Liverpool meraih gelar Piala Liga usai menundukkan Chelsea dengan skor 1-0 pada Minggu (25/2). Final ini tersaji dengan sejumlah kejadian menarik, termasuk gol-gol yang dianulir secara kontroversial.
Cukup banyak bahan perbincangan dalam laga puncak yang digelar di Wembley ini. Berikut ini beberapa di antaranya.
Latar kontras
Chelsea mencoba mendapatkan hiburan untuk performa buruk pada musim ini. Mauricio Pochettino mengincar trofi pertama dalam karier kepelatihannya.
Latar yang banyak dibicarakan pula adalah perbedaan skuad. Liverpool hadir dengan komposisi pas-pasan. Pasalnya, Si Merah tengah dirundung badai cedera. Diogo Jota dan Curtis Jones meramaikan daftar cedera Reds yang sudah diisi Trent Alexander-Arnold, Alisson, sampai Dominik Szoboszlai.
Mohamed Salah dan Darwin Nunez absen pada laga liga tengah pekan usai mencetak gol beberapa hari sebelumnya. Harapan para suporter bisa melihat keduanya di laga ini tidak kesampaian.
Jurgen Klopp pun menjejalkan sejumlah pemain akademi di skuadnya. Conor Bradley menjadi starter. Di daftar cadangan, terdapat enam pemain muda akademi.
Kekontrasan kedua klub pun terlihat. Chelsea membangun skuad dengan harga selangit. Duet Enzo Fernandez dan Moises Caicedo di posisi jangkar saja sudah menghasilkan total 221 juta pound. Alexis Mac Allister dan Wataru Endo cuma bernilai 51 juta.
VAR curi perhatian
Duel diwarnai dengan sejumlah keputusan yang mengundang keheranan. VAR menjadi “bintang” dengan dua anulir gol.
Liverpool, yang sudah dihajar masalah cedera, semakin minim stok pemain usai Ryan Gravenberch mendapatkan cedera parah setelah Caicedo menginjak kakinya. Tidak ada selembar kartu pun untuk Caicedo. Wasit ditengarai melihat gelandang Ekuador itu tidak berniat menginjak seiring matanya yang tertuju ke arah lain.
Gol Raheem Sterling menyusul sodoran Cole Palmer pada menit ke-33 dianulir wasit. Pemeriksaan VAR mendapati off-side tipis dalam proses terjadinya gol eks binaan Liverpool tersebut.
Pada menit ke-60, Liverpool mencetak gol. Virgil van Dijk menyundul masuk umpan tendangan bebas Andy Robertson kendati dikawal ketat Ben Chilwell yang sampai menarik seragam VVD. Gol ini pada akhirnya dibatalkan karena pemeriksaan VAR mendapati Endo menahan laju Levi Colwill setelah berada off-side.
View this post on Instagram
Peluang mandek
Babak pertama diwarnai sejumlah peluang di samping insiden cedera Gravenberch dan gol Sterling yang dianulir. Dorde Petrovic menahan dua kesempatan Luis Diaz, sebelum Caoimhin Kelleher menepis tembakan Cole Palmer dan Endo menahan rebound Nicolas Jackson. Di pengujung paruh pertama, sundulan Cody Gakpo masih membentur tiang dan tembakan Conor Bradley masih bisa ditahan Levi Colwill.
Di paruh kedua, kedua kubu mendapatkan peluang. Kans terbaik The Reds tak ayal hadir pada gol Van Dijk yang dianulir.
Conor Gallagher mendapatkan tiga peluang bagus pada babak kedua. Namun, masing-masing belum menemui target. Sontekannya masih menerpa tiang, tembakannya tertahan Kelleher saat tinggal berhadapan dengan sang kiper, dan masih melebar.
Babak kedua ini menyajikan momen istimewa. Klopp memasukkan tiga pemain muda, yakni Bobby Clark, Jayden Danns, dan James McConnell. Meski demikian, para pemain belia bisa mengimbangi permainan lawan.
Dari Chelsea, Christopher Nkunku menggantikan Sterling. Pemain baru dari Leipzig itu mendapatkan peluang di pengujung babak kedua, tapi tepat mengarah ke Kelleher.
Krusial di perpanjangan
Liverpool mengambil kendali permainan pada perpanjangan waktu. Sundulan Danns meneruskan operan sundulan Van Dijk dan tembakan Harvey Elliott masih bisa ditepis Petrovic.
The Blues lebih mampu menandingi pada paruh kedua waktu ekstra. Meski demikian, skor masih imbang sampai menjelang 120 menit berakhir. Bayangan adu penalti lagi, setelah dua final yang mempertemukan kedua tim dalam tiga tahun terakhir, juga mesti melewati adu penalti.
Namun, Si Merah akhirnya bisa memanfaatkan kelengahan Blues. Van Dijk membuat gol sundulan lagi pada menit ke-118, menyambar sepak pojok Kostas Tsimikas mendahului Mykhailo Mudryk.
Paling istimewa
Liverpool tampil sebagai kampiun. Piala Liga ini pun menjadi trofi pertama yang Klopp dapatkan dua kali bersama The Reds.
Seperti yang sudah menjadi rahasia umum, Klopp akan meninggalkan Liverpool pada akhir musim. Boleh jadi karena alasan itu manajer asal Jerman ini menilai gelar ini adalah yang paling istimewa untuk waktu yang lama.
“Ini merupakan trofi paling spesial yang saya menangi dalam 20 tahun. Saya tak terlalu memusingkan warisan saya. Bukan untuk itu saya datang ke sini,” ucap Klopp dikutip BBC.
Alasan lainnya boleh jadi juga karena pemain-pemain muda yang bisa membayar kepercayaan. Ditambah Jarrel Quansah di awal paruh kedua waktu ekstra, Klopp menurunkan lima pemain berusia 20 tahun atau lebih muda.
“Apa yang terjadi tampak mustahil hadir. Tim, skuad, akademi yang penuh pemain berkarakter, saya sangat bangga menjadi bagiannya petang ini. Yang paling gila, kami layak mendapatkannya. Kami mendapat momen beruntung, begitu pula lawan. Anak-anak itu bisa mencuat. Keren,” lanjutnya.
Keistimewaan juga dirasakan Van Dijk. Trofi ini menjadi yang pertama buat sang penentu sebagai kapten Merah. “Luar biasa. Laga yang ketat. Kami bisa melaksanakan tugas, bahkan dengan semua masalah yang kami alami sebelum laga,” ucap VVD.
Buat Chelsea, hasil ini menjadi kegagalan beruntun keenam di Wembley. “Kami merupakan tim muda. Saya senang melihat usaha tim hari ini. Mereka merupakan profesional yang kompetitif. Kini kami mesti melupakan hari ini. Mereka perlu merasakan rasa sakit. Dan tak ada yang bisa menghibur saya saat ini,” ucap Pochettino.