Setiap ada perjumpaan, pasti ada perpisahan. Ada awal dan ada akhir. Terdengar klise, tapi itu rumus pasti.
Para penggila bola di seluruh penjuru dunia harus segera berlapang dada lantaran sebuah era bakal berakhir. Eranya Lionel Messi.
Setelah hampir dua dekade menyihir kita dengan lebih dari 800 gol dan 40 trofi juara, salah satunya bahkan trofi Piala Dunia 2022, Messi tiba di pengujung kariernya. Keputusannya hijrah ke Inter Miami CF pada pertengahan tahun silam jadi pertanda awal.
Para pengiola Messi boleh saja berkilah bahwa sang mega bintang toh masih mampu mengoleksi 16 gol dan tujuh assists dari total 19 penampilannya bersama Inter Miami. Padahal, usia Messi sudah menginjak 36 tahun.
Namun, yang tak terbantahkan adalah soal harganya di pasaran. Menurut data ter-update yang dirilis Transfermarkt pekan lalu, harga transfer Messi kini sudah berada di kisaran 30 juta euro.
Itu artinya, Messi kini berada di titik termurah sejak tahun 2006. Kala itu, ia tengah merajut karier di Barcelona.
Begitu menjelma sebagai bomber utama Barca di beberapa tahun kemudian, harga Messi terus meroket. Nilainya bahkan sempat menyentuh titik tertinggi (180 juta euro) pada tahun 2018.
Barulah setelah itu, nilai Messi mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan. Tepatnya ketika ia mulai memasuki usai 30 tahun ke atas.
Harga Messi di pasaran cuma berkutat di angka 60 juta euro kala dirinya hijrah dari Barcelona ke Paris Saint-Germain, dan makin turun menjadi 35 juta euro saat ia bergabung Inter Miami.
Fenomena menurunnya harga Messi di pasaran sempat diulas oleh Manuel Veth, Area Manager Transfermarkt di kawasan Amerika Utara.
“Tak ada yang meragukan bahwa Messi benar-benar menghadirkan dampak instan di Inter Miami. Sebagai juara dunia, ia mengantar Inter Miami menjuarai Leagues Cup dan mengamankan satu tiket ke Concacaf Champions Cup. Ia menyumbang 10 gol dan satu assist dalam tujuh laga. Namun, penampilan gemilang itu harus dibayar mahal karena masalah cedera mulai menghampiri Messi,” ujar Veth.
“Ia cuma mampu mengemas satu gol dan dua assist saat MLS kembali bergulir. Absennya Messi karena cedera juga membuat Inter Miami disoraki banyak penonton karena tak menyertakan sang bintang kala melakoni tur ke Arab Saudi dan Asia Tenggara,” lanjut Veth.
Di usianya yang kini sudah memasuki 36 tahun, Messi memang jadi lebih rentan cedera. Kondisi itu membuat Inter Miami tak lagi bisa memforsir tenaga Messi.
“Absen di tur internasional sebenarnya berdampak positif pada kebugaran Messi. Ia mengawali musim dengan kontribusi lima gol dan dua assist di lima laga. Namun, Messi langsung absen di tiga laga terakhir MLS karena masalah cedera otot dan ia juga terpaksa absen dari timnas Argentina di jeda internasional bulan Maret ini,” ujar Veth.
Kalaupun ada yang bisa menghibur para penggemar Messi adalah soal fakta bahwa sang idola masih berstatus sebagai pemain termahal di MLS.
Dalam skala lebih luas lagi, Messi bahkan masih menjadi pemain aktif berusia 34 tahun ke atas termahal di seluruh dunia.
Dari kaca mata finansial dan bisnis, Messi juga masih sangat berharga dalam industri sepak bola Amerika Serikat. Popularitas MLS terangkat dan Apple TV selaku pemegang hak siar juga ikut kebagian untung.
Apalagi buat Inter Miami. Nilai valuasi klub yang dimiliki David Beckham itu meroket hanya dalam beberapa bulan. Persentase peningkatannya mencapai 74% dari 538 juta dollar menjadi 1 miliar dollar lebih.
“Beragam hal di atas memang sulit untuk dinilai. Yang pasti, Messi merupakan satu dari sedikit pemain, yang meski usianya sudah cukup berumur, punya nilai jual lebih tinggi ketimbang harganya di pasaran,” tutup Veth.