Liverpool mampu melewati hadangan Fulham untuk meelangkah ke final Piala Liga. Dalam semifinal leg 2 di Craven Cottage pada Rabu (24/1), hasil imbang sudah cukup untuk mengirim Si Merah ke Wembley lagi.
Meski berada di papan tengah liga, Fulham menebar ancaman. Pelatih The Cottagers, Marco Silva, sudah mengingatkan makna final buat klubnya sebelum laga semifinal kedua ini.
Sepanjang sejarah klub sejak berdirinya pada 1879 sebagai St. Andrews Cricket and Football Club, Fulham merasakan dua final besar, yakni Piala FA 1974-74 dan Liga Europa 2009-10. Keduanya berakhir dengan runner-up saja.
Kengototan Fulham terbukti. Raul Jimenez cs. sempat memperbesar harapan setelah menyamakan kedudukan di babak kedua duel di kandangnya ini. Namun, Liverpool memadatkan keunggulan mereka untuk bisa lolos ke laga puncak bulan depan.
Tiga gol krusial
Pada pertemuan pertama di Anfield, Fulham bisa memimpin lebih dulu. Namun, Liverpool, seperti di sejumlah pertandingan musim ini, bisa berbalik menang dengan dua gol dalam tiga menit di pertengahan babak kedua.
Hasil dari Anfield itu terbukti krusial buat Liverpool, begitu pula gol yang mereka bukukan di Craven Cottage. Kubu Merseyside Merah memperbesar jarak agregat melalui gol pembuka pada menit ke-11.
Operan silang bek tengah belia, Jarell Quansah, dari belakang dikendalikan dengan dada dan diteruskan Luis Diaz dengan irisan dan tembakan dari luar kotak penalti. Bola berubah arah setelah mengenai pemain Fulham. Bernd Leno bisa menepis, tapi bola terlalu deras masuk ke gawangnya.
Diaz menjebol gawang Leno lagi pada menit ke-28. Namun, wasit menganulirnya karena off-side. Babak pertama milik Liverpool.
Perbesar harapan
Fulham menaikkan tekanan pada babak kedua. The Cottagers boleh jadi mengutuk ketidakberuntungan mereka. Delapan menit setelah start ulang, tembakan Andreas Pereira membentur tiang gawang Reds.
Klub London Barat ini akhirnya menuai hasilnya pada menit ke-77. Assist eks pemain Reds, Harry Wilson, menemui Issa Diop yang berdiri bebas di dalam kotak penalti. Sang bek menempatkan bola di kanan gawang Caoimhin Kelleher.
Tiga menit berselang, Kelleher membuat penyelamatan penting mengatasi tembakan Wilson. Kiper asal Irlandia ini membuat tiga penyelamatan pada paruh kedua. Setelah itu, tidak ada peluang bersih meski bos Fulham, Marco Silva, memasukkan tiga pemain sekaligus pada menit ke-83.
Hasil imbang 1-1 bertahan sampai peluit akhir pertandingan berbunyi. Liverpool ke final dengan agregat 3-2.
Yang penting lolos
“Laga piala yang fantastis. Permainan terbuka. Di babak kedua, mereka tampil lebih liar. Mereka mencetak gol penyeimbang, sementara kami tidak mencetak gol tambahan. Namun, anak-anak tampil sangat baik. Semuanya tampil luar biasa dan bekerja sangat keras. Pada akhirnya, yang dihitung adalah kelolosan,” tutur Klopp kepada Sky Sports.
Permainan praktis berjalan berimbang. Fulham memberikan perlawanan keras seturut ambisi merasakan final.
Liverpool hanya bisa mencatat 52% penguasaan bola. Virgil van Dijk dkk. 14 kali melepaskan tembakan. Hanya 5 tembakan Reds yang mengarah ke gawang, seperti yang dibuat Fulham dari 11 tembakan.
View this post on Instagram
Nantikan Chelsea
Di final yang akan digelar pada 25 Februari nanti, Liverpool akan menghadapi klub London Barat lainnya, Chelsea. Sehari sebelumnya, The Blues menepis perlawanan tim Championship Division, Middlesbrough.
“Lagi, Chelsea. Wow, cerita yang bagus,” ucap Klopp menanti final seru lagi. Reds dan Blues bertemu di final dua musim lalu. Liverpool keluar sebagai juara usai menang adu penalti, dengan Kelleher menjadi penentu gelar termasuk sebagai penendang terakhir.