Maroko boleh saja menjadi empat besar Piala Dunia edisi terakhir kurang dari setahun lalu. Namun, kekalahan di 16 besar pada Selasa (30/1) memperpanjang catatan buruk Singa Atlas di Piala Afrika. Paceklik gelar Maroko hampir mencapai setengah abad.
Maroko baru sekali menjadi kampiun Afrika, yakni pada 1976. Mereka sekali lagi tampil di final pada 2004, tapi kalah di tangan tuan rumah yang juga rival di Afrika Utara, Tunisia.
Di Pantai Gading 2023 ini, Maroko tampil menjanjikan usai kiprah apik di Qatar 2022 lalu. The Atlas Lions menjadi juara Grup F dengan catatan tak terkalahkan.
Runner-up Grup E, Afrika Selatan, menjadi lawan di perdelapan final. Afsel lolos ke Pantai Gading 2023 sebagai runner-up Grup K di kualifikasi. Maroko adalah juara grup tersebut.
Tanda awal ancaman Bafana Bafana buat Maroko sebenarnya sudah terlihat saat penyisihan tersebut. Afel menang 2-1 di Johannesburg di pertemuan kedua.
Di Laurent Pokou Stadium, San Pedro, Afsel kembali membuat Maroko merana. Singa Atlas yang dilatih Walid Regragui sebenarnya bisa mencetak gol pada menit ke-33. Namun, pemeriksaan VAR mendapati off-side sebelum Abde Ezzalzouli menjebol gawang Afsel.
Setelah nirgol di babak pertama, Afsel dapat unggul pada menit ke-57. Evidence Makgopa lolos dari jebakan off-side untuk memanfaatkan operan Themba Zwane. Pemeriksaan VAR mengesahkan gol pemain berusia 23 tahun itu. Maroko tertinggal untuk pertama kali di turnamen ini.
Kegugupan Maroko semakin kentara di bagian akhir pertandingan. Achraf Hakimi gagal memanfaatkan penalti pada menit ke-85. Empat menit sebelumnya, tembakan Ayoub El-Kaabi berujung handball Mothobi Mvala di kotak penalti Afsel. Penalti diberikan setelah pemeriksaan VAR. Apa daya, eksekusi Hakimi menyisir mistar.
View this post on Instagram
Rasa frustrasi Maroko semakin jelas memasuki injury time. Dua menit setelah waktu normal berakhir, Sofyan Amrabat diganjar kartu kuning kedua di laga itu. Gelandang bertahan Man. United itu membuat gasakan terlambat. Kembali pemeriksaan VAR memastikan kartu merah Amrabat itu.
Semenit kemudian, Afsel memastikan keunggulan mereka atas peringkat keempat Piala Dunia 2022 itu. Teboho Mokoena mengukir gol tendangan bebas menawan untuk melangkah ke perempat final. Juara Afrika 1996 ini akan bertemu dengan Tanjung Verde yang mengalahkan Mauritania.
Kejutan tuan rumah
Sehari sebelumnya, langkah juara bertahan Piala Afrika, Senegal, juga terhenti. Sadio Mane cs. kalah adu penalti dari tuan rumah, Pantai Gading.
Senegal tampak perkasa dengan selalu menang di Grup C yang juga diisi Kamerun. Pantai Gading, kendati tampil di kandang, hanya berada di peringkat keempat di daftar peringkat ketiga terbaik. Nasib baik lolos dari lubang jarum itu dimanfaatkan Les Elephants.
Sebelumnya, Pantai Gading mengalami gejolak di tubuh tim yang berakibat mundurnya pelatih Jean-Louis Gasset seminggu lalu. Emerse Fae ditunjuk sebagai pelatih caretaker.
Di Charles Konan Banny Stadium, Yamoussoukro, Senegal tampak siap melaju dengan gol Habib Diallo pada menit keempat. Namun, Les Lions de la Teranga tidak dapat menambah gol. Nasib buruk mulai membayangi sang juara bertahan ketika Franck Kessie bisa menyamakan skor dari titik putih pada menit ke-86.
Skor 1-1 bertahan sampai 120 menit. Saat adu penalti, semua algojo Pantai Gading bisa melaksanakan tugasnya. Dari Senegal, penendang ketiga, Moussa Niakhate, bisa ditahan kiper Yahia Fofana. Kessie memastikan langkah Pantai Gading ke perempat final. Tuan rumah akan melawan Mali di delapan besar.
Setelah mengempaskan Senegal, kejutan Si Gajah bisa terus berlanjut.