Manchester City merengkuh gelar kedua dari kemungkinan tiga buah musim ini. Gelar kedua setelah Premier League itu adalah Piala FA. Di final di Wembley pada Sabtu (4/6), The Cityzens mampu menumbangkan peraih treble sebelumnya sekaligus tetangga, Man. United.
Laga final pertama yang menghelat derbi Manchester ini tergelar sengit seturut pertaruhan gengsi di antara kedua klub sekota itu. Pada akhirnya, City memenangi final edisi ke-142 kompetisi ini untuk mendekat ke pencapaian luar biasa.
Terdapat tiga hal menarik yang perlu disimak dari final ini.
Rekor dan Penentu Kapten
Final segera menggelar gebrakan dahsyat Cityzens. Laga baru memasuki detik ke-12 ketika Ilkay Gundogan melesakkan gol dengan tendangan voli dari luar kotak penalti. Bola bersarang di pojok atas kiri gawang David De Gea. Kiper United itu hanya diam bergeming melihat gol tersebut.
Gol Gundogan ini menjadi gol tercepat dalam sejarah Piala FA. Rekor sebelumnya adalah 25 detik yang dipegang Louis Saha untuk Everton saat menghadapi Chelsea di final 2009.
United bisa menyamakan kedudukan dari penalti Bruno Fernandes pada menit ke-33. Wasit Paul Tierney menunjuk titik putih setelah Jack Grealish handball saat mencoba menghadang sundulan. Pemeriksaan VAR memastikan keputusan Tierney itu.
City kembali menggebrak pada awal babak kedua. Gundogan mengukir gol keduanya yang terbukti krusial buat Manchester Biru. Enam menit memasuki paruh kedua, Kevin de Bruyne melepaskan umpan dari tendangan bebas di sayap kanan. Kapten Gundogan melesatkan lagi tendangan voli di tempat seperti gol pertama. Bola memantul dari lapangan melewati Raphael Varane dan kembali menaklukkan De Gea.
Selepas final, Erik ten Hag membela penampilan kiper asal Spanyol yang dianggap bertanggung jawab atas kelengahan yang berujung gol kedua itu. “Saat ini, saya tak ingin membicarakan isu kritik semacam itu. Kami melewati musim hebat. David de Gea melewati musim fantastis,” ucap Ten Hag seperti dikutip ESPN.
Bagi Gundogan, dwigol penting ini, plus penentu gelar liga di pekan terakhir musim silam, boleh jadi meyakinkan City yakin untuk menawarkan kontrak baru kepada pemain Jerman itu. Ikatan eks Dortmund itu akan habis pada musim panas ini dengan Barcelona disebut sebagai peminat.
Unggul Depan Belakang
Pertahanan menjadi kunci keberhasilan City di Wembley. Serangan memberikan keunggulan atas tetangga mereka.
Di belakang, Ruben Dias dan Kyle Walker bertindak sebagai garis terakhir pertahanan. Dengan paduan kecepatan dan kekuatan, duet itu berulang kali menghalau bola daerah yang diarahkan kepada pemain tersubur United musim ini, Marcus Rashford, atau Jadon Sancho.
Kiprah Manuel Akanji di barisan belakang City juga krusial. Keberhasilannya memenangi pertarungan satu lawan satu dengan Rashford di sisi kiri pertahanan terbukti penting.
Seperti telah tergelar dalam beberapa kesempatan, John Stones dimainkan di lini tengah. Bek Inggris itu menghasilkan kerja sama apik dengan Rodri untuk melapisi pertahanan dan membuka ruang bagi serangan tim.
Kepaduan pertahanan Cityzens membuat United hanya dapat membuat tiga tembakan ke gawang dan hanya satu yang berbuah gol, itupun dari penalti. City takkan terlalu memedulikan fakta bahwa gol Fernandes dari titik putih menjadi satu-satunya gol yang dirasakan City di ajang tertua tersebut musim ini.
Jangan lupakan keberanian Guardiola menurunkan kiper kedua, Stefan Ortega, alih-alih Ederson. Aksi Ortega menahan peluang Varane saat injury time tak kalah penting bagi gelar kedua ini.
Tangguh di belakang, City tajam pula di depan. Serangan mereka cepat dan mengancam dengan memanfaatkan Erling Haaland sebagai target sekaligus penahan bola. Citeh pun mampu membukukan lima tembakan ke gawang di final itu. Kualitas Gundogan menjadi pembeda dengan lawan.
View this post on Instagram
Tinggal Satu Lagi
Kejayaan di Piala FA ini mendekatkan Cityzens ke pencapaian tiga gelar semusim alias treble. Tinggal Inter Milan yang berdiri di antara City dan ambisi treble seperti yang dibuat United pada 1998/99.
Manchester Biru akan berlaga di final Liga Champion sepekan lagi di Ataturk Olympic Stadium, Istanbul. Pep Guardiola, arsitek City, tak berniat meredam anggapan bahwa kubunya semakin dekat dengan trigelar.
“Kita sekarang bisa bicara mengenai treble. Tentu kami masih harus memenangi Liga Champion. Hari ini penting bagi kami. Trofi Piala FA ini begitu mengesankan. Saya tahu hari ini kami memberikan kado besar yang dapat dinikmati para fan menghadapi tetangga kami,” ucap Guardiola pascafinal.
Pep menyatakan bahwa skuadnya akan diliburkan selama dua hari. Tiga atau empat sesi latihan persiapan menghadapi Inter akan digelar sebelum bertolak ke Istanbul pada Kamis pagi.