Start kencang diperlihatkan Manchester City dalam rangka mempertahankan gelar mereka. Namun, kemenangan meyakinkan di Burnley itu memakan korban. Tantangan besar buat City untuk mengatasinya.
Kevin de Bruyne hanya bermain selama 36 menit di final Liga Champion pada 10 Juni silam. Gelandang serang asal Belgia itu mengalami cedera hamstring berat yang memaksanya beristirahat.
Setelah persiapan pramusim, De Bruyne bermain di Community Shield. Ia masuk sebagai pemain pengganti pada menit ke-36. Eks binaan Chelsea ini menjadi salah satu algojo yang gagal dalam adu penalti sehingga trofi pembuka tirai itu jatuh ke tangan Arsenal.
Sepekan kemudian, ia bermain sejak awal laga di Turf Moor. Namun, cedera yang ia alami di Istanbul kambuh lagi. Rekrutan baru, Mateo Kovacic, menggantikan sang kapten pada menit ke-23.
Taraf cederanya diperkirakan parah. Pep Guardiola sudah mengisyaratkan tingkat keseriusan cedera KdB hingga kemungkinan operasi.
“Cedera yang serius. Kami mesti memutuskan operasi atau tidak, tapi ia akan absen selama beberapa bulan,” ucap Pep dikutip Manchester Evening News.
Pep akan harus memutar otaknya. Kepergian Ilkay Gundogan dan Riyad Mahrez mengurangi kemantapan dan kreativitas di lini kedua.
Solusi instan adalah pemberian kepercayaan kepada pemain-pemain dengan skill mumpuni untuk menjamin aliran serangan tertata rapi seperti musim lalu. Dengan keterampilan teknisnya yang bagus, beberapa pemain yang ada di Etihad Stadium dapat menjadi pilihan untuk menjadi otak serangan City.
Nama yang segera mengemuka adalah Phil Foden. Gelandang-penyerang berusia 23 tahun ini sudah lama digadang-gadang sebagai penggedor yang hampir selihai De Bruyne dalam menciptakan peluang, bahkan lebih berani mencoba melewati pemain lawan.
Yang masih perlu diasah Foden adalah soal assist. Sejauh ini, selama tiga musim, ia bisa mengalihkannya dengan catatan dua digit gol per musim. Jika bisa tampil secara lebih konsisten, kesempatan Foden untuk menghasilkan pengaruh sebesar KdB lumayan terbuka. Apalagi, ia memasuki usia matang.
Pemain Inggris lainnya dengan kemampuan apik sehingga berpotensi mengisi posisi De Bruyne adalah Jack Grealish. Namun, kemungkinan ini mengecil karena meningkatnya performa eks Aston Villa ini di sayap, posisi yang semakin kurang stok sepeninggal Mahrez.
Alternatif berikutnya adalah Julian Alvarez. Pilihan ini boleh jadi paling mungkin diterapkan Pep bila melihat kecenderungannya menurunkan duet Alvarez dan bomber Erling Haaland.
Saat Haaland terus memperlihatkan kebuasannya dalam mengukir gol demi gol, Alvarez bisa menjadi tandem bagus seperti saat memberikan assist untuk gol kedua Haaland di Burnley.
Alvarez disebut memiliki kualitas apik mirip KdB dalam melihat lubang di pertahanan lawan meski dijaga ketat. Dengan lini tengah yang bakal menyertakan Kovacic untuk memastikan penguasaan bola, Alvarez bisa menjadi ujung bangunan serangan dari lini kedua sebelum sampai ke Haaland.
View this post on Instagram
Pilihan terakhir tak lain berupa pembelian mengingat jendela transfer baru akan tutup pada 1 September. Gelandang serang asal Brasil milik West Ham, Lucas Paqueta, ditengarai menjadi incaran The Cityzens sekurangnya untuk mengatasi masalah absensi De Bruyne.
Kemungkinan kedatangan Paqueta ke Manchester Biru konon bisa cepat tapi akan tergantung kegesitan City. Kubu City disebut akan menaikkan penawaran setelah proposal sebesar 70 juta pound untuk pemain berusia 25 tahun itu ditolak The Hammers.
Siapa pun yang akan dimainkan Guardiola, situasi cedera De Bruyne bisa semakin menempa ketangguhan City. Sang pemain telah berusia 32 tahun. Situasi ini boleh jadi membuka kesempatan kepada City untuk membiasakan diri bermain tanpa kreativitas sang gelandang, setidaknya selama satu caturwulan, untuk kepentingan masa depan.