Inter Milan membuat comeback menawan di Estadio da Luz pada Rabu (29/11). Tim pelapisnya tampil lesu di babak pertama sehingga Joao Mario bisa mencetak hattrick buat Benfica. Wajah I Nerazzurri berbeda di paruh kedua.
Di empat laga sebelumnya, Benfica kesulitan menerjemahkan grafik bagus permainan mereka di Liga Portugal, di mana koleksi mereka 28 dari kemungkinan 33 poin, ke Eropa. Saat menjamu Inter yang sudah lolos, As Aguias tampil menekan.
Setengah lusin gol tercipta di Da Luz. Tiga gol hadir pada babak pertama, kesemuanya diborong Joao Mario. Nama yang disebutkan terakhir merupakan pemain Inter pada 2016-21, tapi terbilang gagal tampil bagus secara konsisten sehingga dipinjamkan ke West Ham, Lokomotiv Moskva, dan Sporting.

Duel baru lima menit berjalan, Mario meneruskan umpan cerdik pemain debutan, Casper Tengstedt. Gol kedua Mario tercipta pada menit ke-23 menyusul kombinasi Tengstedt dan Rafa Silva. Sebagai catatan, kebobolan dua gol dalam 15 menit ini merupakan yang pertama kali dialami Inter di Eropa. Gelandang Portugal berusia 30 tahun itu mengukir hattrick pada menit ke-34, kembali dari assist Tengstedt.
Performa buruk Inter tak lepas dari keputusan sang pelatih, Simone Inzaghi, memainkan tim lapis kedua, termasuk kiper berdarah Indonesia, Emil Audero Mulyadi. La Beneamata sudah memastikan lolos ke perdelapan final.
Kendati luluh lantak di paruh pertama, Inzaghi tidak membuat pergantian saat turun minum. Kepercayaan itu terbayar.
Si Hitam Biru mencetak gol pertama melalui Marko Arnautovic dari assist Yann Bisseck. Tujuh menit kemudian, Davide Frattesi memangkas jarak ketertinggalan dengan tendangan voli memanfaatkan operan Francesco Acerbi.
Inter baru melakukan pergantian pemain pada menit ke-67. Lima menit berselang, Alexis Sanchez menyamakan kedudukan melalui titik putih setelah Marcus Thuram dilanggar Nicolas Otamendi.
Benfica semakin tertekan ketika Antonio Silva diusir wasit akibat pelanggaran keras terhadap Nicolo Barella pada menit ke-72. Namun, tidak ada tambahan gol.
“Saya akan mengambil hal-hal positif dari pertandingan, yaitu reaksi kami di babak kedua. Kami, termasuk saya, seharusnya lebih baik di babak pertama. Pendekatan kami sangat ceroboh,” ucap Inzaghi kepada Sportsmediaset dikutip Football Italia.
Inzaghi menyatakan bahwa dirinya bisa mengandalkan 20 pemain tim pertama. Namun, ia memilih mempertahankan 11 awal.
“Akan lebih mudah kalau mengganti empat atau lima pemain saat jeda. Kalau melakukannya, kami mungkin akan merenggut sesuatu dari pemain pelapis yang berjuang keras. Namun, mereka mendapat kesempatan untuk bangkit dengan sikap yang sangat berbeda. Kami turun kembali dengan semangat berbeda, dengan beberapa penyesuaian taktis,” ucap Inzaghi.
View this post on Instagram
Eks penyerang Lazio ini menyayangkan pula bahwa Inter berpeluang besar pulang dengan kemenangan. “Kami menang kalau saja tembakan Nicolo Barella tidak membentur tiang,” katanya.
Inter berada di peringkat kedua klasemen Grup D setelah Real Sociedad juga bermain imbang tanpa gol dengan RB Salzburg. Nerazzurri dan Sociedad sama-sama mengumpulkan 11 poin. Penentuan juara grup akan tergelar pada 12 Desember saat Inter menjamu Sociedad.
View this post on Instagram