Ukraina dan Italia akan memperebutkan tiket lolos otomatis terakhir dari Grup C pada Senin (20/11). Peluang Azzurri cukup besar di tempat yang terbilang netral, tapi tuan rumah terus mencari alasan untuk melonjakkan semangat.
Pertaruhannya sangat jelas. Yang menang meraih tiket ke putaran final yang akan digelar di Jerman tahun depan. Yang kalah harus melewati babak play-off agar bisa ke Jerman 2024.
Kedua kubu akan mencoba meneruskan kemenangan dari laga terakhir. Pada Oktober silam, Ukraina menang atas tuan rumah Malta dengan salah satu gol dikemas Mykhailo Mudryk. Kemenangan Italia lebih hangat. Tiga hari sebelum duel, Azzurri menang 5-2 atas Masedonia Utara berkat dua gol Federico Chiesa.
Dengan hasil pertandingan di Olimpico, Roma, itu, Italia kini berada di peringkat kedua melewati Ukraina. Gli Azzurri lebih produktif daripada Ukraina meski sama-sama mengumpulkan 13 poin. Selisih gol Azzurri tujuh gol, sementara Ukraina tiga.
Pperhitungan head-to-head itu hanya akan membuat duel menjadi lebih sengit. Berkat kemenangan 2-1 di Milano pada benturan pertama dan catatan pertemuan menjadi penentu pemeringkatan yang lebih diprioritaskan sebelum selisih gol, Italia tampak lebih berpeluang lolos. Gli Azzurri tinggal butuh hasil seri dari duel ini untuk memastikan tiket otomatis ke Jerman 2024.
Laga akan dihelat di BayArena, Leverkusen, seiring belum redanya perang di tanah Ukraina. Meski begitu, Ukraina besutan Serhiy Rebrov akan tampil habis-habisan di rumah daruratnya, termasuk dengan latar perang tersebut.
Warna tambahan yang rada menyinggung perang menjelang hari laga membuat duel ini menarik. Ukraina menyorot ucapan selamat pelatih Italia, Luciano Spalletti untuk klub Rusia yang baru juara, Zenit St. Petersburg. Rusia adalah kubu yang menginvansi Ukraina.
“Sangat enggak adil mengaitkan kemenangan olahraga dengan konflik. Skuad itu masih berisi banyak pemain yang saya latih, pelatih mereka sekarang adalah bagian kepelatihan saya, dan presiden klub juga masih sama. Saya menerima ucapan selamat untuk kejayaan saya di Serie A. Maka, saya merasa minimal membalas ucapan itu untuk gelar mereka,” ucap Spalletti dikutip Football Italia.
Spalletti pernah menukangi Zenit pada 2009-2014 dan memberikan dua gelar liga dan satu Piala Rusia untuk klub itu. Musim lalu, pelatih kawakan itu membawa Napoli kampiun Serie A untuk pertama kali dalam 33 tahun.
Meski Ukraina mencoba menambah alasan untuk melecut semangat, Italia bisa mengais kesempatan dari beberapa hal. Walaupun Ukraina tak terkalahkan di sembilan laga “kandang”, catatan hanya tiga kemenangan Si Biru Kuning dari sembilan laga itu akan menguatkan keyakinan Italia.
View this post on Instagram
Giacomo Raspadori cs. akan menggali kepercayaan diri juga dari rekor pertemuan. Dari sembilan pertandingan meladeni timnas yang pernah melahirkan Andriy Shevchenko itu, Italia tak terkalahkan, tujuh di antaranya berakhir dengan kemenangan.
Italia juga boleh jadi, seperti sebelum-sebelumnya, akan memakai insiden berbau skandal untuk menaikkan determinasi. Absensi Sandro Tonali dan Nicolo Fagioli yang tersangkut kasus judi taruhan ilegal malah menjadi pelecut Si Biru.
Ya, Azzurri terbiasa dengan tekanan, dan laga seperti ini bukan kekecualian. Spalletti berambisi menjadikan laga ini sebagai pijakan untuk hal yang lebih tinggi. “Saya ingin membuat orang Italia jatuh cinta lagi dengan tim ini, dan kini adalah saat yang tepat. Laga ini adalah laga yang tepat untuk menaikkan level kami,” tutur eks pelatih Inter Milan dan Roma itu.
Italia akan mencuri angka dari laga ini.