Berakhir sudah derbi Milan di semifinal Liga Champions dengan Inter keluar sebagai pemenang dan berhak lolos ke final.
Satu gol yang dicetak Lautaro Martinez di menit 74’ sudah lebih dari cukup untuk menjadi pembeda leg kedua, Rabu (17/5). Gol tunggal itu mempertegas dominasi Inter atas sang rival sekota lantaran sebelumnya mengemas kemenangan 2-0 di leg pertama.
Mengacu pada data statistik Flashscore, Milan memang lebih menguasai laga lewat catatan 57% penguasaan bola (berbanding 43%). Akan tetapi, Inter justru yang lebih banyak mengancam lewat 15 tembakan yang mana empat di antaranya on target. Sebaliknya, Milan cuma membuat lima tembakan dan hanya satu yang on target.
Jebreeetmedia coba mengupas sisi lain dari fakta-fakta keberhasilan Inter dalam menyisihkan rival sekota mereka demi tiket ke final.
- Finalis berstatus runner-up grup
Inter menjadi tim pertama berstatus runner-up grup yang berhasil melangkah ke final sejak terakhir kali dua tim Inggris mengarungi petualangan serupa, yakni Liverpool dan Tottenham Hotspur di Liga Champions musim 2018/19.
Dalam lingkup selaku kontestan Serie A, Inter juga mengikuti pencapaian serupa Juventus di musim 2014/15. Sayang di laga puncak, La Vecchia Signora harus tunduk 1-3 dari tim raksasa Spanyol, Barcelona. Kala itu, Barca lolos ke final berbekal status juara Grup F yang dihuni Paris Saint-Germain, Ajax, dan APOEL.
Inter bakal menunggu hasil leg kedua antara Manchester City dan Real Madrid yang kebetulan juga berstatus sebagai juara Grup F dan G musim ini.
2. Final keenam Inter
Keberhasilan menyisihkan Milan mengantar Inter ke final keenam mereka sepanjang sejarah di zona Eropa. Terakhir kali, Nerazzurri lolos ke laga puncak di ajang benua biru pada Liga Champions 2009/10 silam.
Kala itu, Inter melaju ke final usai menyisihkan Barcelona di semifinal dengan agregat 3-2. Sedangkan di laga puncak, Inter asuhan Jose Mourinho, berhasil mengandaskan tim raksasa Jerman, Bayern Munich, dengan skor 2-0. Gol-gol Inter kala itu diborong striker mereka, Diego Milito.
3. Kalahkan Milan = Juara
Liga Champions erat kaitannya dengan faktor sejarah dan dari perspektif itu, para fan Inter boleh berharap setinggi-tingginya.
Menurut Squawka, hanya ada dua tim dalam sejarah Liga Champions yang berhasil menyisihkan AC Milan di semifinal dan kedua tim tersebut pada akhirnya bisa keluar sebagai juara.
Real Madrid melakukannya pada musim 1955/56. Satu tim lainnya adalah Barcelona di musim 2005/06. Menarik dinanti apakah laju Inter bakal berakhir layaknya kisah manis yang diukir Madrid dan Barcelona.
4. Milan tak berdaya
Kegagapan Milan menghadapi Inter tak hanya tergambar dari skor agregat 0-3 yang mereka derita, tapi juga sangat kentara dari bagaimana sulitnya mereka membobol gawang Inter.
Di sepanjang tahun 2023, kedua tim sudah empat kali bertemu dan tak sekali pun Milan berhasil membobol gawang rival sekota mereka tersebut.
Selain di dua leg semifinal ini, Milan juga gagal membobol Inter di pertemuan terakhir kedua klub di Serie A (Inter 1-0 Milan pada 6 Februari) dan di final Piala Super Italia (Inter 3-0 Milan pada 19 Januari).
Menurut Squawka, ini merupakan pertama kalinya dalam sejarah di mana Milan selalu gagal menjebol gawang Inter di empat pertemuan terakhir secara beruntun.