Bertandang ke Middlesbrough di babak semifinal leg 1 Carabao Cup 2023/24, Rabu (10/1), Chelsea dipaksa menyerah 0-1 oleh tuan rumah.
Gol Boro dicetak gelandang muda mereka yang masih berusia 21 tahun, Hayden Hackney (menit 37’). Melesat dari garis tengah, Hackney sukses meneruskan umpan silang Isaiah Jones.
Boro yang dilatih gelandang legendaris Manchester United, Michael Carrick, memilih bertahan lebih dalam setelah gol tersebut. Apalagi, mereka tak diperkuat 12 pemain inti di laga ini. Hasilnya terbukti manjur. Keunggulan 1-0 itu bisa bertahan hingga pengujung laga.
Chelsea masih berpeluang lolos ke final seandainya mampu membalikkan keadaan kala ganti menjadi tuan rumah di leg kedua, Rabu 24 Januari mendatang.
Dilansir dari berbagai sumber, berikut beberapa fakta menarik dari kekalahan The Blues tadi malam, yang mana faktor sial terasa cukup kental.
- 17 peluang yang sia-sia
Faktor sial yang paling kentara adalah soal bagaimana Chelsea sebenarnya sangat mendominasi laga dan meraih banyak peluang.
Dilansir Flashscore, persentase penguasaan bola skuat London Biru mencapai 72% (berbanding Boro yang cuma 28%). Dominasi itu berwujud dengan lahirnya banyak peluang.
Chelsea tercatat meraih 17 peluang dengan lima di antaranya on-target. Namun, seluruh peluang bersih tersebut berhasil dipatahkan kiper Boro, Tom Glover.
2. Kalah-menang Pochettino = 2 kekalahan Chelsea
Takdir buruk lain yang gagal dihindari Chelsea adalah soal keberadaan Mauricio Pocehttino selaku pelatih. Hal ini terbilang unik.
Pasalnya, dua kekalahan terakhir Chelsea di fase semifinal piala domestik, selalu melibatkan pelatih asal Argentina tersebut.
Sebelum kekalahan dari Boro semalam, Pochettino justru menjadi biang keladi kekalahan 0-1 Chelsea dari Tottenham Hotspur di leg pertama semifinal Carabao Cup 2018/19. Hanya bedanya, kala itu Pochettino justru berstatus sebagai lawan di kursi manajer Spurs.
3. Jinx semifinal Sterling berlanjut
Selaku salah satu andalan Chelsea, Raheem Sterling diharapkan bisa menaklukkan Boro. Ia bahkan dipercaya tampil penuh 90 menit.
Nyatanya, winger Inggris itu belum bisa melepaskan diri dari kutukan semifinal. Dilansir Squawka, penampilan tumpul tadi malam membuat Sterling melanjutkan puasa golnya di 21 laga semifinal terakhir, baik di level klub maupun timnas.
Sepanjang kariernya, Sterling tercatat baru sekali mencetak gol di fase empat besar dan kejadiannya sudah berlangsung hampir sembilan tahun silam. Kala itu, Sterling masih berseragam Liverpool dan tim yang dibobolnya justru Chelsea.
4. Berakhirnya dominasi Chelsea atas Boro
Sebelum kekalahan tadi malam, Chelsea sebenarnya sangat mendominasi catatan pertemuan dengan Boro. The Blues bahkan selalu memenangi sembilan pertemuan terdahulu tanpa sekalipun kebobolan.
Terakhir kali Boro bisa mencetak gol dan menang atas Chelsea adalah pada 24 Agustus 2006. Kala itu, gol pembuka laga yang dicetak Andrei Shevchenko, mampu dibalas dua gol menit-menit akhir oleh Emanuel Pogatetz (80’) dan Mark Viduka (90’).
Menurut Squawka, gol Hackney ke gawang Dorde Petrovic tadi malam, mengakhiri kebuntuan Boro atas Chelsea setelah 846 menit laga.
5. Tim bawah kedua setelah Bradford
Berkat kemenangan ini, Boro juga menjadi tim lawan kedua dari kasta lebih rendah yang sukses menaklukkan Chelsea di berbagai ajang domestik.
Boro mengikuti jejak Bradford yang pernah menang 4-2 atas The Blues di Stamford Bridge pada Januari 2015.
Setelah kekalahan dari Bradford, Chelsea sempat merangkai 28 kemenangan atas tim-tim yang berasal dari kasta lebih rendah, sebelum akhirnya catatan itu dipatahkan Boro.