Chelsea memetik kemenangan krusial 4-2 kala menjamu Leeds United di babak perempat final Piala FA 2024/24, Minggu (17/3). Dibilang krusial lantaran dua gol akhir The Blues justru tercipta di menit-menit akhir (menit 90+2 dan 90+8’).
Segalanya tampak berjalan mudah bagi Chelsea di babak pertama. Mereka mampu unggul dua gol lewat Marc Cucurella (13’) dan Cole Palmer (45+1’).
Namun, situasi berbalik usai turun minum. Leicester bisa menyamakan kedudukan berkat gol bunuh diri Axel Disasi (51’) dan gol Stephy Mavididi (62’).
Publik Stamford Bridge baru kembali bergairah setelah bek muda Leicester yang masih berusia 20 tahun, Callum Doyle, diganjar kartu merah (73’).
Unggul satu pemain membuat skuat asuhan Mauricio Pochettino terus mengurung pertahanan Leicester. Hingga akhirnya gol yang ditunggu-tunggu tiba.
Prosesnya berawal dari manuver Carney Chukwuemeka. Ia melakukan umpan satu-dua dengan Cole Palmer, untuk kemudian memperdaya kiper Leicester, Jakub Stolarczyk.
Beberapa detik sebelum peluit akhir, Chelsea kembali menambah satu gol lewat akselerasi individu Noni Mandueke (90+8’).
Kemenangan ini mengantar Chelsea lolos ke semifinal. Menurut Squawka, ini juga merupakan kesempatan ke-27 skuat London Biru menapak ke fase empat besar Piala FA.
Catatan itu menjadikan Chelsea sebagai tim ketiga yang paling sering mencapai semifinal di sepanjang sejarah Piala FA. Mereka hanya kalah sering dari Arsenal (30 kali) dan Manchester United (31).
Wajar jika skuat London Biru tampil habis-habisan mengejar kemenangan hingga menit-menit akhir kontra Leicester. Pasalnya, Piala FA merupakan satu-satunya trofi yang masih bisa diraih Chelsea musim ini.
Selain sudah lebih dulu takluk dari Liverpool di final Piala Liga, pasukan Mauricio Pochettino juga sudah tak berpeluang di liga lantaran masih tercecer di luar 10 besar klasemen sementara (peringkat 11).
“Tak ada yang bisa mengatakan bahwa kami tak layak lolos ke semifinal. Kami justru benar-benar layak ke Wembley untuk kedua kalinya. Yang pertama di final Carabao Cup dan kini semifinal Piala FA. Semoga kami bisa sampai ke Wembley (final) untuk ketiga kalinya,” ujar Pochettino dilansir Sky Sports.
“Setelah apa yang kami jalani sejak awal musim, bisa mencicipi dua kali kesempatan bertarung di final untuk memperebutkan trofi jelas merupakan sebuah langkah besar, lanjut Pochettino.
*Drama algojo penalti dan ejekan untuk Sterling
Dibalik kemenangan ini, ada insiden kurang mengenakan yang menghampiri Chelsea, yakni ketika publik Stamford Bridge mengejek Raheem Sterling saat sang winger ditarik keluar (menit 86’). Ia digantikan Madueke yang justru berhasil mencetak gol penutup kemenangan Chelsea.
Ejekan kepada Sterling itu lahir karena sang bintang dianggap tampil buruk. Salah satunya kala gagal mengeksekusi penalti (menit 26’).
Apalagi, dalam proses penalti itu, Sterling sempat meminta Cole Palmer untuk memberikannya kesempatan sebagai eksekutor. Padahal, belakangan ini Palmer merupakan pilihan utama Chelsea jika mendapat hadiah dari titik putih.
Palmer lantas mempersilahkan Sterling maju sebagai algojo dan hasilnya ternyata mengecewakan. Apalagi, Sterling juga sempat menyia-nyiakan dua peluang emas.
Suara-suara sumbang untuk Sterling makin menggema ketika sebuah tembakan bebasnya melambung jauh dari target.
Selaku pelatih, Pochettino coba meredakan kegeraman fan terhadap Sterling. Ia justru mengedepankan soal hubungan baik di antara kedua pemainnya tersebut.
“Tidak masalah (gagal penalti). Cole bisa gagal, Raheem juga bisa gagal. Buat saya, itu keputusan mereka di lapangan dan saya selalu mendukung keputusan pemain,” ujar Pochettino.
“Cole mempersilahkan Sterling untuk mengambil penalti. Saya kira, itu juga menunjukkan hubungan bagus di antara keduanya yang sudah terjalin sejak mereka masih di Manchester City,” tutup pelatih berdarah Argentina tersebut.