Pelatih masing-masing tim yang terlibat dalam derbi London di Tottenham Hotspur Stadium pada Senin (6/11) patut mendapat perhatian tersendiri. Emosi sosok yang berganti kubu boleh jadi lebih dinanti.
Tottenham akan menjamu Chelsea pada penutupan pekan ke-11 Premier League. Sorotan khusus akan tertuju kepada dua manajer untuk alasan berbeda.
Ange Postecoglou menarik atensi seturut kiprah mengesankannya pada musim debut menangani Tottenham. Klub London Utara itu memuncaki klasemen, dengan torehan delapan kemenangan tanpa pernah kalah dari 10 pekan. Eks arsitek Glasgow Celtic itu menuai pujian seturut kemampuannya sejauh ini menjadikan Spurs tim yang bermental tangguh di samping segi teknis sepeninggal Harry Kane.
Dari Chelsea, Mauricio Pochettino mengharapkan sambutan spesial dari publik yang pernah memujanya selama lima tahun masa kepelatihan. Pelatih asal Argentina ini pernah menangani dan mengangkat Spurs hingga menjadi penantang gelar dan finalis Liga Champion untuk pertama kali.
“Bagi saya, laga nanti akan menjadi hari yang menyenangkan. Kami profesional, tapi pada saat yang sama kami adalah manusia yang merasakan. Istimewa rasanya kembali ke tempat di mana kami menciptakan memori luar biasa bersama.
Spesial. Saya takkan berbohong. Momen yang berat ketika meninggalkan klub, tapi kini kami berkesempatan kembali dan melihat banyak orang yang masih bekerja di sana. Akan menjadi momen yang mendebarkan,” ucapnya dikutip BBC.
Usai meninggalkan Tottenham, Pochettino menukangi Paris Saint-Germain. Di klub Prancis itu, pria berusia 51 tahun itu dapat merasakan kenikmatan mengangkat dua trofi pertama dalam kariernya, yakni Coupe de France dan Ligue 1.
Pochettino kembali ke London untuk menangani klub Premier League, tapi bukan Tottenham. Chelsea memilihnya setelah performa butut musim lalu. Akan tetapi, pelatih yang dipecat Spurs pada 2019 itu belum berhasil mengangkat performa The Blues yang berisi banyak pemain mahal setelah kedatangan pemilik baru.
Menariknya, Chelsea mendapat tempat “khusus” dalam hati para pendukung Spurs setelah pertandingan di Stamford Bridge yang bertajuk “Battle of the Bridge” pada 2016. Usai duel, Chelsea menang 2-0 atas Tottenham yang ketika itu diracik Pochettino. Hasil itu praktis menghentikan ambisi Spurs menjadi kampiun Premier League.
Dengan tragedi itu, Poch tidak bisa memastikan reaksi yang akan ia dapatkan saat kembali ke Tottenham sebagai bos Chelsea. Yang jelas, eks pemain dan pelatih Espanyol itu menyatakan reaksi buruk sekalipun takkan memengaruhi perasaannya terhadap The Lilywhites.
View this post on Instagram
“Saya takkan mengatakan apa pun saat ini. Sampai Senin, kita hanya bisa menerka-nerka. Kami tidak dapat melupakan semua yang telah kami lalui, dan saya akan menghormati semua orang dan perasaan mereka. Hal itu takkan mengubah emosi dan perasaan saya terhadap klub yang memberikan perjalanan dahsyat,” ucap Pochettino lagi.
Mantan pelatih Southampton itu menyatakan bahwa dirinya selalu berkata bahwa terdapat dua klub yang takkan pernah ia latih. Pertama, Arsenal karena merupakan musuh terbesar bagi Tottenham. Kedua, Barcelona, karena Espanyol.
Walau kecintaannya kepada Spurs tidak luntur, Pochettino akan berharap bisa membawa Chelsea pulang ke sisi barat ibu kota dengan poin. Sebaliknya, Son Heung-min cs. takkan menahan diri untuk tidak memberikan pukulan lanjutan terhadap Si Biru yang sedang jeblok.
Saat ini Chelsea masih berada di peringkat ke-11. Pada pekan silam, klub milik Todd Boehly itu keok di kandang di tangan klub London lainnya, Brentford. Hasil itu mengembalikan tekanan terhadap Pochettino.
Tottenham, dengan pertaruhan puncak klasemen, bersiap memperkokoh posisi di pucuk. Mereka kembali mencatatkan kemenangan di derbi ibu kota pekan lalu atas tuan rumah Crystal Palace.
Rekor kurang apik kala menghadapi Si Biru takkan bepengaruh banyak terhadap penampilan gemilang The Lilywhites saat ini. Performa aktual akan menentukan. Hasil selain tiga angka akan dianggap buruk buat Spurs era Postecoglou.