Argentina melesat sendirian di babak kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Amerika Selatan (Conmebol) dan Lionel Messi jadi aktor utamanya.
Messi jadi bintang kemenangan teranyar timnas Argentina kala menaklukkan tuan rumah Peru 2-0, Rabu (18/10). Ia mamborong kedua gol kemenangan Argentina tersebut di babak pertama (menit 32’ dan 42’).
Sang mega bintang yang kini membela Inter Miami itu mengawali sendiri proses gol pembukanya. Dari lapangan tengah, ia menyebrangkan bola ke sisi sayap, untuk kemudian melesat ke jantung pertahanan Peru, sebelum akhirnya melepaskan tembakan first time akurat.
Eksekusi yang hampir serupa ia buat kala mencetak gol kedua. Berawal dari sebuah umpan silang di dalam kotak penalti Peru, Messi, tanpa lebih dulu mengontrol bola, langsung melepaskan tembakan keras kaki kiri yang kembali sukses memperdaya kiper Peru, Pedro Gallese.
Di babak kedua, Messi sebenarnya masih sempat membuat satu gol lagi. Namun, gol itu dianulir setelah tayangan VAR memperlihatkannya sudah berada dalam posisi offside.
Skor 2-0 untuk Argentina bertahan hingga akhir laga. Hasil tersebut membuat tim Tango makin mapan di puncak klasemen dengan raihan sempurna 12 poin dari empat laga. Sebelum menang dari Peru, Messi dkk. sudah lebih dulu membungkam Paraguay (1-0), Bolivia (3-0), dan Ekuador (1-0).
Sebagai gambaran, empat kemenangan beruntun Argentina tersebut lahir setelah mereka “cuma” menang 2-0 atas Indonesia di laga uji coba pada bulan Juni silam.
Khusus bagi Messi, tambahan dua gol ke gawang Peru mengantarkannya ke rekor baru. Ia kini tercatat sebagai pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah di ajang kualifikasi Piala Dunia zona Amerika Selatan berkat torehan 31 gol. Koleksi 31 gol itu ia buat hanya dalam rentang 63 laga. Jika dikalkulasi, Messi berarti hampir pasti membuat satu gol setiap dua kali tampil di ajang tersebut.
*Brasil ditekuk Uruguay dan Neymar bisa cedera panjang
Di sisi lain, Brasil, selaku rival utama Argentina, justru menelan kekalahan 0-2 dari tuan rumah sekaligus salah satu musuh bebuyutan, Uruguay. Dua gol kemenangan La Celeste tersebut dicetak striker Liverpool, Darwin Nunez (42’) dan gelandang asal River Plate, Nicolas de la Cruz (77’).
Kemenangan ini membuat Uruguay sukses mengakuisisi Brasil dari peringkat kedua. Nunez dkk. unggul head-to-head dari Brasil karena mengoleksi poin (7) dan agregat gol (+3) yang sama. Baik Uruguay dan Brasil, sama-sama mencatatkan dua kemenangan, sekali imbang, dan sekali kalah dari empat laga. Mereka tertinggal lima poin dari Argentina selaku pemuncak klasemen.
Bagi kubu Samba, kekalahan itu makin terasa pahit karena mereka harus kehilangan Neymar. Sang striker terpaksa ditarik keluar dan digantikan Richarlison di ujung babak pertama karena cedera.
Dalam tayangan ulang, Neymar tampak terjatuh dan langsung mengerang kesakitan usai berduel dengan de la Cruz. Bintang Al hilal itu bahkan terlihat sampai menangis kala diangkut keluar lapangan dengan mobil golf.
Dari laporan ESPN, Neymar ditenggarai menderita cedera lutut yang cukup parah. Hal itu disampaikan dokter tim medis Brasil, Rodrigo Lasmar, seusai laga. Muncul rumor bahwa kemungkinan terburuk, Neymar bisa absen selama tujuh hingga sembilan bulan.
“Dalam 24 jam ke depan, akan sangat krusial untuk mengetahui seberapa parah cedera lutut Neymar. Masih terlalu dini jika dianggap cedera ligamen dan parah. Kami akan melakukan pemeriksaan lebih mendalam terlebih dahulu dan mengevaluasinya. Begitu hasilnya keluar akan langsung kami kabarkan,” ujar Lasmar kepada ESPN.
Neymar sendiri sama sekali tak memberikan keterangan pers atau melakukan wawancara usai ditarik keluar. Ia hanya membagikan cederanya tersebut lewat akun Instagram pribadinya. Kali ini, pesan yang disampaikannya bernada cukup religius.
“Tuhan tahu segalanya. Segala hormat dan pujian bagi-Mu Tuhan. Apapun yang terjadi, saya tetap percaya,” tulis Neymar di bagian caption.
Kisah cedera Neymar semakin hangat lantaran dirinya juga menjadi salah satu bahan pembicaraan kala Brasil ditahan imbang 1-1 Venezuela di laga sebelumnya. Pada pengujung laga tersebut, Neymar juga sempat dicemooh dan mendapat lemparan botol dari penonton. Ia dianggap tidak perform.
Casemiro, selaku rekan setim dan kapten Brasil, coba meredakan hal-hal negatif yang dialamatkan ke Neymar, terutama terkait cedera yang kerap menghampiri rekannya tersebut.
“Semoga cedera Neymar tidak terlalu serius. Ia pemain yang sangat penting bagi kami dan tim ini sangat bergantung padanya. Ia sudah sering bergelut dengan berbagai cedera. Begitu baru pulih dan menemukan permainan terbaiknya, cedera kembali menghampirinya,” ujar Casemiro kepada stasiun TV Brasil, Globo.