Southampton dipastikan menjadi kubu pertama yang musim ini terdegradasi dari Premier League. Kiprah The Saints musim ini menyajikan ironi.
Kekalahan dari Fulham pada Sabtu (13/5) berarti pula vonis turun divisi buat Southampton per musim depan. Kehadiran mereka di Premier League terhenti setelah 11 musim.
Carlos Vinicius memberi tekanan kepada tuan rumah dengan gol pada menit ke-48. Aleksandar Mitrovic, melakoni laga pertama setelah menjalani skorsing delapan laga karena mendorong wasit Chris Kavanagh di Piala FA, mengukir gol kedua The Cottagers yang memusnahkan asa Soton bertahan dengan sundulan keras pada menit ke-72.
Di sisi lain, Southampton tampil lesu bak tidak sedang dalam posisi genting terancam degradasi. Peluang terbaik mereka adalah gol Carlos Alcaraz yang dianulir karena offside. Kepastian relegasi pun datang setelah wasit meniup peluit akhir laga.
James Ward-Prowse mengkritik keseluruhan perjalanan klub sepanjang musim. “Sejak hari pertama pramusim sampai saat ini, standar klub ini telah merosot. Saya rasa kami tidak melakukan segalanya semampu kami, dan ini mengecewakan,” ucap sang kapten Soton kepada BBC.
Kekalahan dari Fulham merupakan kekalahan ke-24 The Saints musim ini. Angka itu merupakan yang terbanyak dalam sejarah klub di Premier League.
Penunjukan Ruben Selles sebagai pelatih ketiga musim ini setelah Ralph Hasenhuttl dan Nathan Jones, hanya sempat sesaat menaikkan harapan The Saints. Dua kemenangan dari tiga laga pertama Selles, yakni atas Chelsea di Stamford Bridge dan atas pesaing di papan bawah, Leicester, sempat mengeluarkan Soton dari zona degradasi.
Namun, sejumlah kekalahan kunci dari West Ham, Bournemouth, dan Nottingham Forest, plus hasil imbang 3-3 dengan Arsenal padahal unggul 3-1 hingga menit ke-88, menenggelamkan Soton lagi.
“Saya tidak akan membuat alasan. Ketika saya mengambil alih, saya yakin bisa membawa tim ini lolos dari degradasi, dan saya gagal. Saya adalah orang pertama yang bertanggung jawab untuk perjalanan selama tiga bulan terakhir ini,” kata Selles.
Yang menarik sekaligus ironis, Soton beberapa kali menghadirkan kejutan yang cukup merecoki jagat sepak bola Inggris musim ini.
The Saints dua kali mengalahkan Chelsea, yakni pada pekan kelima di kandang dan pada 18 Februari lalu di Stamford Bridge. Klub wilayah Hampshire ini dua kali menahan Arsenal, masing-masing di St. Mary’s pada 23 Oktober dan di Emirates Stadium pada 21 April silam. Soton musim ini juga mampu menahan imbang nirgol Man. United di Old Trafford pada 12 Maret.
Di ajang lain, Southampton adalah pengubur impian Manchester City bersaing di empat ajang musim ini. Soton menyingkirkan City di perempat final Piala Liga dengan kemenangan 2-0 pada 11 Januari.
Hasil-hasil yang terbilang mengesankan itu tak diikuti dengan torehan di kebanyakan laga. Para Santo atau Orang-orang Kudus, The Saints–seturut keberadaan awal Soton pada 137 tahun lalu sebagai klub sepak bola gereja St. Mary’s–akan tampil di Championship Division musim depan.
“Kini kami harus merefleksikan pelajaran yang kami dapat pada musim ini dan mulai bersiap dengan tantangan di Championship. Sasaran kami adalah kembali ke Premier League secepat mungkin dan memastikan diri bertahan di sana. Kami paham bahwa peningkatan signifikan dibutuhkan. Pada akhir musim, kami akan mengumumkan langkah-langkah selanjutnya,” demikian pernyataan pihak pemilik klub sejak Januari 2022, Sport Republic.
Konsorsium pemilik yang berisi beberapa investor, yakni Dragan Solak, Rasmus Ankersen, dan Henrik Kraft, mungkin sudah memperhitungkan akan kehilangan pemain-pemain andalan seperti Ward-Prowse.