Pada Sabtu (3/6), Manchester pindah ke Wembley. Namun, makna final Piala FA kali bukan sekadar derbi kota tersebut. Stadion keramat itu bersiap menjadi salah satu tempat yang menopang sejarah baru.
Tidak berlebihan bila Manchester City menjadi pembahasan utama sepak bola di Inggris musim ini. Pamor tersebut tak ayal karena aksi memikat City yang membuat mereka menjadi pengejar tiga gelar semusim. Potensi treble City sangat kuat.
Jika mampu melakukannya, The Cityzens akan menjadi kubu kedua dari Inggris yang mampu melakukannya. City bahkan dianggap bisa mengukir pencapaian luar biasa itu dengan kiprah yang lebih paten daripada peraih sebelumnya.
Wembley kali ini akan menjadi saksi kepantasan treble yang lebih baik. Pasalnya, City mesti memastikan salah satu dari tiga trofi tersebut, yakni Piala FA, menghadapi Manchester United, pemegang treble pertama di Inggris.
Pertandingan puncak ini akan sarat persaingan gengsi. Tambahkan pula atmosfer derbi yang terus memanas seturut pergantian era dari tangan yang satu ke tangan yang lain. Final ini sendiri akan menjadi final kompetisi piala pertama yang menyajikan derbi Manchester.
Setelah United mendominasi sepak bola Inggris selama bertahun-tahun, tak berlebihan bila mengatakan kini adalah eranya City. Tujuh gelar liga dalam delapan tahun terakhir merupakan penegas opini tersebut.
Cityzens layak diunggulkan seturut grafik penampilan yang stabil menanjak. Di Premier League, City bisa menyalip Arsenal yang berpekan-pekan berada di puncak klasemen berkat 12 kemenangan beruntun pada rentang 25 Februari sampai 21 Mei.
Di Liga Champion, Real Madrid sekalipun bahkan tidak kuasa mencegah City melangkah ke final. Pasukan Pep Guardiola secara konsisten menguat dari hari ke hari dengan permainan yang mendominasi lawan.
City juga menguasai Piala FA musim ini. Manchester Biru merupakan tim tersubur di ajang tertua tersebut musim ini dengan 17 gol. Sangat mungkin mereka mengukir rekor tidak kebobolan sebiji gol pun sejak awal kompetisi sampai final, sesuatu yang tidak muncul sejak Bury pada 1903.
Namun, Piala FA kerap diwarnai kubu yang kurang diunggulkan mengalahkan favorit. Duel puncak kali ini juga bisa jadi menampilkan kejutan serupa. Hasil tiga kemenangan dari empat pertemuan terakhir di derbi yang dicatat City bisa tidak berarti.
View this post on Instagram
Gengsi akan memainkan peran besar. The Red Devils berikrar bakal mati-matian memastikan prestasi treble mereka enggak disamai si tetangga.
“Saya tentu memahami perasaan para fan mengenai final ini. Kami akan melakukan segalanya untuk mencegah mereka meraih trofi kedua. Segenap kemampuan yang saya, tim, dan para staf punyai akan ditumpahkan untuk niat itu,” ucap Erik ten Hag, pelatih yang mampu mengangkat performa United di tahun pertamanya musim ini.
United sendiri telah meraih Piala Liga. Bila bisa menekuk City di Wembley, mereka akan mencatat sejarah pribadi dengan raihan gelar di dua kompetisi trofi untuk pertama kali. Mereka juga bisa finis di tiga besar, naik tiga titik dari peringkat keenam musim silam.
“Sejujurnya saya melihat United memiliki manajer luar biasa setelah bertahun-tahun,” ucap Guardiola seperti dilansir Manchester Evening News. Pep juga memuji Casemiro sebagai pemain United yang bisa merepotkan kubunya.
Hanya, City memiliki kedalaman skuad yang lebih baik daripada tetangganya. Pemain-pemain seperti Kevin de Bruyne, Rodri, dan Bernardo Silva dapat memastikan penguasaan di lini tengah.
Perbedaan signifikan City musim ini tak pelak terletak pada sosok Erling Haaland. Penyerang Norwegia ini mengukir rekor demi rekor. Dengan 52 gol liga, ia menjadi pemain pertama di Premier League yang menembus 50 gol. Di semua kompetisi, koleksi 61 gol menjadikan eks striker Dortmund itu sebagai pemain pertama yang melewati 60 gol.
Dengan kemampuan luar biasa tinggi termasuk cadangan yang mumpuni, Cityzens akan membukukan gelar kedua musim ini. Treble dalam jarak pandang City setelah duel ketat ini.