AC Milan mengukir kemenangan penting atas Paris Saint-Germain di Grup F yang membuat persaingan menjadi sangat ketat. Di San Siro pada Selasa (7/11), Milan memperlihatkan kepada PSG keistimewaan mereka di Liga Champion.
Dengan keharusan menang seiring grafik menurun belakangan ini, jalannya laga tidak berlangsung mudah buat I Diavolo Rosso asuhan Stefano Pioli. Kebangkitan menjadi salah satu hal yang patut disimak para calon lawan Milan berikutnya. Sisanya enggak jauh dari DNA kuat Rossoneri di kompetisi ini.
Tertinggal dulu
Menggenggam hasrat besar untuk meraih tiga angka, Rossoneri tertinggal dulu saat pertandingan masih di bagian awal. Dua alumni Serie A bekerja sama untuk membawa PSG mengungguli tuan rumah pada menit kesembilan.
Sepak pojok disambut eks bek tengah Roma, Marquinhos, dengan sundulan di tiang dekat. Sundulan itu menjadi assist buat rekannya yang merupakan eks bek Inter Milan, Milan Skriniar, yang menyundul masuk bola di tiang jauh. Gol ini merupakan gol pertama bek Slovakia itu buat PSG di musim perdananya ini.
Respons cepat dan hebat
Milan menyodorkan bukti lagi untuk memperkuat anggapan bahwa Liga Champion kerap merupakan persoalan DNA. I Diavolo Rosso segera tersentak dengan gol eks bek Inter itu. Milan hanya membiarkan lawan, yang berambisi di ajang ini tapi belum kunjung juara walau sudah menggelontorkan banyak uang, memimpin selama tiga menit.
Dari sebuah serbuan cepat, Olivier Giroud melepaskan tembakan dari sisi kanan pertahanan lawan. Gianluigi Donnarumma masih bisa menangkal tembakan itu. Namun, bola muntah dilanjutkan Rafael Leao dengan gol menawan. Penyerang asal Portugal itu membuat tendangan salto untuk menyamakan skor.
Ganti lebih siap
Beberapa peluang tercipta di babak pertama, dengan yang paling bagus didapat Ousmane Dembele yang tengah mencari gol pertamanya usai pindah dari Barcelona. Namun, tembakan jarak jauh eks Dortmund itu masih dimentahkan mistar.
Skor imbang bertahan sampai turun minum. Paruh kedua segera menggelar tempo cepat. Giliran tuan rumah yang lebih siap di bagian awal usai start ulang.
Super Giroud
Usai menguasai bola lepas di sayap kiri, Theo Hernandez melepaskan umpan ke dalam kotak penalti. Giroud, yang memang jagoan bola-bola atas, menyundul masuk bola dengan mengungguli Skriniar dalam duel.
San Siro bergemuruh setelah gol pada menit ke-50 itu.
Giroud menjadi simbol kelebihan Milan dalam kemapanan di ajang ini dibandingkan dengan PSG. Gol itu merupakan gol ke-24 Giroud di Liga Champion dan kelima ke gawang PSG. Ia menjadi pemain tertua, 37 tahun, dari Prancis yang mengukir gol di UCL.
Rossoneri superior
Kendati ditekan usai unggul, Milan hampir memperbesar keunggulan melalui pemain pengganti, Noah Okafor, di menit ke-85. Kansnya masih bisa ditahan kiper produk akademi Milan yang mendapat sambutan hangat karena kepindahannya, Donnarumma.
Peluang terbaik PSG untuk menyamakan skor didapat Lee Kang-in di pengujung duel. Akan tetapi, tembakannya masih bisa ditepis Mike Maignan.
Tidak ada gol tambahan sampai akhir pertandingan ketat ini. Laju lima kemenangan PSG di semua ajang pun terhenti. Klub Paris itu hanya bisa sekali menang dari enam benturan dengan Milan.
View this post on Instagram
Lebih efisien
PSG racikan Luis Enrique menguasai permainan keseluruhan, terutama setelah ganti tertinggal. Sampai akhir laga, penguasaan bola Les Parisiens 63 persen. Akan tetapi, Milan yang berhasil tampil lebih efisien di duel ini.
Si Merah Hitam membuat peluang sama banyaknya dengan PSG, yakni 16 buah. Milan bahkan menghasilkan 8 tembakan ke gawang, lebih banyak dua buah daripada Les Rouges et Bleus.
“Sebuah gol sudah bagus, tapi kami mesti menang. Kami ingin bereaksi setelah kemunduran belakangan ini, dan petang ini sempurna. Kami membuat banyak peluang, bermain secara lebih efektif, dan itulah perbedaannya. Kami melakukan tepat seperti yang diminta pelatih dan menghindari kesalahan tertentu,” ucap Giroud dikutip Sky Sports Italia.
“Kami tahu Liga Champion istimewa buat Milan, dan kami ingin tampil habis-habisan buat tifosi yang mendukung dari awal sampai akhir laga. Saya bangga pada tim ini,” lanjut sang striker kawakan.
F memang maut
Tripoin di hadapan tifosi di San Siro ini memelihara peluang Milan untuk lolos ke perdelapan final. Dari empat laga, Rossoneri mengumpulkan lima angka. Lebih lanjut, hasil ini membuat persaingan di Grup F masih sangat terbuka.
PSG berada di peringkat kedua dengan jarak satu poin dari Milan yang berada di posisi ketiga. Dortmund memuncaki klasemen Grup F dengan tujuh poin berkat kemenangan 2-0 atas Newcastle beberapa jam sebelum duel di San Siro. The Magpies, juru kunci, masih berpeluang lolos dengan empat poin.
Grup F berjalan sesuai julukannya: Grup Maut.