Sensasi Bayer Leverkusen musim ini berlanjut. Kemenangan 2-1 yang diraih pada Jumat (23/2) bukan hanya memperbesar kans Leverkusen menjadi kampiun Bundesliga musim ini. Hasil ini berujung rekor baru di Jerman.
Proses rekor
Granit Xhaka membuka kedudukan saat duel di BayArena ini baru berjalan tiga menit. Tembakan gelandang Swiss tersebut tidak dapat ditahan kiper Mainz, Robin Zentner. Gol ini merupakan gol pertama Xhaka musim ini.
Akan tetapi, keunggulan Leverkusen itu hanya bertahan empat menit. Dominik Kohr membuat gol sundulan menyusul umpan Nadiem Amiri, pemain yang mengawali musim di Leverkusen tapi kemudian pindah ke Mainz untuk waktu bermain lebih banyak.
Pada awal babak kedua, Mainz berpeluang memimpin. Namuun, penyelesaian gelandang Lee Jae-sung meneruskan operan Edmond Tapsoba masih melambung.
Pada menit ke-70, Robert Andrich melepaskan tembakan dari luar kotak usai menerima operan Florian Wirtz. Zentner, yang sebenarnya tampil bagus untuk menahan banyak usaha tuan rumah, membuat kesalahan saat mencoba menahan tembakan Andrich itu. Bola lepas dari kendalinya dan masuk ke gawangnya.
Upaya Mainz untuk menyamakan skor lagi semakin berat. Pada menit ke-80, Jessic Ngankam mendapat kartu merah langsung untuk pelanggaran keras terhadap Xhaka.
Rekor dan peluang besar
Hasil ini menciptakan rekor baru di Bundesliga. Leverkusen tak terkalahkan pada 33 pertandingan liga. Rekor sebelumnya dipegang Bayern Munchen. Musim ini, klub berjulukan Die Schwarzroten itu tak terkalahkan dari 23 partai, 19 di antaranya berbuah kemenangan.
Tripoin di BayArena ini mengukuhkan Die Werkself di puncak klasemen Bundesliga dengan surplus 11 poin dari peringkat kedua, Bayern. Jarak itu bisa terpangkas bila Bayern Munchen meraih angka saat menjamu RB Leipzig pada Sabtu (24/2) petang. Bagaimanapun, peluang Leverkusen menjadi juara untuk pertama kali sepanjang sejarah masih sangat besar.
Rekor yang menanti pasukan Xabi Alonso adalah tak terkalahkan sepanjang musim. Torehan kekalahan paling sedikit dalam satu musim masih dipegang Munchen. Klub Bavaria itu dua kali mengukirnya, yakni pada 1986-87 dan 2012-13.
Saat tak terkalahkan pada pertengahan musim, Leverkusen sudah menyamai pencapaian sejumlah klub, yaitu Hamburg (1982–83), Bayern Munchen (1988–89, 2013–14, dan 2014–15), dan Hoffenheim (2016–17).
Leverkusen juga pernah tak terkalahkan per paruh pertama musim, yakni pada 2009–10. Namun, gelar juara liga jatuh ke tangan Bayern musim itu. Pada paruh kedua musim, Si Hitam Merah kalah lima kali sehingga hanya finis di peringkat keempat.
View this post on Instagram
Rada goyah
Membuka spieltag 23, Leverkusen boleh jadi merasakan tekanan besar menyusul potensi rekor baru. Beberapa kesalahan mendasar terlihat pada permainan Jonathan Tah dkk. kendati mencatatkan 61 persen penguasan bola dan 18 tembakan, tujuh di antaranya berupa shot on goal.
“Kami mesti jujur dengan berkata bahwa kami tidak tampil bagus dan agak beruntung bisa menang. Namun, kami takkan mengeluhkan tiga poin,” ucap Andrich seperti dikutip DAZN.
Persoalan tekanan khusus dirasakan Xhaka. Eks kapten Arsenal itu merasa lega bisa lepas dari beban tersebut.
“Saya mendapat banyak tekanan dari rekan-rekan yang mengingatkan saya bahwa saya belum mencetak sebuah gol pun. Saya merasa lebih dari sekadar senang. Saya berharap akan ada gol lagi ke depannya,” ucap Xhaka.
Spekulasi dekati kenyataan
Bagaimana dengan Xabi Alonso, arsitek di balik laju deras Leverkusen terutama pada musim ini?
“Saya tak memedulikannya sebelum terjadi. Namun, saat terjadi, saya sungguh bangga. Luar biasa rasanya bisa mencapainya. Belum ada medali, tapi menyenangkan bisa melalui prosesnya. Kami mencapai banyak hal bagus, tapi tidak ingin berhenti,” ucap Alonso.
Alonso dikaitkan erat dengan kepindahan ke Liverpool atau Bayern untuk menggantikan masing-masing bos yang dipastikan akan hengkang pada akhir musim, masing-masing Jurgen Klopp dan Thomas Tuchel.
Mantan gelandang bertahan elegan itu menepis rumor-rumor itu. Alonso menyatakan bahwa semuanya masih sekadar spekulasi. “Kayak rumor tentang pemain saja. Selama segalanya berjalan baik di kamar ganti, mereka bisa bicara apa pun yang mereka suka tentang hal di luar kamar ganti,” tutur Xabi.
Apa pun, pencapaian bersama Leverkusen akan membuat CV Xabi Alonso mengilap. Kepindahan ke salah satu tim yang pernah ia perkuat itu akan semakin lancar. Sebagai catatan, kans kedua klub untuk menggaetnya terbilang besar sesuai ikrar sang pelatih untuk melatih tim yang pernah ia bela.