Setelah tiga tawaran awal ditolak Chelsea dalam beberapa pekan terakhir, Manchester United akhirnya selangkah lagi sukses mendatangkan Mason Mount.
Salah satu hal mendasar dari proses transfer Mount adalah soal masa kontraknya di Chelsea yang bakal habis pertengahan tahun 2024 mendatang. Pada bulan Februari selam, ia menolak opsi perpanjangan kontrak yang ditawarkan Chelsea.
Kondisi itu membuat skuat London Biru harus siap melepas Mount terutama jika tak ingin jebolan akademi mereka tersebut pergi dari Stamford Bridge dengan status free-transfer musim depan.
Dalam beberapa pekan terakhir, United merupakan peminat paling serius Mount. Skuat Manchester Merah sudah sempat tiga kali mengajukan penawaran, akan tetapi seluruhnya ditolak Chelsea.
Barulah pada percobaan keempat, The Red Devils dan The Blues menemukan kata sepakat di angka transfer sebesar 60 juta poundsterling. Sebelumnya, angka tertinggi yang disodorkan United adalah 50 juta pound.
Kabar itu diberitakan media-media Inggris, Kamis malam (29/6) waktu Indonesia. Mount bakal menjalani tes medis pekan depan sebelum nantinya diresmikan sebagai pembelian pertama United untuk musim 2023/24.
Menurut The Athletic, Mount bakal digaji sebesar 250.000 pound per pekan (sekitar Rp, 4,7 miliar) dan nilai bisa naik menjadi 300.000 per pekan jika termasuk bonus-bonus lainnya. Jumlah itu naik sekitar tiga kali lipat lebih dibanding gajinya di Chelsea (80.000 ribu pound per pekan).
Masih menurut The Athletic, Mount bakal diikat kontrak selama lima tahun dengan opsi penambahan masa kontrak satu tahun.
Memperkuat Lini Tengah
Lantas mengapa United begitu tertarik untuk merekrut Mount? Dari sekian banyak perspektif, faktor memperkuat lini tengah rasanya menjadi alasan yang paling layak dikedepankan.
Dari komposisi pemain yang ada saat ini, United hanya memiliki empat gelandang tengah, yakni Casemiro, Fred, Christian Eriksen, dan Scott McTominay, terutama jika kita tidak memasukkan Bruno Fernandes di dalamnya lantaran gelandang Portugal itu punya peran spesial tersendiri sebagai gelandang serang atau playmaker.
Dari empat nama di atas (di luar Fernandes), hanya McTominay yang secara usia masih di bawah 30 tahun. Sedangkan Casemiro, Fred, dan Eriksen, seluruhnya sudah menginjak kepala tiga. Dengan kata lain, pelatih Erik ten Haag butuh darah segar untuk mempersolid lini tengahnya. Sebagai catatan, usia Mount baru menginjak 24 tahun.
Mount juga memiliki kelebihan karena bisa bermain di beberapa posisi. Selain piawai berperan sebagai gelandang bernomor punggung 6, 8, dan 10 pada umumnya, Mount juga sempat beberapa kali dipasang sebagai penyerang sayap.
Alih-alih menjadi kikuk lantaran sering ditaruh di berbagai posisi, Mount justru tetap mampu menunjukan kualitas dan kontribusinya untuk tim.
Menurut data statistik Transfermarkt, jumlah rataan gol dan assist per 90 menit Mount di Premier League dalam tiga musim terakhir terbilang cukup baik, yakni sebesar (0,47). Jika dibandingkan dengan seluruh pemain United, maka hanya Fernandes (0,63) dan Eriksen (0,56) yang mengoleksi catatan serupa lebih bagus dari Mount rataan jumlah gol dan assist per 90 menit lebih tinggi dari Mount dalam tiga musim Premier League terakhir.
Berhubung musim lalu Mount lebih banyak menepi akibat cedera panjang, maka performa cemerlangnya dua musim silam (2021/22) lebih layak dijadikan referensi. Pasalnya, Mount teratas dibanding rekan-rekan setimnya dalam hal jumlah gol, umpan kunci dan assist (khusus di ajang Premier League). Berkat koleksi 11 golnya, ia meninggalkan Kai Havertz dan Romelu Lukaku yang masing-masing cuma bisa menorehkan 8 gol.
Berdasarkan beragam ulasan di atas, tak salah rasanya jika United begitu tertarik merekrut Mount dan jika tidak ada aral melintang, harapan itu bisa diresmikan pekan depan.