Sevilla lolos ke final usai menyingkirkan Juventus secara dramatis, sementara AS Roma sanggup bertahan dengan sangat solid demi menyisihkan Bayer Leverkusen.
Dua tiket finalis Liga Europa musim ini akhirnya resmi diraih Sevilla dan AS Roma, Jumat (19/5) dini hari. Sevilla meraihnya dengan cara yang cukup dramatis. Hasil imbang 1-1 kala bertandang ke Juventus di leg pertama, membuat Sevilla lebih mengambil inisiatif serangan.
Memang tidak ada gol yang lahir di babak pertama. Akan tetapi, hasrat besar Ivan Rakitic dkk. begitu kentara dari data statistik. Mereka mampu menguasai 60% penguasaan bola dan membuat peluang dua kali lebih banyak dari Juventus (10 berbanding 5).
Saat publik Estadio Ramon Sanchez Pizjuan menanti gol di babak kedua, kubu Juventus justru sempat mengejutkan lewat gol Dusan Vlahovic (menit 65’).
Beruntung sekitar enam menit kemudian, Sevilla berhasil menyamakan kedudukan lewat gol Suso (71’) usai memanfaatkan umpan Erik Lamela. Gol tersebut menyuntikan mental para pemain tuan rumah untuk terus menggempur sang tamu.
Pertahanan Juventus akhirnya bobol di babak tambahan. Bola sundulan Lamela, gagal diantisipasi kiper Juventus, Wojciech Szczesny (95’). Sempat ada harapan bagi Juventus untuk menyamakan kedudukan, terutama ketika bek sayap Sevilla, Marco Acuna, diganjar kartu merah (115’).
Namun, Juventus tetap gagal menyarangkan gol. Sevilla akhirnya berhak melaju ke final sekaligus menegaskan kiprah mereka sebagai raja Liga Europa. Mereka tak pernah gagal ke final dalam tujuh keikursertaan terakhir di ajang Liga Europa dan selalu berujung dengan gelar juara.
*Ekstra defensif ala Mourinho
Pada semifinal lainnya, AS Roma tampil dengan pertahanan ekstra solid kala bertandang ke Bayer Leverkusen. Laga ini juga mempertemukan Xabi Alonso dan Jose Mourinho selaku nahkoda tim. Keduanya pernah bekerja sama di Real Madrid.
Bermodalkan kemenangan 1-0 di leg pertama, Mourinho menerapkan strategi ekstra defensif demi menjaga keunggulan tersebut. Skenario itu berjalan mulus.
Tak satupun dari total 23 peluang Leverkusen yang berhasil menjadi gol. Padahal, Alonso sudah memasukkan tiga pemain bernaluri ofensif di 15 menit akhir. Di sisi lain, Roma cuma berhasil menciptakan satu peluang.
Jumlah serangan Leverkusen (92) juga jauh mengungguli Roma (23). Tammy Abraham dkk. bahkan sampai harus membuang-buang bola di menit-menit akhir. Skor kaca mata bertahan hingga peluit akhir dan Roma berhak melaju ke final berkat modal agregat 1-0.
*Beradu rekor 100%
Laga final antara Sevilla versus AS Roma bakal berlangsung pada 1 Juni di Puskas Arena Stadium, Budapest. Satu hal yang bakal menambah daya tarik laga tersebut adalar soal rekor kemenangan 100% yang dimiliki masing-masing tim.
Seperti yang sudah diuraikan di atas, Sevilla menorehkan rekor 100% juara setiap kali mereka melangkah ke final Liga Europa. Mereka sudah mengoleksi enam gelar juara sejak musim 2005/06.
Di sisi lain, Roma beruntung karena memiliki Mourinho sebagai nahkoda tim. Pasalnya, The Special One juga punya rekor yang tak kalah mentereng di Eropa.
Dari lima laga puncak Benua Biru yang pernah dilalui, Mou selalu berhasil menghadirkan gelar juara bagi tim yang ditanganinya (*Lihat Boks Data)
Yang pasti, salah satu dari rekor kemenangan 100% milik Sevilla dan Mourinho tersebut bakal putus di Puskas Arena.
===
BOKS DATA
5 Final Jose Mourinho di Kancah Eropa
Piala UEFA 2002/03: Porto 3-2 Celtic
Liga Champions 2003/04: Porto 3-0 AS Monaco
Liga Champions 2009/10: Inter 2-0 Bayern Munich
Liga Europa 2016/17: Man. United 2-0 Ajax
UEFA Conference League 2021/22: Roma 1-0 Feyenoord