Keunggulan tiga gol Liverpool sempat berhasil dikejar Tottenham Hotspur kala kedua tim berlaga di Anfield, Minggu (30/4). Ending-nya semakin dramatis karena ada dua gol yang lahir di waktu ekstra.
The Reds hanya butuh 15 menit awal untuk tiga kali membobol gawang Spurs lewat gol-gol Curtis Jones (menit 3’), Luis Diaz (5’), dan Mohamed Salah (15’). Dalam kondisi unggul tiga gol cepat tersebut, tak sedikit yang mengira Liverpool bakal akan mudah menuntaskan laga.
Yang terjadi justru sebaliknya. Spurs – meski kalah dalam penguasaan bola – pelan-pelan mendekat. Harry Kane menjadi pemain pertama yang merubah ketertinggalan Spurs menjadi 1-3 lewat golnya di menit 39’.
Lepas turun minum, serangan Liverpool agak mengendor, sedangkan Spurs terus mengintip peluang lewat serangan balik. Momen dramatis 15 menit di awal laga ternyata kembali hadir di 15 menit akhir. Diawali gol Son Heung-Min di menit 77’, Spurs makin bernafsu menyamakan kedudukan. Momen itu akhirnya datang berkat gol Richarlison di waktu ekstra (90+3’).
Namun, Juergen Klopp dan pasukannya tak ingin para penggemar mereka pulang dari Anfield dengan kepala tertunduk. Diogo Jota sukses menjadi pahlawan kemenangan lewat gol tembakan kaki kirinya di detik-detik akhir. Menurut Opta, ada selang 99 detik antara gol Richarlison dengan gol yang dicetak Jota.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta menarik dari laga Liverpool versus Spurs.
- Liverpool, Rajanya Menang Di Injury Time
Gol Jota merupakan gol penentu kemenangan Liverpool ke-41 yang lahir di waktu ekstra (menit 90+) ajang Premier League. Gol tersebut juga membuktikan betapa Liverpool termasuk tim yang terus berjuang hingga detik-detik akhir.
Pasalnya, jumlah 41 kemenangan detik-detik akhir yang sudah ditorehkan The Reds tersebut, 11 kali lebih banyak dari jumlah kemenangan serupa yang pernah diraih tim-tim kontestan di sepanjang sejarah Premier League.
2. Terbuai Selama 75 Menit
Data statistik dari Squawka Live menunjukkan bahwa Liverpool justru agak terbuai setelah mereka unggul tiga gol di 15 menit awal.
Pasalnya, setelah gol ketiga mereka yang dicetak Salah dari titik putih, skuat Merseyside Merah tak lagi kunjung berhasil mencacatkan shot on target (SoT) ke gawang Spurs, sebelum akhirnya lahirlah gol Jota.
Di sisi lain, Spurs justru berhasil melepas empat SoT setelah tertinggal 0-3. Berhubung tiga di antaranya sukses berujung gol, berarti hanya satu SoT milik the Lilywhites yang gagal dikonversikan dengan sempurna.
3. Rekor Kurang Berarti Kane-Son
Berbekal torehan masing-masing satu gol yang dilesakkan Kane dan Son, kedua bomber Spurs itu sebenarnya juga mencatatkan rekor-rekor individual baru dalam perjalanan karier mereka.
Kita mulai dari Kane. Berhubung golnya ke gawang Liverpool semalam merupakan gol Kane yang ke-25 musim ini, Kane berarti menjadi pemain kedua setelah Alan Shearer yang mampu melesakkan 25 gol (atau lebih) dalam empat musim berbeda.
Selain itu, Kane juga tercatat sebagai pemain pertama setelah Steven Fletcher (2012) yang mampu mencetak gol di empat laga tandang secara beruntun tanpa pernah sekali pun memenangi laga-laga tersebut.
Bagaimana dengan Son? Golnya ke gawang Liverpool semalam merupakan gol ke-10 Son di Premier League musim ini. Dengan begitu, Son berarti sudah menjalani 10 musim (dari total 11 musim) di mana ia selalu berhasil mengumpulkan 10 gol atau lebih.
Namun, beragam catatan individual positif milik Kane dan Son di atas menjadi kurang begitu berarti karena tetap gagal menyelamatkan Spurs dari kekalahan di Anfield. The Lilywhites semakin terpuruk karena belum menang di empat laga terakhir dan posisi mereka sebelum laga (peringkat lima) terpaksa direbut Liverpool.
4. Salah Lewati Fowler
Berkat tambahan satu golnya ke gawang Spurs, Salah berarti sudah mengoleksi 184 gol dari total 300 penampilannya bersama Liverpool.
Bomber asal Mesir itu kini menempati peringkat keenam dalam daftar pencetak gol terbanyak Liverpool sepanjang sejarah (all-time top scorers) dan ia baru saja melewati striker legendaris Liverpool lainnya, Robbie Fowler, yang mengoleksi 183 gol dari total 369 penampilan.
5. Koleksi Kartu Kuning Richarlison
Berhubung gol penyeimbang Richarlison lahir di detik-detik akhir, striker Brasil itu tampak begitu emosional kala melakukan selebrasi. Ia sampai melepaskan jerseynya.
Aksi itu memicu wasit Paul Tierney untuk menghadiahkan kartu kuning bagi Richarlison. Menurut Squawka, jumlah kartu kuning (2 kali) yang diterima sang pemain karena selebrasi yang berlebihan, berarti lebih banyak dibanding jumlah golnya di ajang Premier League musim ini (1).
6. Spurs Termasuk Satu Dari Empat Terburuk
Musim ini, Spurs berarti sudah kebobolan 13 gol yang seluruhnya lahir dalam periode 15 menit awal laga dan angka tersebut menempatkan mereka sebagai tim keempat terburuk sepanjang sejarah Premier League.
Menurut Opta, hanya ada tiga tim yang pernah jumlah kebobolannya lebih banyak dari Liverpool dalam periode serupa (15 menit awal), yakni Wolverhampton di musim 2011/12 (kebobolan 16 gol), Ipwich di musim 1994/95 (15 gol), dan Sheffield United di musim 1993/94 (14 gol).