Kemenangan meyakinkan 4-0 Liverpool kala menjamu LASK Linz di Anfield, Jumat (1/12), menghadirkan tiket lolos ke babak 16 besar Liga Europa. Raihan tiga poin itu memastikan The Reds sebagai juara Grup E. Meski fase grup masih menyisakan satu laga lagi, Liverpool (12 poin) tak lagi bisa diusik Toulouse FC selaku penghuni peringkat kedua (8 poin).
“Yang terpenting adalah kami berhasil memastikan lolos sebagai juara grup dan hal itu tak lagi bisa berubah. Jadi, ini hasil yang sangat baik,” ujar pelatih Juergen Klopp dilansir Sky Sports.
“Jika Anda unggul beberapa gol di awal babak pertama dan sangat menguasai laga, maka Anda harus menyudahinya sebelum turun minum dan kami ternyata tidak segera melakukan itu. Skor 3-0 tetap bagus dan kami bermain agak terbuka sehingga lawan juga memiliki beberapa peluang. Jadi, kami akhirnya bisa menang 4-0 adalah hal yang fantastis,” lanjut Klopp.
Trio lini serang yang diturunkan Klopp sejak menit awal, yakni Luis Diaz, Cody Gakpo, dan Mohamed Salah, tampil sangat baik. Ketiganya menyumbang masing-masing satu gol. Gol cepat Diaz (menit 12’) dan Gakpo (15’) membuat skuat Merseyside Merah lebih nyaman menguasai laga.
Salah menyusul masuk scoresheets di awal babak kedua (51’). Ia berhasil menunaikan tugasnya selaku algojo penalti. Gakpo menutup pesta gol berkat tambahan golnya di menit-menit akhir (90+2’).
Nama Gakpo mungkin lebih banyak menyita perhatian karena berhasil mengemas dua gol. Apalagi, ia juga didaulat sebagai pemain terbaik laga (man of the match).
Namun, kisah yang tengah dirajut Salah juga tak kalah istimewa. Pasalnya, gol penalti yang ia buat semalam merupakan golnya yang ke-199 untuk Liverpool. Tambahan satu gol lagi bakal mengantarkannya sebagai pemain kelima sepanjang sejarah Liverpool yang berhasil mengoleksi 200 gol selain Ian Rush, Roger Hunt, Gordon Hodgson, dan Billy Landell.
Salah sebenarnya bisa saja mencetak rekor itu tadi malam. Namun, lima menit setelah gol penaltinya, bomber asal Mesir itu justru ditarik keluar oleh Klopp (56’). Ia digantikan Curtis Jones.
Peluang Salah untuk mengukir rekor tersebut hanyalah masalah waktu. Hal itu bisa terealisasi akhir pekan ini lantaran Liverpool “cuma” akan menjamu Fulham.
Selain perbedaan kualitas di antara kedua tim, Salah juga punya catatan bagus kontra tim asal London tersebut. Dari enam kali penampilannya melawan The Cottagers, Salah mengoleksi empat gol.
Faktor daya magis Anfield sebagai venue laga juga bakal berpengaruh. Sebagai gambaran, Salah sudah mengoleksi 13 gol musim ini. Nah, sebanyak tujuh gol di antaranya ia buat di lima penampilan terakhirnya di kandang.
Dari statistik di atas, bukan tidak mungkin Salah bisa membobol Fulham guna makin menegaskan dirinya sebagai striker legendaris Liverpool.
Kembali ke hasil laga kontra LASK. Keangkeran dan daya magis Anfield juga turut berperan. Pasalnya, kemenangan atas wakil Austria itu juga menjaga rekor sempurna Liverpool di total 10 laga kandang (semua ajang) yang telah mereka jalani sejak awal musim ini.
Menurut Opta, ini merupakan keempat kalinya sepanjang sejarah di mana Liverpool sukses memenangi 10 laga awal mereka di kandang sendiri, selain pada musim 1893-94 (16 kali menang), 1972-73 (11 kali), dan 1985-86 (13 kali).
Tren bagus di Anfield juga menaungi Liverpool di kancah Eropa. Dilansir Squawka, skuat Merseyside Merah sudah melalui 32 laga kandang terakhir di kancah Liga Europa/Piala UEFA, tanpa pernah menelan kekalahan. Anfield angker!