Setelah menjungkalkan Tottenham Hotspur minggu lalu, Chelsea mencoba melanjutkan kiprah apik mereka itu pada Ahad (12/11).
Chelsea, walau masih berada di papan tengah, tidak akan mudah menyerah menghadapi klub kuat, terutama di Stamford Bridge. Liverpool dan Arsenal sudah merasakannya dengan keharusan menerima hasil seri.
Terakhir, Tottenham yang memuncaki klasemen dibekap 4-1 di kandangnya pekan lalu. Spurs pun merasakan kekalahan pertamanya. Kemenangan di London Utara itu terbantu dua kartu merah yang diterima Spurs. Akan tetapi, Chelsea bakal tampil tangguh melawan kubu papan atas, tempat yang lama mereka tempati sebelum turbulensi di dua musim terakhir.
Ancaman serupa akan mereka berikan untuk pemuncak klasemen yang baru–berkat kemenangan Chelsea atas Spurs, Manchester City, pada Minggu.
Kembali, klasemen bukan merupakan patokan yang sahih untuk laga ini. The Cityzens tidak mudah menang di London Barat. Dari enam lawatan, Manchester Biru hanya bisa menang tiga kali dan kalah tiga kali.
Para penikmat bisa menantikan pula laga ketat. Yang menarik, empat pertemuan terakhir kedua kubu di liga berakhir dengan skor 1-0. Tak kurang, kecenderungannya adalah gol pertama yang bakal krusial dalam laga ini.
Man. City memperlihatkan ketangguhan pada tengah pekan saat menang 3-0 atas Young Boys di Liga Champion. Momentum bagus itu menjadi kelanjutan kembalinya kemantapan usai kegamangan pada akhir September hingga awal Oktober saat mereka menelan tiga kekalahan dari empat pertandingan.
Daya tarik duel juga akan terletak pada materi pemain. City akan lebih diunggulkan mengingat komposisi yang padu sejauh ini walau ditinggalkan Ilkay Gundogan. Mateo Kovacic akan menjadi salah satu yang disorot dalam laga ini seturut kepindahannya pada musim panas dari Stamford Bridge.
Belum ada gol yang diberikan pemain Kroasia itu dari sembilan partai, enam di antaranya di Premier League. Kovacic praktis menjalankan peran defensifnya dengan koleksi dua kartu kuning.
Sebaliknya, City mengirimkan Cole Palmer. Gelandang serang berusia 21 tahun ini memberikan kontribusi besar bagi Si Biru. Dari delapan laga, lima di antaranya sebagai starter, produk akademi City itu telah mengukir tiga gol dan dua assist buat Chelsea. Dalam laga di Tottenham, Palmer mencetak satu gol dan satu assist.
Pep Guardiola menyebut Palmer memiliki talenta luar biasa sejak debutnya di City tiga tahun silam, tapi akhirnya memilih melego sang playmaker.
Menghadapi mantan klub akan menjadi ujian sesungguhnya buat Palmer. Pada pertemuan pertama setelah berpisah ini, Palmer akan mencoba menunjukkan bahwa pendapat Pep benar, tapi keputusan sang manajer keliru.
Mauricio Pochettino, yang tengah membangun Chelsea, memberi penilaian yang sama dan mengakui kebutuhan tim. “Ketika ia tiba pada hari terakhir bursa transfer, saya pikir kami merasa bahwa ia dapat menjadi seorang pengatur serangan yang kami butuhkan di dalam tim,” kata Pochettino dikutip The Chelsea Chronicle.
Menurut Whoscored, Palmer menorehkan 1,6 operan kunci, tertinggi di The Blues, dan 2 tembakan per laga. Saat melawan Spurs, nilainya 8,7, terbaik kedua setelah pencetak hattrick Nicolas Jackson.
Dua kartu kuning yang didapat Spurs perlu menjadi catatan khusus yang memudahkan Si Biru. Palmer rasanya belum akan mudah mengulanginya saat menghadapi City. Kiprahnya mungkin akan bagus, tapi belum akan cukup untuk menghentikan The Cityzens yang biasanya susah turun kalau sudah berada di puncak.