Manchester City terus memperlihatkan kekuatan mental mereka. Kemenangan tipis atas Newcastle pada Sabtu (19/8) tetap jadi bukti sahih ancaman besar City buat para penantang.
The Cityzens tampil hanya tiga hari setelah kiprah meraih Piala Super Eropa pada tengah pekan mengungguli Sevilla lewat adu penalti. Skuad Pep Guardiola mendapatkan jadwal berat mengingat Newcastle adalah peringkat keempat musim lalu.
Selama 30 menit Newcastle besutan Eddie Howe dapat menahan tekanan tuan rumah. Hingga momentum bangunan serangan pada menit ke-31 berbuah gol ciamik City.
Julian Alvarez tampil sebagai protagonis pencetak gol tunggal laga pekan kedua ini. Penyerang berusia 23 tahun ini melepaskan tembakan dari posisi tak jauh dari titik penalti. Tepisan Nick Pope tak cukup untuk mencegah bola bersarang di pojok atas gawangnya.
Dengan gol ini, Alvarez menunjukkan pula kepantasan berada di tim pertama City. Musim lalu, striker belia Argentina ini lebih sering bangkit dari bangku cadangan. Musim ini, Pep Guardiola tampak menjawab keresahan Alvarez yang mengisyaratkan hengkang kalau terus berstatus pelapis.
Alvarez juga bisa dibilang menggandakan pengaruhnya di dalam serangan City. Dimainkan di belakang Haaland, Alvarez bisa menjadi pendobrak seperti yang ia perlihatkan dengan assist pada pekan pertama atau penyelesai peluang dari lini kedua. Peran kreatif pemain binaan River Plate itu bakal penting seturut cedera De Bruyne.
Masalah cedera yang dirasakan City di laga ini bukan hanya De Bruyne. John Stones dan Bernardo Silva mesti absen karena cedera. Cityzens mampu mengatasi kekurangan amunisi yang mereka alami.
Phil Foden di sayap kanan menjadi penampil terbaik petang itu. Pemain Inggris sebaya Alvarez ini memuncaki performa apiknya dengan sumbangan assist.
Keberhasilan meredam Erling Haaland boleh jadi merupakan keberhasilan tersendiri buat Newcastle di laga ini. Di sisi lain, konsentrasi Magpies menjaga Haaland membuat pemain City lain lebih leluasa.
The Cityzens tetap menebarkan ancaman dengan memperlihatkan bahwa mereka tidak hanya mengandalkan bomber Norwegia itu untuk urusan menjebol gawang lawan.
Secara keseluruhan, City mampu menjaga khitah mendominasi permainan saat tampil di Etihad Stadium. Sampai akhir laga, Citeh mampu mencatatkan penguasaan bola sebesar 60 persen.
Mateo Kovacic diplot menggantikan De Bruyne sebagai gelandang di depan barisan pertahanan. Boyongan dari Chelsea ini bisa menjaga keseimbangan di lini tengah bersama Rodri.
Apa pun, Guardiola membuktikan kapasitasnya sebagai arsitek jempolan. Sosok dari Spanyol ini tak sungkan menyebut kemapanan permaian City sebagai alasan keberhasilan mereka sejauh ini.
View this post on Instagram
“Ini baru pekan kedua, tapi menjadi bukti alasan mengapa kami meraih banyak trofi. Cara berpikir dan mentalitas para pemain selalu membuat saya terkagum-kagum. Menghadapi masalah cedera dan kondisi lelah, mereka tampil secara mengesankan,” ucap sang bos dikutip Manchester Evening News.
Catatan khusus yang mengundang perhatian adalah keputusan Guardiola tidak melakukan pergantian pemain. Padahal, hampir semua pemain yang diturunkan meladeni Magpies juga tampil di Piala Super. Pep boleh jadi akan melakukan rotasi saat pasukannya meladeni tim promosi, Sheffield United, pekan depan, walau mengatakan hal lain sebagai alasannya.
“Saya pikir Rico (Lewis), Kalvin (Phillips), dan Cole (Palmer) mungkin bisa menjadi bagian dari permainan, tapi saya lihat tim yang tampil sedang hidup. Dalam laga seperti itu, untuk masuk sebagai pengganti kadang kala menyulitkan ritme. Saya tahu mereka lelah, tapi masih bisa bermain dan memenangi semua bola,” kata Pep.
View this post on Instagram