“Saya pelatihnya, jadi saya setidaknya juga harus bisa mengungkapkan dengan perspektif yang agak berbeda,”
AS Roma sukses meraih kemenangan telak 7-0 kala menjamu Empoli 7-0, Senin (18/9). Tujuh gol itu masing-masing dicetak Paulo Dybala (2 gol – 2’ & 55’), Renato Sanchez (8’), Alberto Grassi (35’ – gol bunuh diri), Bryan Cristante (80’), Romelu Lukaku (82’), dan Gianluca Mancini (86’).
Menurut Opta, ini merupakan kali pertama skuat I Lupi (Serigala) mencetak tujuh gol dalam satu laga sejak terakhir kali melakukannya pada 19 November 2006. Lawan yang mereka mangsa adalah Catania, juga dengan skor 7-0.
Kala itu, Simeone Perrotta dan Christian Panucci sama-sama mencetak dua gol. Sedangkan sisa tiga gol lainnya dicetak Mancini, Francesco Totti, dan Vicenzo Montella.
Pesta tujuh gol tanpa balas kontra Empoli ini juga setidaknya mengamankan posisi Mourinho di kursi pelatih lantaran cuma meraup satu angka di tiga pekan sebelumnya.
Meski begitu, pelatih berdarah Portugal itu tak lantas berpuas diri. Ia tetap dengan tipikalnya, yakni coba mencermati segala hal dengan lebih mendetail.
“Tim sudah bermain bagus, tapi itu jelas bukan permainan menang 7-0 yang sesungguhnya. Tetap ada pasang-surutnya, termasuk soal kebugaran pemain. Bisa saya pastikan bahwa ada beberapa pemain yang belum bisa tampil prima dengan intensitas tinggi selama 90 menit,” ujar Mou dilansir Football Italia.
“Dari tepi lapangan, saya masíh melihat beberapa hal yang kurang saya sukai dan kami akan mengevaluasinya lebih dalam dengan para asisten pelatih,” lanjut Mou.
Sekilas, pernyataan Mou itu mungkin membingungkan banyak pihak. Memang ada yang perlu dievaluasi dari kemenangan telak 7-0? Salah satunya tercermin dari data statistik laga.
Dilansir dari Flashscore, skuat Giallorossi (Kuning-Merah) memang unggul dalam persentase penguasaan bola (53% berbanding 47%) dan jumlah tembakan (14 berbanding 8).
Akan tetapi,penguasaan bola Dybala dan rekan-rekannya itu ternyata tak terlalu sering mengancam gawang Empoli. Keunggulan jumlah tembakan juga lebih dikarenakan serangan sporadis sekalinya mereka sampai ke pertahanan Empoli.
Sebaliknya, Empoli justru lebih agresif menekan Roma. Jumlah serangan mereka (126 kali) bahkan jauh unggul dibanding tuan rumah (72 kali). Empoli juga tercatat bisa sampai 47 kali menekan hingga ke kotak penalti, sedangkan Roma cuma sanggup 30 kali.
Berdasarkan catatan di atas, tak salah rasanya jika Mou tak ingin terbuai dengan kemenangan besar ini. Patut diingat pula bahwa kualitas Empoli memang masih satu tingkat di bawah Roma. Mereka bahkan menjadi satu-satunya tim yang belum meraih poin (0 poin) hingga pekan keempat. Sikap Mou itu juga sejalan dengan keinginanya agar para pemain tak cepat larut dari puji-pujian media.
“Saya paham betul seperti apa media itu, pengaruh pers terhadap beberapa fans, tapi bagi saya, kami bukanlah tim yang dibicarakan orang beberapa minggu lalu, dan saya juga bukan pelatih yang buruk seperti yang mereka katakan minggu lalu. Demikian pula, kami juga tidak tampil luar biasa di laga ini, ujar Mou.
Ya, ada benarnya juga sih, dan Mou memang seperti itu bukan?