Bahkan saat kalah pun Jose Mourinho menyita banyak perhatian. Bahkan ketika catatan mulusnya ternoda, reputasi Mou sebagai manajer dan sosok vokal tidak menurun.
Dengan gelar melalui adu penalti di Puskas Arena, Budapest, pada Rabu (31/5), Sevilla tampil sebagai peraih Liga Europa untuk ketujuh kalinya. Empat klub (Liverpool, Inter Mlan, Juventus, dan Atletico) memiliki koleksi terdekat, tapi jauh juga dengan hanya tiga trofi.
Rojiblancos juga memastikan catatan selalu menang di final mereka berlanjut. Di sisi lain, ukiran 100 persen kemenangan di final antarklub Eropa milik Mourinho akhirnya koyak.
“Saya telah memenangi lima final dan kalah kali ini, tapi pulang dengan rasa bangga. Final yang hebat dan ketat. Anak-anak telah memberikan segenap kemampuan mereka. Kami bangga terhadap klub dan asal kami. Kami bersiap secara serius dan rendah hati. Kami semua sangat bersedih, dengan atau tanpa tangisan,” ujar Mourinho seperti dikutip BBC.
Pengakuan kekalahan yang dibuat eks bos Chelsea dan Madrid ini tidak terlihat di lapangan selepas laga. Ia memberikan medali peraknya kepada penonton segera setelah nyelonong sendirian beberapa menit sebelum pengalungan medali untuk kedua tim.
“Itulah yang saya lakukan. Saya tak meminati medali perak. Saya tak mau menyimpannya, jadi saya berikan saja,” ucap sosok yang pernah dilabeli The Special One itu kepada Movistar.
Episode menarik lain terkait pelatih asal Portugal ini adalah aksinya meluapkan kegeramannya terhadap wasit petang itu, Anthony Taylor. Mou terekam menghampiri mobil sang pengadil di parkiran stadion sebelum masuk ke dalam bus tim dan melontarkan umpatan kasar. “Selamat, kau brengsek! Memalukan, bung! Enyahlah”
Sebelumnya, Mou sudah mengutarakan kegeramannya terhadap kepemimpinan wasit asal Inggris itu. Pecahnya bibir Roger Ibanez akibat disikut Erik Lamela tanpa kartu kuning kedua dan kartu kuning untuk Lorenzo Pellegrini tapi tidak untuk Lucas Ocampos untuk aksi menjatuhkan diri yang sama adalah insiden yang disorot Mou. Roma juga meradang karena handball Fernando di kotak penalti tidak berujung penalti.
“Musim depan kami tidak berlaga di Liga Champion. Baguslah karena kami tidak pantas berada di sana. Dan mari berharap Taylor hanya memimpin laga di Liga Champion dan melakukan omong kosong yang sama seperti malam ini di sana, bukan di Liga Europa. Laga yang ketat dengan wasit yang seperti dari Spanyol. Hanya kartu kuning yang bisa ia keluarkan,” kata Mou.
View this post on Instagram
Musim silam, eks pelatih Tottenham dan Man. United itu berhasil mempersembahkan trofi Liga Europa Conference edisi perdana. Bila saja menang di Budapest, Mou akan melewati pencapaian lima trofi antarklub Eropa yang juga dipegang Giovanni Trapattoni.
Apa pun hasilnya, Mou diperkirakan akan hengkang dari klub ibu kota Italia itu. Meski kontraknya di Roma sampai 2024, Mourinho ditengarai akan menerima tawaran klub yang bisa ia pimpin menuju ambisi meraih Liga Champion dengan dana yang jauh lebih besar daripada yang ia dapat di klub ibu kota.
Mourinho tidak menutupi keresahannya di Stadio Olimpico. “Saya ingin bertahan di Roma, tapi para pemain layak mendapatkan yang lebih baik. Saya pun begitu. Saya tidak ingin bertengkar dengan siapa pun untuk itu. Saya lelah menjadi pelatih sekaligus juru bicara klub,” tuturnya.
Kira-kira ke mana Mou akan berlabuh dan mengincar kesuksesan lagi di final antarklub Eropa? PSG dikabarkan meminati jasa pelatih kontroversial ini. Namun, pria berusia 60 tahun itu mengaku belum dikontak kubu mana pun.
“Saya telah mengatakan bahwa saya akan bilang kepada pemilik jika ada kontak dengan klub lain. Saya tak akan berahasia,” ucapnya. Pada Desember, timnas Portugal mendekati Mou, tapi akhirnya memilih Roberto Martinez.