Sevilla akan sekali lagi mencoba mengukuhkan predikat jagoan Liga Europa atau Piala UEFA dulunya. Semifinal leg 2 pada Kamis (18/5) akan kembali memakan korban tamu di Ramon Sanchez Pizjuan.
Kalau sudah bicara Liga Europa terkait Sevilla, jangan terkecoh oleh klasemen liga. Sevillistas hanya berada di peringkat ke-10 di klasemen La Liga untuk gambaran awal musim berat mereka.
Setelah dua kali pergantian pelatih, Si Merah-Putih mulai menemukan kemapanan. Sejak 1 April, Ivan Rakitic cs. baru sekali menelan kekalahan dan sekali seri di liga dalam delapan pertandingan terakhir.
Dengan penampilan yang telah membaik terutama di bawah arahan manajer terakhir, Jose Luis Mendilibar, Seviilistas semakin favorit di Liga Europa. Klub-klub dengan tradisi bagus di Eropa sekalipun mesti berhati-hati berurusan dengan Sevilla di Liga Europa.
Di perempat final, Sevilla mengempaskan Manchester United dengan jalan yang hampir sama dengan semifinal. Yang pertama, hasil imbang saat tandang di laga pertama. Yang kedua, keuntungan tampil di leg kedua di Sanchez Pizjuan.
Stadion itu berpotensi besar menjadi kuburan buat tamu. Ancaman buat Juve adalah catatan mengesankan Sevilla di kandangnya itu di kompetisi ini. Mereka memenangi tiga leg semifinal terakhir yang digelar di rumah mereka tersebut khusus di Liga Europa.
Kalau kombinsi ditambah dengan leg 2, catatan Seviilistas lebih mengesankan. Sevilla bukan cuma enggak pernah kalah di leg 2 Liga Europa di kandangnya dalam sembilan kesempatan, tapi juga selalu lolos ke fase berikutnya.
Tambahkan motivasi berikutnya buat Sevilla. Trofi Liga Europa akan menjadi obat mujarab bagi musim kurang elok mereka. Jatah ke Liga Champion akan mereka dapatkan bila kampiun.
Youssef En-Nesyri akan menjadi andalan Sevilla. Sejak kembali dari Piala Dunia 2022, sang penyerang sudah mencetak sembilan gol di 13 laga kandang Sevilla, tiga di antaranya di Liga Europa.
Penyerang asal Maroko itu hanya mengukir delapan gol dari 29 laga (15 kali starter) di La Liga. Ketajamannya melonjak di kompetisi piala. En-Nesyri menorehkan empat gol dari empat laga Copa del Rey dan empat gol dari tujuh partai Liga Europa musim ini. Kiprahnya menggedor pertahanan Juventus layak dinanti.
Juventus tentu bukan lawan sembarang. Tantangan buat Rojiblancos tak ayal akan terletak pada grafik performa lawan. La Vecchia Signora tidak terkalahkan di lima pertandingan di semua kompetisi.
Hanya, Bianconeri kerap lunglai di tanah Spanyol. Dari 17 lawatan di fase gugur kompetisi antarklub Eropa, Si Nyonya Besar hanya menang dua kali d sana. Juve juga hanya sekali mencatatkan clean sheet, yakni 0-0 di Barcelona pada Liga Champion 2016/17.
Niat Juventus tampak tidak sekuat Sevilla. Klub kota Torino itu boleh jadi juga mengincar final Eropa pertama sejak Liga Champion 2016/17. Massimiliano Allegri melatih Juve saat itu. Bila bisa ke final tahun ini, ia akan menjadi pelatih kelima yang tampil di final LC dan LE setelah Diego Simeone, Rafael Benítez, Jürgen Klopp, dan Jose Mourinho.
Motivasi yang jauh lebih besar daripada lawan akan mengantarkan Sevilla ke laga puncak. Dan ke rekor juara yang semakin banyak.
View this post on Instagram