Indonesia tidak dapat menyaksikan wakil mereka di nomor ganda putri dan ganda campuran Indonesia Open 2023. Para wakil Jepang menghentikan tumpuan asa tuan rumah di perempat final turnamen yang digelar di Istora Senayan, Jakarta, pada Jumat (16/6).
Harapan terisa Indonesia di ganda putri, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti, tidak berhasil memanfaatkan dukungan publik Istora. Mereka mesti mengakui keunggulan Yuki Fukushima/Sayaka Hiroda.
Pasangan Jepang itu bisa mengendalikan permainan di gim pertama. Ganda peringkat 7 BWF tersebut mengambil gim pertama dengan keunggulan 21-13. Pemandangan di gim kedua praktis sama. Apri/Fadia, unggulan keempat, gagal keluar dari tekanan. Skor akhir gim ini juga 21-13 untuk ganda Jepang.
“Tadi mungkin kami lebih capek dan kurang konsisten. Sementara mereka lebih senior dan berpengalaman. Jadi untuk mendapatkan satu poin saja sulit banget, harus konsisten, fokus, dan lebih tahan,” ucap Fadia saat temu pers usai pertandingan.
Pelatih ganda campuran, Eng Hian, juga mengamini bahwa faktor fisik menjadi kendala utama Apri/Fadia. “Kami harus beradaptasi dengan beberapa kendala. Seturut cedera tangan Apri, kami mesti meningkatkan tenaga dan daya tahan. Tapi pada saat fokus dan meningkat, tertahan. Sampai sekarang pun kondisi tangan Apri belum siap 100 persen,” ucap Eng Hian.
“Banyak reli panjang dengan lebih dari 40 pukulan dalam dua gim selama 60 menit, tapi banyak dimenangi pasangan Jepang. Pasangan Jepang bermain lebih konsisten dan lebih kuat. Dari ketahanan fisik dan tenaga, mereka lebih diuntungkan dengan keadaan bola berat,” demikian analisis Debby Susanto, pandit PB Ina.
Empat besar ganda putri pada Sabtu (17/6) akan menggelar semifinal sesama pasangan Korea dan Jepang. Semifinal pertama mempertemukan Baek Ha-na/Lee So-hee melawan Jeong Na-eun/Kim Hye-heong. Pada semifinal kedua akan mempertemukan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota melawan Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara.
Sementara itu, langkah satu-satunya wakil Indonesia di nomor ganda campuran, Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, terhenti. Mereka dikalahkan pasangan Jepang, Yuto Watanabe/Arisa Higashino.
Ganda Jepang unggulan kedua itu segera menekan Rinov/Pitha sejak awal gim pertama. Alhasil, Watanabe/Higashino menutup gim pembuka ini dengan keunggulan cukup jauh, 21-11.
Rinov/Pitha membaik di gim kedua. Namun, pasangan Jepang itu tetap mampu menjaga keunggulan. Watanabe/Higashino menutup gim kedua ini dengan skor 21-18.
“Kami tentu sedih dan kecewa karena kami, terutama saya, tidak bisa keluar dari tekanan di dua gim. Tekanan itu bukan dari pelatih atau rekan. Saya merasa tidak bermain dengan baik hari ini,” ucap Pitha dalam temu pers usai laga.
“Kami masih memberikan yang terbaik untuk Indonesia, tidak bermain asal-asalan. Kami masih memberikan seluruh kekuatan dari hasil latihan. Saya rasa kami kalah terhormat. Tidak ada hambatan psikologis yang membuat kami jatuh,” tutur Rinov.
“Rinov/Pitha enggak bisa menembus pertahanan Yuta/Arisa yang cukup rapat di gim pertama. Skor menunjukkan hal itu. Di gim kedua, pasangan Indonesia sudah mulai menemukan pola permainan, tapi di bagian akhir, defens Yuta/Arisa semakin solid. Perjuangan Rinov/Pitha sudah cukup baik,” kata Andrei Adistia, pandit PB Ina.
Di semifinal pada Sabtu (17/6) Yuta/Arisa akan ditantang ganda Hong Kong, Tang Chun Man/Tse Ying Suet. Semifinal lain mempertemukan sesama ganda China, Zheng Siwei/Huang Yaqiong dan Feng Yanzhe/Huang Dongping.