Arsenal memperlihatkan diri sebagai penantang gelar serius dengan menorehkan kemenangan atas tim yang mengambil gelar musim lalu. Pada Ahad (8/10), The Gunners menang tipis atas Manchester City melalui pergantian pemain brilian yang dibuat Mikel Arteta.
Si Gudang Peluru sudah lama mendambakan hasil ini. Hasil ini meredam Cityzens, terutama saat berhadapan dengan Arsenal. Ada beberapa hal lain yang perlu dicatat dari laga ini dari sebelum sampai sesudah laga.
Latar Tahun Lalu
Keketatan laga ini tak pelak diperkuat finis musim lalu. Musim silam, Gunners lama memuncaki klasemen. Namun, di pengujung musim, City bisa menyalip klub London Utara itu.
Di samping itu, Arsenal sudah lama inferior bila berhadapan dengan Man. City. Sudah selusin pertemuan terakhir Gunners tidak pernah menang.
Kegagalan Gunners mendulang poin saat menghadapi City musim lalu terbukti krusial bagi perburuan gelar yang akhirnya dimenangi Manchester Biru. Wajar bila tiga poin menjadi sasaran utama Si Gudang Peluru di rumahnya kali ini.
Dominasi City atas Arsenal tak hanya terlihat pada musim lalu. Sebelum laga ini, Arsenal tidak pernah menang atas Cityzens di liga sejak Januari 2015. Maka, tak mengherankan bila Emirates Stadium bergemuruh menyambut catatan apik ini.
Ancaman dan Hoki City
Dengan dominasi untuk waktu yang lama, City masih dapat melontarkan ancaman besar. Gebrakan sang juara bertahan di bagian awal pertandingan menunjukkan kapasitas gede itu.
Pada menit kelima, bek anyar Josko Gvardiol bisa mencuat mengungguli Martin Odegaard. Declan Rice menyundul bola tepat di depan gawang Arsenal untuk mencegahnya. Publik Emirates Stadium bisa bernapas lega karena tembakan lanjutan dari Nathan Ake masih melambung. Pada menit ke-17, Julian Alvarez hampir bisa memanfaatkan kesalahan David Raya saat hendak menyapu operan balik.
Tim tamu juga beruntung Mateo Kovacic tidak diusir wasit. Insiden pertama eks gelandang Chelsea itu hadir pada menit ke-28 saat menekel Odegaard dari belakang. Pemeriksaan VAR tidak membuat kartu kuning dinaikkan menjadi merah.
Enam menit berselang, Arsenal meradang. Wasit Michael Oliver tidak mengeluarkan kartu kuning kedua buat Kovacic untuk tekel terlambatnya terhadap Rice.
Penggantian Penting
Bos Gunners, Mikel Arteta, menjadi perbedaan penting dalam laga ini. Eks gelandang Everton itu membuat empat penggantian yang berakhir brilian. Kombinasi para pengganti itu berujung kepada gol semata wayang.
Saat jeda antarbabak, Arteta memasukkan Gabriel Martinelli menggantikan Leandro Trossard. Pada menit ke-75, tiga pergantian terakhir dibuat. Takehiro Tomiyasu masuk menggantikan Oleksandr Zinchenko, Kai Havertz untuk Eddie Nketiah, dan Thomas Partey untuk Jorginho.
Pada menit ke-86, operan jarak jauh Partey kepada Tomiyasu berlanjut dengan assist Havertz. Martinelli menjadi muara pergantian ciamik yang dibuat Arteta. Tembakan sayap asal Brasil ini berubah arah sehingga membuat Ederson salah langkah setelah mengenai Ake.
Raya Goyah walau Clean Sheet
Kemenangan berat ini dipersulit performa goyah di bawah mistar. Kiper David Raya beberapa kali terlihat tidak mantap saat bola berada di kakinya. Pada menit ke-17, Alvarez bisa mencegat sapuan kiper berusia 28 tahun itu. Beruntung bola masih melebar dari gawang Arsenal.
Meski demikian, bos Mikel Arteta mmuji penampilan kiper baru itu. “Satu atau dua operannya memang meleset dan saya memintanya menghentikan bola saat diperlukan, untuk melihat jelas agar bisa memahami dan memancing lawan. Secara keseluruhan, caranya mengendalikan bola dan dominasinya luar biasa. Saya suka pemain yang berani,” ucap Arteta.
Gawang Raya tidak kebobolan sampai akhir laga. Namun, persaingan pemain berusia 28 tahun itu dengan Aaron Ramsdale dipastikan tetap terbuka.
Murid telah menjadi Guru
Arteta tak punya banyak alasan untuk mengeluhkan penampilan anggota skuadnya. Kemenangan ini menjadi titik penting dalam kariernya. Sebelum ditunjuk Arsenal, ia adalah asisten Pep Guardiola di City.
Catatan Arteta jeblok saat menghadapi mantan bos. Guardiola memenangi delapan dari 10 pertemuan dengan Arteta di semua ajang. Bila diciutkan ke tujuh pertemuan terakhir di liga, Arteta belum mendapatkan sebiji poin pun usai menghadapi Cityzens.
“Saya sangat bangga. Inilah momen dengan orang dan pemain yang tepat. Kami tahu akan harus bekerja keras, dan kami melakukannya. Kami memerlukan performa dan penonton yang hebat. Kemenangan ini terasa besar.
“Saya pikir saat awal kami sempat tertekan dan kemudian kami bisa memegang kendali. Di babak kedua, kami memulai dengan sangat baik. Kami tampil menekan dan sungguh agresif,” ucap Arteta.
Hasil ini berarti pula dua kekalahan beruntun Cityzens. Catatan itu baru pertama kali sejak Desember 2018.