Juventus berhasil membawa pulang tiga angka setelah laga ketat kontra tuan rumah AC Milan pada Ahad (22/10). Gol takdir unik Manuel Locatelli memupus deret kemenangan Milan di San Siro.
Sebelum pertandingan, Milan memuncaki klasemen Serie A. Hasil pada Minggu membuat mereka tergelincir dari pucuk, sementara Juve mendekat. Terdapat beberapa hal menarik lainnya dari duel ini.
Merah permudah Juve
Benturan dua klub besar di Italia ini berjalan berimbang dan ketat. Hanya, sebuah kejadian membuat Juventus berada di atas angin. Ketika babak pertama tersisa lima menit, bek Milan, Malick Thiaw, menjatuhkan Moise Kean yang berpeluang mencetak gol.
Pioli menyayangkan kartu merah Thiaw itu. “Kartu merah merupakan kesalahan naif, baik secara individual maupun tim. Thiaw nahas ketika terjatuh, tapi ia seharusnya tidak mengejar lawan. Posisi bek sayap juga keliru,” ucap Pioli usai laga dikutip Football Italia.
Allentore Juve, Massimiliano Allegri, mengakui bahwa keunggulan jumlah pemain memberikan keuntungan besar bagi kubunya. “Mereka bermain dengan 10 pemain dan jelas membuatnya lebih mudah bagi kami,” ucapnya.
Takdir Locatelli
Manuel Locatelli mencetak gol tunggal dalam pertandingan itu pada menit ke-63 memanfaatkan assist Timothy Weah. Tembakan jarak jauh Locatelli berubah arah usai mengenai Rade Krunic sebelum melayang tak terjangkau Antonio Mirante.
Gol itu memunculkan keunikan tersendiri. Tujuh tahun silam, Locatelli mencetak gol, juga di San Siro pada menit ke-65 untuk Rossoneri saat membekap Juventus dengan skor 1-0. Tak dinyana ia membuat gol lagi, tapi ke gawang Milan saat membela La Vecchia Signora. Bisa gitu, ya?
“Gol itu sempat tebersit sebelum laga. Ini sungguh takdir. Luar biasa bisa mencetak gol pada hari yang sama, tujuh tahun lalu dengan seragam berbeda. Saya tahu tanggalnya sama, kami sekeluarga membicarakannya, dan saya mendedikasikannya untuk keluarga,” ucap Locatelli kepada DAZN dikutip Football Italia.
Sebelum dalam duel ini, gol terakhir Locatelli hadir saat Juve menang 4-3 atas tuan rumah Roma pada Januari 2022.
Locatelli menangis saat peluit akhir pertandingan berbunyi. Namun, loyalitas kepada klub akan terbayar. Perpanjangan kontrak sang gelandang di Juventus disebut akan berlangsung pekan depan.
View this post on Instagram
Persiapan defensif tamu
Juventus disebut mempunyai kecenderungan menyerang di bawah arahan Massimiliano Allegri musim ini. Namun, di laga ini I Bianconeri tampak bertahan.
“Itulah persiapan kami untuk hari ini, mengingat Milan tergantung kepada Giroud dan pemain-pemain lain bergerak di sekelilingnya mencari kombinasi” ucap Allegri.
Pembelaan superior Milan
Stefano Pioli, allenatore Milan, menyatakan bahwa timnya tidak pernah berada di bawah performa Juventus bahkan setelah bermain dengan 10 pemain.
“Ini bukan hasil yang kami inginkan, tapi kami tampil baik dengan 11 pemain, begitu juga dengan 10 pemain. Kami tidak pernah sedikit pun inferior terhadap Juventus. Jadi, saya merasa kami seharusnya bisa meraih poin,” ucap Pioli.
Pioli tidak asal bicara. I Diavolo Rosso masih mampu mencatat 52 persen penguasaan bola sampai akhir laga, selain 20 tendangan bebas (berbanding 14 yang didapat Juve) dan 6 sepak pojok (berbanding 3).
Batal sedekade
Hasil ini membawa Juventus mendekati dua klub kota Milano di posisi dua teratas. Jarak Si Nyonya Besar dengan Milan terpaut satu poin saja. Inter masih memuncaki klasemen dengan 22 angka, unggul dua angka dari Juventus.
Tripoin dari San Siro ini memupus catatan tak pernah menang Juventus saat menghadapi Milan di lima pertandingan sebelumnya.
Bagi Milan, kekalahan ini memupus deret enam kemenangan beruntun di rumah. Jika saja bisa menang, Rossoneri akan menyamai pencapaian tujuh kemenangan kandang konsekutif di Serie A yang mereka catat sedekade lalu. Di semua ajang, kekalahan ini menjadi yang pertama yang dirasakan Milan di kandang dari 13 laga.