Kondisi Bayern Munich sedang tidak baik-baik saja. Tim raksasa Jerman itu belum bisa keluar dari tekanan setelah menelan kekalahan beruntun di dua laga terakhir.
Yang teranyar, mereka takluk 0-1 kala bertandang ke Lazio di leg pertama babak 16 besar Liga Champions, Kamis (16/2). Gol tunggal kemenangan Lazio dicetak Ciro Immobile dari titik putih (menit 69’).
Padahal, Bayern sebenarnya lebih diunggulkan atas wakil Italia tersebut. Dilansir Opta, ini bahkan untuk pertama kalinya Lazio sukses memetik kemenangan di fase knock out Liga Champions setelah terakhir kali menang 1-0 atas Valencia di musim 1999/2000. Kejadiannya sudah lebih dari 20 tahun silam.
Kekalahan dari Lazio makin menyudutkan Bayern lantaran di laga sebelumnya, Harry Kane dkk. juga kalah 0-3 dari pesaing utama di Bundesliga, Bayer Leverkusen. Kekalahan itu membuat Bayern kini tertinggal lima poin dari sang rival di puncak klasemen.
Dua kekalahan beruntun itu jelas membuat Thomas Tuchel sulit tidur nyenyak. Pasalnya, kekalahan dari Lazio merupakan kekalahan ke-10 Tuchel dari 43 laga sebagai pelatih Bayern.
Sebagai perbandingan, pelatih Bayern sebelumnya, Julian Nagelsmann, baru menemui kekalahan ke-10 setelah melalui 84 laga. Hampir dua kali lipat lebih baik dari Tuchel.
Yang jadi bahan cercaan adalah soal bagaimana strategi Tuchel tak berjalan baik saat takluk dari Levekusen dan Lazio.
Menurut data statistik Squawka, Bayern cuma bisa mencatatkan satu tembakan on-target di dua laga tersebut. Jumlah itu sangat kecil jika dikomparasi dengan jumlah 26 tembakan yang dilepaskan Kane dkk.
Die Bayern bahkan sama sekali tak melepas satupun tembakan on-target ke gawang Lazio. Alhasil, Kane selaku bomber utama, juga tak luput dari kritik.
Striker asal Inggris gagal menjadi pemecah kebuntuan meski tampil penuh 90 menit di dua laga terakhir. Padahal sebelumnya, Bayern lebih kerap menang setiap kali Kane berhasil menjebol gawang lawan.