lalainya.
Skuat Meriam London sudah unggul dua gol hanya dalam tempo kurang dari setengah jam awal laga berkat gol Martinelli dan Jesus. Akan tetapi, Liverpool berhasil membalas lewat gol Mohamed Salah, hingga akhirnya menyamakan kedudukan di menit-menit akhir berkat gol Roberto Firminho.
Menurut Squawka, ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah, di mana Arsenal gagal memetik poin penuh di dua laga beruntun meski sudah unggul dua gol.
Masalahnya bukan cuma soal tinta merah di buku sejarah klub. Ada yang jauh lebih krusial, yakni persaingan di papan klasemen untuk ke tangga juara.
Kala Arsenal hanya meraih dua poin di dua pekan terakhir, pesaing terdekat mereka, Manchester City, justru mampu mendulang poin penuh (6 poin). Akibatnya, keunggulan poin Arsenal terpangkas dari delapan poin, menjadi hanya tinggal empat poin saja.
Selisih empat poin itu bahkan masih bisa tereduksi lantaran City masih mengantongi satu laga tunda. Dengan kata lain, persaingan menuju gelar juara akan sangat berlangsung ketat dalam sisa tujuh gameweek ke depan.
Dalam rentang tersebut, masih ada beberapa lawan berat yang harus mereka hadapi. Mulai dari City selaku pesaing terdekat, lalu masih ada Chelsea, Newcastle, dan Brighton.
*Sepakat sepele
Dalam sesi jumpa pers usai laga, Arteta secara gamblang mengutarakan kekecewaannya. Ia menyoroti bagaimana para pemainnya terkesan agak santai saat sudah unggul dua gol.
“Kami memulai laga dengan sangat baik, langsung mendominasi laga, dan mencetak dua gol indah. Setelah itu, kami justru membuat kesalahan besar dengan memberi West Ham keleluasaan,” ujar Arteta di situs resmi klub.
“Kami seakan tak lagi bernafsu untuk menambah gol dan mempertahankan keunggulan lewat penguasaan bola. Alih-alih menyudahi perlawanan mereka, kami justru yang memberi West Ham harapan,” sambung Arteta.
Pernyataan serupa juga datang dari Jesus selaku pencetak gol pembuka. Menurut striker Brasil tersebut, ia dan rekan-rekannya terlalu sepele saat sudah unggul dua gol.
Sebagai eks pemain City yang mendulang beragam gelar juara, Jesus paham betul apa yang semestinya ia dan rekan-rekannya lakukan demi menjaga posisi pemuncak klasemen.
“Jelas bahwa laga berjalan 90 menit, bukan 20, atau dari kasus hari ini 30 menit. Kami sempat tampil bagus, tapi setelah itu, kami menurunkan level permainan dan hal itu tak boleh terjadi jika Anda ingin gelar juara,” ujar Jesus.