Laga Juventus versus AC Milan, Senin (29/5) bernuansa pembuktian dari masing-masing pihak. Juve ingin memastikan bahwa mereka tetap berpeluang lolos ke Liga Champions, sedangkan Milan ingin membuktikan hal serupa meski tanpa pengurangan poin yang menimpa sang lawan.
Laga Juventus versus AC Milan memasuki lima menit terakhir babak pertama kala umpan silang Davide Calabria mengarah ke kotak penalti Juventus.
Laju bola mengarah persis ke Olivier Giroud. Striker Prancis itu lantas menanduk si kulit bundar ke pojok kanan gawang Juventus dan gol! Kiper Juve, Wojciech Szczesny, sudah berupaya terbang untuk menghalau. Akan tetapi, bola tandukan Giroud benar-benar melaju keras ke dalam gawang.
Singkat cerita, gol sundulan Giroud manjadi satu-satunya gol penentu kemenangan Milan yang lahir di laga tersebut. Berkat raihan tiga poin dari Turin tersebut, Rossoneri juga resmi memastikan finis di peringkat empat dan berhak meraih satu tiket ke Liga Champions musim depan.
Kepastian itulah yang membuat Juve meradang. Seandainya saja mereka bisa menang dari Milan, jarak kedua tim dalam perebutan peringkat keempat hanya tinggal dua poin. Dengan kata lain, Juve masih berpeluang lolos ke Liga Champions musim depan karena Serie A masih menyisakan satu laga pamungkas pekan depan.
Faktor hukuman pengurangan 10 poin yang dijatuhkan ke skuat Nyonya Tua juga turut andil. Tanpa hukuman itu, raihan poin Juve seharusnya masih unggul dua poin dari sang rival.
Namun, keputusan sudah diambil dan hasil di Turin sudah terjadi. Juventus, kini menempati peringkat ke-7, harus legowo bahwa target tersisa mereka hanyalah berebut satu tempat ke Liga Europa musim depan dengan AS Roma (peringkat 6) dan Atalanta (peringkat 5). Ketiganya hanya berselisih satu poin (Atalanta 61, Roma 60, dan Juve 59).
“Kami sudah melakukan segalanya malam ini. Jelas ini musim yang sangat ganjil, terutama berkaca pada bagaimana kami dijatuhkan hukuman pengurangan poin, lalu sempat dibatlkan, hingga akhirnya kembali dijatuhkan hukuman tersebut,” ujar pelatih Juventus, Max Allegri usai laga dilansir Football Italia.
“Saya tetap berterima kasih kepada para pemain úsai laga. Banyak orang mengatakan kami gagal musim ini. Faktanya, kami tetap berhasil meraih 69 poin (di luar hukuman pengurangan 10 poin),” lanjut Allegri.
Di sisi lain, kemenangan ini bak menjadi pembuktian bagi Milan, khususnya untuk menjawab suara-suara miring yang menunjuk keberhasilan mereka meraih tiket ke Liga Champions musim depan lebih dikarenakan hukuman pengurangan poin yang diterima Juve.
Faktanya, kemenangan Milan di Turin melengkapi kemenangan serupa yang mereka raih kala menjamu Juve di putaran pertama. Menurut data statistik, ini merupakan yang ketiga kalinya dalam 50 tahun terakhir di mana Milan berhasil memborong dua kemenangan atas Juve dalam satu musim. Dua musim lainnya adalah pada 1990/91 dan 2009/10.
“Jelas bahwa keberhasilan lolos ke Liga Champions musim depan merupakan hasil yang agak di luar perkiraan kami, terutama jika berkaca pada bêberapa hasil buruk di liga. Kami juga tersisih di semifinal Liga Champions. Namun, secara keseluruhan, tak ada yang menyangka kami bisa sejauh ini,” ujar pelatih Milan, Stefano Pioli.
“Kami akan menjalani petualangan di Liga Champions untuk ketiga kalinya secara beruntun musim depan. Sudah lama rasanya Milan bisa berkiprah bagus seperti itu,” lanjut Pioli.
Nama Giroud, selaku pencetak gol kemenangan, juga ikut melambung. Media-media Italia turut menjadikannya sebagai bahan pemberitaan utama.
“Ia menjelma sebagai Hulk dan water of Venice. Ia pencetak gol yang sangat tangguh,” tulis La Gazzetta dello Sport. “Giroud merupakan seorang striker pembunuh yang tanpa ampun,” tulis Tuttosport.
Setidaknya, ada tiga media olah raga ternama Italia yang memberikan rating tertinggi untuk penampilan Giroud. Selain Gazzetta dan Tuttosport, ada pula Corriere dello Sport.
Lantas, apa tanggapan Giroud? Striker berdarah Prancis itu mengakui bahwa penampilan Milan di laga kontra Juve sebenarnya tak terlalu baik. Akan tetapi, ia meyakini bahwa golnya tersebut memang layak menjadi pembeda.
“Semua pemain merasa senang. Kami memang tak sepenuhnya tampil baik di laga ini. Namun, gol tunggal saya sudah cukup untuk menghadirkan kemenangan,” ujar Giroud dilansir DAZN.
“Kami berhasil mencetak gol dan setelah itu mampu mengontrol laga. Tiga poin adalah hal terpenting di malam ini,” lanjutnya.
Secara keseluruhan, Giroud mengoleksi 17 gol dari total 46 penampilannya di semua ajang musim ini. Torehan itu tergolong bagus untuk seorang striker yang akan menginjak usia 37 tahun pada September mendatang.
“Saya terus menjaga kebugaran fisik dan pola pikir. Saya juga memiliki determinasi besar untuk bisa terus bermain. Selama badan ini masih kuat, saya akan terus melakukan segala hal semaksimal saya untuk membantu Milan,” ujar Giroud.
Jika mengacu pada kontrak, musim depan akan menjadi musim terakhir Giroud di Milan. Sejauh ini, belum ada tanda-tanda pembicaraan soal perpanjangan kontrak dari kedua belah pihak.