Pertemuan Manchester United dan Brighton beberapa kali diselingi drama gol penalti menit-menit akhir dan tren itu kembali tersaji di pertemuan terakhir kedua tim tadi malam.
Menjamu Manchester United di American Express Stadium, Jumat (5/5), Brighton akhirnya sukses memetik tiga angka berkat gol penalti menit-menit akhir Alexis Mac Allister (90+9’).
Hukuman penalti itu sempat diprotes Setan Merah. Prosesnya berawal sebuah serangan Brighton yang berujung dengan sepak pojok di sisi kiri pertahanan United.
Dari hasil sepak pojok tersebut, sempat terjadi beberapa kemelut di depan gawang United. Namun, laga kemudian sempat dihentikan lantaran ada indikasi Luke Shaw melakukan handball saat coba menghalau umpan sepak pojok Mac Allister.
Wasit Andre Marriner lantas menunjuk titik putih setelah lebih dulu meninjau ulang dari tayangan VAR. Mac Allister akhirnya sukses menunaikan tugasnya selaku algojo dan Brighton menang 1-0.
Usai laga, Shaw mengakui bahwa tangannya memang sempat menyentuh bola. Namun, ia juga menyayangkan ketidakjelian wasit dalam proses gol tersebut.
“Menit akhir dan momen akhir. Badan saya sebenarnya terbentur pemain lain. Hanya memang, tak seharusnya tangan saya terangkat hingga akhirnya tersentuh bola. Saya sendiri tak begitu mengerti kenapa itu terjadi,” ujar Shaw dilansir Sky Sports.
“Persis sebelum sepak pojok, kami seharusnya mendapat tendangan bebas. Akan tetapi, wasit tidak melihat itu sebagai pelanggaran Brighton. Saya bukannya sedang mencari pembelaan, tetapi memang begitulah adanya,” lanjut Shaw.
Setan Merah layak meradang karena hukuman penalti menit-menit akhir tersebut berujung dengan kekalahan. Akan tetapi, kondisi berkebalikan serupa justru juga pernah terjadi sebelumnya.
Kejadiannya berlangsung di tempat yang sama, kandang Brighton, pada September 2020 silam. Kala itu, justru United yang mendapat hadiah penalti menit-menit akhir. Bruno Fernandes tampil sebagai algojo dan sukses menunaikan tugasnya. United akhirnya menang 3-2 atas Brighton. Karma is real.
*Mac Allister hanya kalah ahli dari Erling Haaland
Menurut Squawka, gol penalti Mac Allister yang lahir di menit 98:16 semalam, merupakan gol penalti menit-menit akhir terkini yang lahir di ajang Premier League setelah gol penalti Fernandes ke gawang Brighton 1,5 tahun silam (99:45).
Khusus bagi United, gol penalti Mac Allister juga menjadi gol kemenangan lawan yang paling mendekati akhir pertandingan di sepanjang Premier League.
Nama Mac Allister memang jadi perhatian. Bukan sekedar karena gol penaltinya, tapi juga karena ia termasuk salah satu aktor di pertemuan pertama pada laga pembuka musim.
Kala itu, Mac Allister justru tak sengaja mencetak gol bunuh diri untuk United. Ia masih beruntung karena Brighton tetap menang (2-1), berkat dua gol Pascal Gross.
Itu pula mengapa Mac Allister tampak begitu emosinal kala merayakan golnya semalam. Padahal, penunjukkannya sebagai eksekutor penalti seharusnya tak menjadi masalah besar bagi gelandang Argentina tersebut.
Pasalnya, ia tergolong penendang penalti handal. Khusus di musim ini saja, tingkat keberhasilan Mac Allister dalam mengkonversi tendangan penalti menjadi gol bisa mencapai 100%. Dari enam kesempatan mengambil penalti, seluruhnya berhasil ia konversikan menjadi gol.
Menurut Squawka, catatan itu bahkan hanya kalah dari Erling Haaland. Bomber utama Manchester City itu sudah mengemas tujuh gol penalti dari tujuh kesempatannya maju sebagai eksekutor.