Internazionale Milano menjauh selebar 15 angka di puncak klasemen dari kuntitan Juventus. Inter menghasilkan kemenangan 2-1 atas Genoa di San Siro pada Senin (4/3), sehari setelah Napoli menang dengan skor serupa atas Juve.
Tiga angka yang tidak terlalu mudah buat Inter. Sesulit apa? Berikut ini beberapa segmennya.
Ancaman Grifone
Sebelum duel pekan ke-27 ini, Nerazzurri menggoreskan 14 pertandingan beruntun tak terkalahkan sejak 24 Desember, memenangi 13 laga di antaranya. Sebuah hasil imbang hadir pada 30 Desember, yakni saat bertandang ke rumah Genoa, Stadio Luigi Ferraris.
Sebelum melawat ke San Siro, Genoa baru sekali kalah di 11 laga terakhir mereka. Hingga giornata 26, Genoa berada di peringkat ke-12. Meski berada di paruh bawah klasemen Serie A, I Grifone memberikan ancaman besar buat Inter.
Tak lama setelah voli Nicolo Barella masih melambung tipis di atas gawang Josep Martinez, Genoa menghasilkan peluang yang lebih baik. Namun, Yann Sommer masih dapat menangkal sundulan jarak dekat Mateo Retegui. Rebound Albert Gudmundsson melebar.
Alexis eksis
Pada menit ke-30, sebuah serangan memungkinkan Alexis Sanchez melepaskan operan daerah matang untuk Kristjan Asllani. Sang penyerang mencetak gol pertamanya untuk La Beneamata dengan geberan ke jala bagian atas dalam gawang Genoa.
Beberapa menit kemudian, tembakan Barella hanya mengenai pinggir luar gawang Genoa, tapi tekel terlambat Morten Frendrup membuat Barella terjatuh. Setelah pemeriksaan VAR, wasit Giovanni Ayroldi menunjuk titik putih. Sanchez menempatkan bola di pojok gawang Genoa.
Genoa hampir
Inter tampak menguasai keadaan sejak awal babak kedua. Akan tetapi, Genoa bisa memangkas ketertinggalan mereka pada menit ke-55. Tembakan voli Johan Vazquez dari luar kotak penalti menjebol gawang Sommer.
Genoa racikan Alberto Gilardino hampir menyamakan kedudukan di pertengahan babak kedua melalui Vitinha. Namun, pemain berusia 23 tahun itu off-side saat menerima bola.
Grifone mengintai gol penyeimbang melalui serangan-serangannya. Namun, kali ini Lautaro Martinez dkk. bisa menunjukkan kekuatan pertahanan untuk mempertahankan keunggulan tipis.
Secara keseluruhan, Nerazzurri menyodorkan dominasi dengan 62 persen penguasaan bola. Inter mencatatkan pula total 617 operan (555 di antaranya tepat sasaran) berbanding 370 (307) operan yang dibuat Genoa.
View this post on Instagram
Ayroldi disorot
Setelah duel, wasit Ayroldi mendapat kecaman untuk dua keputusan. Yang terutama adalah keputusan penalti untuk Inter. Tiga media terkemuka di Italia, La Gazzetta dello Sport, Corriere dello Sport, dan Tuttosport kompak memberikan nilai 4,5 buat si pengadil.
Gilardino tak berniat menggugat wasit walau tekel Frendrup mengenai bola. “Manusia membuat kesalahan,” katanya dikutip Football Italia. Gila juga memuji Inter. “Tim yang memiliki identitas kuat, dibangun secara cerdas, dan semua kreditnya layak diberikan kepada Simone Inzaghi,” tuturnya.
“Nasib kami berada di tangan kami sendiri. Kami membuat jarak 15 poin dengan Juventus dan Milan dalam waktu 33 hari. Terima kasih kepada anak-anak mengingat dalam 50 hari pada 2024 ini mereka memainkan 12 laga dan memenangi semuanya. Kami harus tetap berkonsentrasi,” ujar Inzaghi.