Manchester United membukukan kemenangan penting di Molineux, kandang Wolverhampton Wanderers. Mereka bisa menekan kegugupan untuk membawa pulang angka penuh dari laga pada Kamis (1/2).
Walau mesti bersusah payah meraihnya, tiga poin dari Molineux mepertahankan United di peringkat ketujuh. Beda poin mereka tinggal satu poin dari West Ham, walau masih delapan poin dari zona Liga Champion.
The Red Devils mendapatkan empat alasan bagus untuk bersuka ria merayakan kemenangan ini.
Pesakitan insaf
Marcus Rashford menjadi sorotan sepekan ini akibat ulahnya yang tidak berdisiplin. Sang penyerang absen di laga sebelumnya karena mengaku sakit, tapi terlihat dugem di Belfast di dua malam sebelum laga Piala FA.
Bos Erik ten Hag mengatakan akan menangani sikap Rashford itu seperti yang sudah-sudah. Meski perlu dipertanyakan apa hukumannya, yang jelas kali ini ia tidak membangkucadangkan pemain berusia 26 tahun itu. Rashford membayar kepercayaan tersebut, seperti yang ia lakukan musim lalu menghadapi lawan yang sama.
Rashford membuka skor saat duel baru berjalan lima menit. Penyelesaian apik ia hasilkan dengan tembakan melengkung dari luar kotak penalti. Gol kedua berawal pula dari visinya sebelum mengirim bola kepada Luke Shaw yang kemudian melepaskan sodoran deras.
Deret idola baru
Rasmus Hojlund menjadi pemberi assist untuk gol pembuka yang dibikin Rashford. Kontribusinya bertambah lagi pada menit ke-22, kali ini berupa gol.
Sontekan penyerang asal Denmark itu di depan gawang dari operan deras Shaw menghasilkan gol ketiganya di Premier League musim ini, ketiga beruntun di tiga laga liga terakhirnya. Gol itu juga merupakan yang ketiga berturut-turut di tiga laga terakhirnya bersama United di semua kompetisi.
Serigala mengaum, Iblis membungkam
Sulit untuk tidak mengatakan bahwa Wolves tampil bagus di laga ini. Tertinggal dua gol di babak pertama sampai 25 menit babak kedua, The Wanderers menggeliat.
Tuan rumah mendapat hadiah penalti pada menit ke-71 setelah Pedro Neto diganjal Casemiro. Pablo Sarabia memperkecil jarak dari titik putih, sebelum United memperlebar lagi lewat gol sundulan Scott McTominay atas tendangan sudut Bruno Fernandes.
Wolves tak menyerah. Pada menit ke-85, berawal dari sepak pojok, Max Kilman mencetak gol dari jarak dekat meneruskan operan Craig Dawson.
Lima menit memasuki injury time, Neto membuat Molineux bergemuruh. Lewat serangan balik, kiriman Matheus Cunha diteruskan Neto dengan irisan dan gol penempatan di tiang dekat.
View this post on Instagram
Drama belum berakhir. Saat publik Molineux membayangkan satu poin paten, di situlah Wolves lengah dan dilahap Iblis Merah.
Dua menit setelah skor imbang 3-3, Kobbie Mainoo tampil sebagai pahlawan kemenangan United. Setelah menerima sodoran pemain pengganti, Omari Forson, Mainoo menusuk ke tengah dalam kotak penalti sebelum melepaskan tembakan melengkung yang tak terjangkau Jose Sa.
2M lebih oke daripada Casemiro dan Amrabat?
Pertanyaan itu mungkin akan mencuat di kalangan fan United yang terus sibuk menginginkan komposisi terbaik. Titik yang akan jadi bahan perbincangan hangat adalah dua gelandang bertahan.
Ten Hag menduetkan Mainoo dan Casemiro sebagai dua gelandang defensif. Kerja sama mereka berlangsung bagus sebelum gol pertama Wolves. McTominay masuk menggantikan Casemiro dua menit usai penalti Sarabia. Tiga menit usai masuk, McTominay mencetak gol.
Mainoo menyita perhatian dengan aksi ciamik dalam proses gol penentu. Liukannya mengesankan daya ofensif yang tidak kecil.
Kesimpulan mudahnya, McTominay dan Mainoo lebih baik daripada dua gelandang bertahan lainnya yang lebih senior, Casemiro dan Sofyan Amrabat, sekurangnya dalam hal tambahan segi ofensif. Saat United butuh gol, 2M bisa menjadi opsi buat Ten Hag.
Sang pelatih menyatakan bahwa perasaannya campur aduk setelah duel usai. “Di satu sisi, sangat puas. Tentu ini kemenangan penting. Buat fan yang netral yang menonton, laga ini keren. Namun, sebagai manajer, saat melihat timnya mendominasi selama sejam, seharusnya unggul tiga sampai empat gol. Lalu melihat bagaimana kami kebobolan, seharusnya kami lebih teratur di lapangan. Hal seperti itu tak boleh terjadi,” ucapnya dikutip ESPN.
Segi bagus lainnya adalah individu-individu yang menyita perhatian. “Bisa dilihat semangat dan ketabahan tim, terutama pada Kobbie Mainoo. Kami memiliki karakter yang tepat. Saya pikir seluruh tim tampil sangat bagus, begitu pula Rashy,” kata Ten Hag lagi.
Ia mungkin sudah lupa dengan perilaku indisipliner andalannya itu.