Dari dua pertandingan pertama, Brasil diperkirakan akan melenggang mudah ke putaran final Piala Dunia 2026 yang akan diselenggarakan di tiga negara Amerika Utara. Ternyata tidak semudah itu buat Selecao.
Brasil layak mengincar tiga angka saat menjamu satu-satunya negara di zona Amerika Selatan yang belum pernah tampil di Piala Dunia, Venezuela. Tamu racikan pelatih dari Argentina, Fernando Batista, itu mampu mengejutkan di duel pada Kamis (12/10) ini.
Kesulitan buat juara dunia lima kali ini sebenarnya sudah terlihat pada babak pertama. Brasil gagal menembus pertahanan Venezuela. Neymar memang menggebrak di awal pertandingan dengan tembakan dari pojok kotak penalti, tapi start Selecao praktis lambat.
Dalam laga di Arena Pantanal di Cuiaba ini, Neymar secara khusus kerap menunjukkan kekesalannya terhadap wasit yang membiarkan tim tamu mengulur-ulur waktu. Eks pemain Barcelona itu mengganjar lawan dengan assist pada menit ke-50. Bola sepak pojoknya disambar Gabriel Magalhaes dengan sundulan yang menggetarkan jala gawang Rafael Romo.
Penyerang Madrid, Rodrygo, memiliki peluang emas untuk mencetak gol kedua. Namun, bola cungkilannya hanya menerpa tiang dekat dan melebar. Gol Vinicius pada menit ke-71 dianulir karena off-side.
Ketika hasil laga akan berakhir dengan kemenangan Brasil dengan skor tipis saja, La Vinotinto memberi kejutan besar. Lima menit sebelum waktu normal usai, Eduard Bello membuat gol tendangan salto yang tidak terduga meneruskan operan Jefferson Savarino yang tampak tanggung saja.
Skor 1-1 mengakhiri laga ini. Hasil ini mengakhiri deret 15 kemenangan Selecao Brasileiro di rumah sejak 2015.
“Saya rasa kami melakukan dua kesalahan. Di bagian akhir laga, kami membuat banyak peluang tapi tidak bisa mencetak gol kedua, ketiga, dan sebagainya. Gol Venezuela juga seharusnya tidak terjadi. Akan tetapi, tim iin tidak tampil buruk. Hanya hasilnya yang buruk. Para pemain merasa panas dan lapangan yang menyulitkan,” ucap pelatih Brasil, Fernando Diniz, dikutip Globo.
Diniz juga menyorot perbuatan fan yang melempari Neymar dengan berondong dan kantungnya saat sang kapten menuju ruang ganti pemain. “Saya sama sekali tidak setuju. Mencemooh dan menyoraki tidak apa-apa. Melempar berondong tidak menunjukkan respek kepada mereka yang memberikan penampilan terbaik di lapangan,” tutur Diniz.
Bagaimanapun, kehilangan dua angka akan dua pekan ini berat buat Selecao. Pada Selasa (17/10), Brasil melawat ke kandang rival, Uruguay. Venezuela saat ini berada di peringkat keenam di klasemen. Enam tim akan lolos otomatis ke AS-Meksiko-Kanada 2026. Peringkat ketujuh akan melakoni play-off antarkonfederasi.
Argentina menggeser Selecao dari puncak klasemen. Berbeda dengan Brasil, sang juara bertahan bisa mempertahankan keunggulan satu gol sampai akhir laga meladeni Paraguay.
Gol tunggal laga di Estadio Monumenal, Buenos Aires dipersembahkan bek gaek, Nicolas Otamendi, pada menit ketiga. Gol itu baru yang keempat dibuat pemain berusia 35 tahun itu.
Lionel Messi baru masuk pada menit ke-53. Sebuah tendangan bebasnya saat injury time hanya menerpa mistar. Albiceleste membukukan kemenangan ketiga dari tiga partai. Berikutnya, skuad Lionel Scaloni akan bertandang ke Peru.
Matchday 3 kualifikasi PD 2026 zona Conmebol dibuka dengan laga ketat saat Kolombia menjamu Uruguay di Barranquilla. Penalti Darwin Nunez di pengujung laga membuat skor menjadi 2-2.