Coventry akan mencoba berpartisipasi positif dengan tampil bagus, begitu kata pelatih Coventry City, Mark Robbins. The Sky Blues merendah sebelum laga semifinal Piala FA kontra raksasa, Manchester United, pada Minggu (21/4). Merendah buat ngagetin?
Menyadari diri sebagai tim underdog alias tidak diunggulkan, Coventry menyanjung United sebagai favorit. Sebagian besar ramalan menyebut The Red Devils akan memenangi partai empat besar di Wembley pada Ahad ini.
Coventry pernah sekali mengangkat Piala FA, yakni pada 1987 usai mengempaskan Tottenham di final. United sudah 12 kali menjadi kampiun kompetisi ini.
“Kita tahu mereka jauh lebih diunggulkan, favorit utama, untuk memenangi laga ini. Mereka diharapkan menang. Sesederhana itu. Kami tahu sekadar meramaikan, tapi kami harus memainkan peran dalam permainan sepositif mungkin,” ucap Robins seperti dilansir BBC.
The Sky Blues tetap mengintip peluang memberi kejutan. Namun, menurut Robins, syarat agar Coventry racikannya dapat mengagetkan adalah penampilan bagus.
Coventry semakin underdog seiring performa di liga. Peluang Si Biru Langit ke zona play-off promosi dari Championship Division menciut drastis setelah hanya mampu mendulang tiga angka dari empat pertandingan terakhir Sky Blues berpotensi menjadikan penampilan di empat besar Piala FA ini sebagai pelampiasan kiprah buruk di liga tersebut.
“Pertama dan utama, kami harus tampil mengilap. Kiprah di liga, di bagian akhir musim, jelas tidak brilian. Semua orang membicarakannya,” ucap Robins.
View this post on Instagram
Kejutan bukan hal baru buat Robins. Sosok berusia 54 tahun itu sendiri merupakan fitur unik dari partai nanti. Ia memulai karier pemain di Man. United. Robins mencetak gol di ronde ketiga Piala FA 1990 ke gawang Nottingham Forest. Gol itu dipercaya telah menyelamatkan Alex Ferguson dari pemecatan kala itu.
Yang bisa menaikkan kans Coventry tak lain dari kiprah United yang juga sedang jeblok di Premier League. Meski bisa mengalahkan Liverpool di perempat final di Old Trafford secara dramatis, Red Devils hanya bisa mencatatkan tiga kali seri sekali kalah di empat laga terakhir mereka. Di Prem, United terseok-seok di peringkat ketujuh.
“Kami tentu ingin memenangi setiap pertandingan. Jadi, saat tidak bisa melakukannya, kami kecewa dan frustrasi. Namun, kami tahu bisa mengalahkan tim terbaik sekalipun. Kami ingin tampil di level kami dan mencapai titik tinggi,” ucap Erik ten Hag.
Di atas kertas, United akan melenggang ke final. Namun, jika United belum lepas dari tekanan dan Coventry tampil lepas sebagai underdog, kejutan bisa terjadi lagi seperti saat mereka mengempaskan Wolverhampton Wanderers di perempat final di Molineux. Hanya, sepertinya tidak ada kejutan.