Menjamu Sheffield United di Stamford Bridge, Sabtu (16/12), kemenangan menjadi target utama yang bakal diburu Chelsea.
Secara tren, baik Chelsea dan Sheffield sedang berada dalam performa yang kurang menjanjikan. Keduanya cuma mengemas satu kemenangan di lima laga terakhir. Hasil di empat laga lainnya pun identik, di mana mereka menelan tiga kekalahan dan satu hasil imbang.
Kedua tim berharap menyudahi tren buruk tersebut. Hanya saja, tuan rumah lebih berpeluang untuk meraih kemenangan, terutama jika mengacu pada beragam faktor di bawah ini:
- Modal banyak gol di kandang
Periode September hingga Oktober menjadi salah satu periode terburuk Chelsea di kandang musim ini. Empat kali mereka beraksi di Stamford Bridge selama periode tersebut dan empat kali pula mereka gagal meraih kemenangan. Rinciannya, kalah 0-1 dari Nottingham Forest, kalah 0-1 dari Aston Villa, ditahan imbang 2-2 oleh Arsenal, dan kalah 0-2 dari Brentford.
Namun, memasuki bulan November, performa itu membaik. Di dua laga kandang terakhir, Raheem Sterling dkk. bisa mendulang empat poin, yakni imbang lawan Man. City (4-4) dan menang atas Brighton (3-2).
Raihan satu poin dari City tetap layak disyukuri karena kedua tim saling kejar mengejar dan gol penyeimbang Cole Palmer lahir di detik-detik akhir laga (90+5’). Barulah, kemenangan yang lebih meyakinkan mereka raih kala menaklukkan Brighton.
Yang tak kalah penting lainnya adalah keberhasilan Sterling dkk. dalam mencetak tujuh gol di kedua laga tersebut. Produktivitas itu layak menjadi modal utama untuk mempermalukan Sheffield.
2. Koleksi gol Jackson, Sterling, dan Palmer berurutan
Menyaksikan Chelsea bisa kembali berpesta gol hanyalah masalah waktu. Indikasinya terlihat dari koleksi gol ketiga pilar di lini depan.
Koleksi gol mereka cuma berselisih satu gol, yakni Nicolas Jackson (7 gol), Raheem Sterling (6 gol), dan Cole Palmer (5 gol).
Sterling sebagai yang paling berpengalaman di kancah Premier League, bakal sangat tertopang dengan performa kedua rekannya tersebut.
Pasalnya, Jackson sudah terlibat langsung dalam tujuh gol dari 12 penampilannya di liga. Palmer bahkan lebih nyetel lagi. Pemain yang dibajak dari Manchester City sudah berkontribusi tujuh gol dari sembilan penampilan.
3. Raup kemenangan di tiga pertemuan terakhir
Sejak Sheffield kembali ke kasta tertinggi di musim 2019/20 (terakhir kali 2006/07), mereka sudah lima kali bersua Chelsea dan baru sekali menang.
Dominasi Chelsea itu makin nyata jika mengacu pada tiga pertemuan terakhir di mana mereka selalu keluar sebagai pemenang. Rekor bagus head-to-head itu tentu menjadi tambahan moril positif bagi skuat London Biru.
Hasil 5 Pertemuan Terakhir:
Chelsea 2-0 Sheffield (21 Maret 2021 – Piala FA)
Sheffield 1-2 Cheslea (8 Februari 2021 – Liga)
Chelsea 4-1 Sheffield (8 September 2020 – Liga)
Sheffield 3-0 Chelsea (11 Juli 2020 – Liga)
Chelsea 2-2 Sheffield (31 Agustus 20219 – Liga)
4. Kalah = Peluang pecat Pochettino
Berkaca pada transfer besar-besaran yang dilakukan Chelsea awal musim ini, maka penunjukkan Mauricio Pochettino sebagai nahkoda anyar turut menghadirkan beban berat di puncak pelatih asal Spanyol itu.
Terbukti, The Blues saat ini masih merangkak di peringkat ke-12 klasemen sementara. Seruan agar Pochettino dipecat bahkan mulai berkumandang saat Chelsea takluk takluk 0-2 dari Everton pekan lalu. Apalagi di pekan sebelumnya, skuat London Biru juga takluk 1-2 dari Manchester United.
Jika kalah lagi dari Sheffield akhir pekan ini, maka hal tersebut bakal sangat mencoreng karier kepelatihan Pochettino.
Dilansir Sportsmole, itu berarti untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir Pochettino gagal menyelamatkan tim asuhannya dari tiga kekalahan beruntun. Terakhir kali rangkaian buruk itu menimpanya adalah kala masih menangani Southampton di periode Desember 2013.
Jika hal itu terjadi, manajemen Chelsea jadi punya acuan untuk memecat Pochettino. Sesuatu yang tentunya bakal mati-matian dihindari oleh pelatih asal Argentina tersebut.