Salah satu topik hangat bursa transfer pekan ini adalah soal rencana kepindahan Alexis Mac Allister dari Brighton ke Liverpool. Selain berhasil menyerobot Manchester United, apa lagi kira-kira yang membuat Liverpool begitu tertarik merekrut sang gelandang.
Performa Mac Allister memang cukup mencuat, khususnya semenjak gelandang Argentina itu menjuarai Piala Dunia 2022. Sukses tersebut bak merangsang performanya di Brighton sepulang dari Qatar.
Berbekal torehan 12 gol di semua ajang, Mac Allister merupakan pencetak gol terbanyak Brighton musim ini. Dari total 12 golnya tersebut, sebanyak tujuh di antaranya ia buat sejak pergantian tahun (usai Piala Dunia 2022)
Sebagai gambaran, koleksi 12 gol Mac Allister itu masih lebih unggul dibanding ketiga rekannya yang mengoleksi 10 gol, yakni Pascal Gross, Kaoru Mitoma, dan Evan Ferguson.
Tak heran jika dalam beberapa pekan terakhir, lahir isu-isu soal ketertarikan Liverpool dan Manchester United terhadap Mac Allister. Yang terkini, The Reds dikabarkan berhasil mendahului United dan tinggal selangkah lagi memboyong Mac Allister ke Anfield.
Namun, dari ulasan Sky Sports, faktor kesuburan gelandang berusia 31 tahun tersebut bukanlah satu-satunya alasan Liverpool mendekatinya.
Pasalnya, Mac Allister punya kemampuan bertahan dan menyerang dengan sama baiknya. Hal itu terekam dari data statistik. Ia masuk 10 besar soal urusan melepas through-pass dan memenangi penguasaan bola lawan di sepertiga akhir lapangan.
Detailnya kurang lebih seperti ini: Bruno Fernandes (United) dan Kevin De Bruyne (City) merupakan pengoleksi terbanyak umpan through-pass di sepertiga lapangan. Namun, jumlah keduanya dalam memenangi penguasaan bola lawan begitu jomplang dengan koleksi Mac Allister.
Di sisi lain, Rodri (City) dan Declan Rice (West Ham), memuncaki daftar untuk urusan memenangi duel dengan lawan. Namun, untuk urusan melepas through-pass, koleksi keduanya (6) jauh di bawah torehan Mac Allister (15).
Paket komplit Mac Allister dalam menyerang dan bertahan inilah yang disebut sebut menjadi pemikat hati Juergen Klopp. Apalagi, pelatih Jerman itu identik dengan strategi counter-pressing yang kerap menjadi andalannya.
Menurut hasul penelusuran Sky Sports, Mac Allister mengoleksi 328 counter-presses di musim ini bersama Brighton. Jumlah itu lebih banyak dibanding koleksi gelandang-gelandang Liverpool. Demikian pula soal tekel. Tak satu pun pemain Liverpool (termasuk bek) yang mengoleksi tekel sebanyak Mac Allister (70).
Jadi, dengan mendatangkan Mac Allister, Klopp ibarat mendapat paket lengkap, yakni seorang gelandang yang menyerang dan bertahan dengan sama baiknya.
Dalam wawancara khusus dengan Sky Sports awal tahun ini, Mac Allister paham betul soal kelengkapan perannya tersebut demi memikat tim-tim besar.
“Saya sering katakan bahwa saya ingin selalu melakukan kontak dengan bola. Lebih sering saya menguasai bola, lebih nyaman rasanya saya bermain. Tak masalah buat saya jika diminta berperan sebagai gelandang bernomor punggung 6, 8 atay 10,” ujarnya dilansir Sky Sports.
“Saya tumbuh sebagai pemain bernomor punggung 10. Namun, saya menyadari harus tetap bisa tampil bagus saat mengemban peran lain. Dalam sapak bola modern, penting bagi pemain untuk bisa bermain di berbagai posisi,” sambungnya.
Menurut jurnalis sekaligus pakar transfer Eropa, Fabrizio Romano, Liverpool dan Mac Allister sudah mencapai kata sepakat sejak awal pekan ini. Yang tinggal hanya tes medis dan melengkapi beberapa dokumen transfer. Mac Allister bahkan juga sudah mengunggah foto dirinya berseragam Liverpool di akun Instragram pribadinya.
Dalam kesepakatan yang sudah terjalin, Mac Allister bakal berkarier di Anfield hingga lima tahun ke depan (hingga 2028). Sedangkan biaya yang harus dikeluarkan Liverpool untuk Mac Allister kabarnya mendekati 60 juta pounsterling.