Laga Liverpool menjamu Manchester City pada Minggu (10/3) layak menjadi sebuah lagi perjumpaan klasik di antara kedua kubu berseteru. Beberapa hal menghadirkan sejumlah bahasan menarik.
City dominan pada paruh pertama dan bisa memimpin pada menit ke-23. Liverpool menguasai permainan pada babak kedua untuk menghadirkan kengerian yang biasa dialami pelawat di Anfield. Alexis Mac Allister bisa menyamakan skor dari titik penalti setelah Ederson menjatuhkan Darwin Nunez menyusul back pass buruk Nathan Ake. Kiper pengganti, Stefan Ortega, membuat penyelamatan bagus terhadap kans Nunez.
The Reds dan City melanjutkan catatan bagus. City tak terkalahkan di 21 partai, sementara Si Merah tidak terkalahkan di delapan laga di semua kompetisi. Hasil di Anfield ini membuat Arsenal bertahan di puncak klasemen dengan keunggulan selisih gol dari Liverpool. City di peringkat ketiga dengan jarak satu poin saja.
Berikut ini beberapa bahasan yang membuat partai ini memikat.
Respek dua manajer terbaik
Duel ini merupakan perjumpaan terakhir antara Jurgen Klopp dan Pep Guardiola di Premier League. Para penikmat sepak bola patut merasa beruntung laga ini layak menjadi salah satu pertemuan klasik lagi di antara kedua pelatih yang mendefinisikan persaingan ketat di Premier League dalam beberapa tahun terakhir.
Kedua manajer top berkontribusi dalam ketegangan melalui gaya yang menjadi ciri khas mereka.
Di babak pertama, Cityzens tampil mantap dan menguasai laga. City memeragakan permainan operan secara apik.
Begitu bisa menyamakan kedudukan, City menciut. Tak berlebihan bila mengatakan bahwa tidak ada yang bisa membuat Cityzens-nya Pep tertekan seperti itu kecuali Liverpool-nya Klopp.
“Jurgen akan kembali. Ia terlalu mencintai pekerjaan ini. Mau bilang apa lagi? Ia membuat kami menjadi tim yang lebih baik. Ia membuat saya manajer yang lebih baik. Saya berharap ia segera kembali karena sepak bola butuh kepribadian seperti dirinya,” ujar Guardiola usai laga seperti dikutip BBC.
Saling hormat itu terlihat setelah peluit akhir laga berbunyi. Betapa kita akan kehilangan rivalitas ini.
Makanan VAR
Man. City kerap pulang dari Anfield dengan perasaan tidak puas karena keputusan wasit. Kali ini, Liverpool yang merasa dirugikan.
Sebuah insiden saat injury time dipastikan menjadi pergunjingan. Tapak kaki Jeremy Doku masuk ke rusuk Mac Allister dalam duel di dalam kotak penalti City. Aksi ini menutup tembakan sang sayap yang menerpa tiang gawang Caoimhin Kelleher beberapa menit sebelumnya.
VAR memeriksa kejadian sepakan Doku ke badan Mac Allister itu. Akan tetapi, wasit Michael Oliver tidak menunjuk titik putih. Sang pengadil meniupkan peluit tanda laga berakhir beberapa menit kemudian.
Klopp kaget bercampur marah dengan tiadanya penalti. “Itu 100 persen penalti. Mereka akan menemukan penjelasan. Itu 100 persen pelanggaran di semua area lapangan dan mungkin layak diganjar kartu kuning. Mengapa mereka yang ada di ruangan VAR berpikir bahwa kejadiannya tidak jelas? Makan siang apa sih mereka?” ujar Klopp.
View this post on Instagram
KDB tidak puas
Laga keren ini merupakan dambaan pemain-pemain bagus. Mereka ingin menjadi sorotan dengan aksi di lapangan hijau. Wajar bila mereka gusar saat ditarik keluar.
Kevin De Bruyne memperlihatkan kekesalannya saat digantikan Mateo Kovacic pada menit ke-69. Gelandang asal Belgia itu segera mempertanyakan keputusan itu kepada Guardiola dengan gestur tidak puas. Sang pelatih bahkan mencoba memberikan penjelasan saat KDB sudah duduk di bangku cadangan.
KDB telah berkontribusi besar buat City di laga ini dengan menyediakan sepak pojok yang disambar John Stones untuk membuka skor. Pada 2024, ini, setelah empat bulan absen karena cedera, eks pemain Chelsea ini telah terlibat dalam 13 gol (2 gol dan 11 assist) Citeh dari 12 penampilan.
Situasi pemain merajuk seperti ini sudah bukan hal baru buat Pep. “Kami membutuhkan pemain yang menjaga bola. Mateo Kovacic sangat bagus perihal ini. Kami puas dengan Kevin. Bukan masalah. Kami baik-baik saja. Hal ini bagus. Ia berkesempatan membuktikannya di laga berikutnya,” ujar Guardiola.
View this post on Instagram
Salah masih sentral
Luis Diaz tampil apik secara keseluruhan di pertandingan ini. Aksi Diaz di sayap kiri kerap membuat Walker kelabakan.
Sayang, Diaz menyia-nyiakan dua peluang bagus yang ia dapatkan. Yang pertama dari operan menawan Mohamed Salah, tapi penyelesaian akhir Diaz masih melebar. Semenit kemudian, Kyle Walker bisa menyodok keluar bola dari penguasaan sayap Kolombia itu.
Salah tampak mengangkat permainan Si Merah setelah masuk pada menit ke-61 menggantikan Dominik Szoboszlai. Penyerang Mesir itu menghadirkan perubahan yang dibutuhkan Liverpool.
Keberadaan Salah segera mengingatkan The Reds betapa mereka membutuhkan visi dan aksi eks pemain Basel itu. Liverpool akan berharap Salah tidak mengalami cedera lagi saat bersaing untuk merebut gelar.