Perjuangan AC Milan musim ini diwarnai dengan masalah badai cedera, khususnya di lini belakang. Akibatnya, Milan rentan kebobolan dari bola-bola mati.
Hasil imbang 2-2 kontra tuan rumah Salernitana di laga teranyar, Sabtu (23/12), makin menguatkan permasalahan tersebut. Rossoneri dipaksa bertarung habis-habisan demi bisa membawa pulang satu poin.
Milan yang sempat unggul lebih dulu lewat gol Fikayo Tomori (menit 17’), membutuhkan gol menit akhir pemain pengganti Luka Jovic (90’) demi hasil imbang 2-2.
Hasil imbang itu harus dibayar mahal Milan. Dua bek mereka yang tampil sebagai starter, Tomori dan Simon Kjaer, terpaksa ditarik keluar karena cedera.
Kjaer lebih dulu meninggalkan lapangan usai turun minum. Bek kawakan asal Denmark itu dikabarkan mengalami cedera ringan di bagian kepala. Ia digantikan bek muda, Jan Carlo Simic.
Sekitar 20 menit kemudian, giliran Tomori yang juga harus menepi (65’). Bek Inggris itu mengalami cedera hamstring dan terpaksa digantikan Alessandro Florenzi.
Menurut Football Italia, Tomori dan Kjaer merupakan pemain ke-20 dan ke-21 yang mengalami cedera musim ini.
Secara keseluruhan, bahkan hanya Tijjani Reijnders dan Olivier Giroud, yang masih terbebas dari cedera sejak awal musim. Jika dihitung, ada 30 kasus cedera yang menghantam personil-personil Milan sejauh ini.
Parahnya lagi, cedera Tomori dan Kjaer bahkan menghadirkan ketimpangan di lini pertahanan. Cedera keduanya membuat Milan tak lagi punya stok bek tengah senior yang fit.
Yang sudah lebih dulu masuk daftar cedera panjang adalah Malick Thiaw, Pierre Kalulu, dan Mattia Caldara. Hanya Marco Pellegrino yang sudah memasuki tahap proses pemulihan dalam jangka waktu dekat.
Setelah Kjaer dan Tomori ditarik keluar versus Salernitana, Milan terpaksa menggeser bek sayap, Theo Hernandez, dan memainkan bek muda, Jan-Carlo Simic, untuk mengisi bek tengah.
*Rentan kebobolan bola mati
Salah satu dampak buruk dari badai cedera di lini belakang adalah Milan rentan kebobolan dari situasi bola mati. Gol pertama Salernitana yang dicetak Federico Fazio merupakan salah satu bentuk nyatanya lantaran gol tersebut lahir dari sepak pojok.
Menurut data statistik, gol Fazio itu merupakan gol ke-11 yang menembus gawang Milan dari situasi bola mati. Hal itu menjadi salah satu yang menguras pikiran Stefano Pioli selaku nahkoda tim.
“Kami sering membuat kesalahan kecil yang terbilang mahal. Kesalahan yang justru mengurangi pendapatan poin dan kepercayaan diri kami. Ini menjadi salah satu hal yang mengkhawatirkan karena kami justru kehilangan poin dari kesalahan kami sendiri,” ujar Pioli dilansir Football Italia.
“Soal masalah cedera, sulit untuk dijelaskan, karena jujur memang tengah banyak menimpa kami. Fik (Tomori) merupakan salah satu pemain cedera yang justru tengah berada dalam performa terbaik dan paling sering tampil. Jadi, cederanya menjadi masalah dan kami harus menemukan solusinya,” lanjut Pioli.