Kabar mengejutkan hadir dalam rilis terbaru BWF, Rabu (3/4). Lewat akun resmi Instagram mereka @bwf.official, federasi bulutangkis dunia itu merilis daftar 12 pemain teratas dari lima kategori yang berhak lolos ke Olimpiade Paris 2024.
Dari daftar tersebut, baru lima pemain asal Indonesia yang berhak lolos ke Olimpiade Paris 2024. Mereka adalah Jonatan Christie dan Anthony Sinisuka Ginting di sektor tunggal putra, Gregoria Mariska Tunjung di sektor tunggal putri, Fajar Alfian/M. Rian Ardianto di sektor ganda putra, dan Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti di sektor ganda putri.
Sedangkan di sektor ganda campuran, belum ada satu wakil Indonesia yang masuk dalam daftar 12 peringkat terbaik tersebut.
View this post on Instagram
Meski begitu, bukan berarti peluang wakil-wakil Merah-Putih lainnya sudah resmi tertutup. Dari timeline Race to Olympic versi BWF, periode kualifikasi masih bakal berlangsung hingga 28 April 2024. Turnamen terdekat yang bisa dijadikan batu lompatan adalah Kejuaraan Asia 2024 pada 9 hingga 14 April mendatang.
Salah satu wakil Indonesia yang masih bisa bersaing dan berpeluang lolos ke Olimpiade Paris 2024 adalah pasangan ganda putra, Muhammad Shohibul Fikri/Bagas Maulana. Keduanya diharapkan tampil optimal di Kejuaraan Asia 2024.
Pada turnamen terakhir yang diikuti Bagas/Fikri, yakni Swiss Open, keduanya cuma menjadi runner-up usai kalah di final dari pasangan Inggris, Ben Lane/Sean Vendy. Lane/Vendy kini menempati peringkat 10 di daftar Race to Olympic.
“Targetnya tetap juara di Kejuaraan Asia. Jika pada Swiss Open mereka bisa juara, harusnya lebih ringan lagi sebenarnya bagi Fikri/Bagas. Setelah kalah (cuma jadi runner-up), tugas mereka jadi tambah berat untuk Kejuaraan Asia,” ujar Kabid Binpres PP PBSI, Rikcy Soebagdja, Selasa (2/4).
“Minimal mereka (Fikri/Bagas) menembus delapan besar agar ganda putra Indonesia meloloskan dua pasang,” sambung Ricky.
Selain persiapan Kejuaraan Asia 2024, PBSI juga meminta para pemain untuk tetap fokus ke beberapa turnamen BWF World Tour yang akan digelar pada Mei hingga Juni mendatang seperti Thailand Open (14-19 Mei), Malaysia Masters (21-16 Mei), Singapore Open (28 Mei-2 Juni), dan Indonesia Open (4-9 Juni).
Meski ajang-ajang besar itu tak lagi masuk hitungan dalam Race to Olympic, namun hasil-hasil yang diraih para pemain bakal menentukan peringkat mereka di rangking dunia versi BWF yang nantinya jadi patokan dalam menentukan seeded di Olimpiade.
“Jadi ajang-ajang seperti Indonesia Open, memang tak lagi menentukan tiket lolos Olimpiade, tapi tetap penting karena seeded di Olimpiade dilihat dari rangking dunia, bukan dari Race to Olympic. Jangan sampai nanti sudah bertemu pemain unggulan di babak awal,” tutup Ricky.